4 November 2025, 9:42 AM WIB

Surabaya Siaga Hadapi Musim Hujan, Dinas SDA Normalisasi Saluran dan Siagakan Unit Reaksi Cepat

METROTODAY, SURABAYA – Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) melakukan berbagai upaya menjelang musim penghujan, mulai dari normalisasi saluran hingga pemeliharaan infrastruktur vital untuk penanggulangan banjir untuk meminimalkan potensi banjir dan genangan.

Kepala Bidang Drainase DSDABM Kota Surabaya, Windo Gusman Prasetyo, menjelaskan bahwa seluruh kegiatan difokuskan pada upaya pencegahan sejak dini, khususnya selama musim kemarau lalu.

“Secara pengelolaan drainase, kami telah memaksimalkan upaya pemeliharaan. Kegiatan utama kami adalah normalisasi sedimen skala besar, termasuk penanganan eceng gondok dan endapan lumpur. Ini merupakan upaya kolaboratif lintas sektor yang kuat, melibatkan DLH (Dinas Lingkungan Hidup), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi, karena banyak saluran utama yang saling terhubung,” jelas Windo, Senin (20/10).

Windo menegaskan, pengerjaan fisik, termasuk normalisasi saluran, dilakukan sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan difokuskan pada titik-titik yang membutuhkan penanganan genangan segera. Fokus utama adalah mengembalikan kapasitas daya tampung air di saluran.

“Setelah proses normalisasi yang efektif membersihkan sedimen lumpur dan sampah, yang terjadi adalah pengembalian kapasitas saluran ke kondisi optimalnya, yang secara signifikan akan meningkatkan kemampuan saluran dalam menerima debit air hujan,” tegasnya.

Meskipun tantangan kebutuhan alat berat cukup besar, DSDABM tetap memprioritaskan saluran dengan dampak strategis tinggi.

Sejumlah saluran primer dan sekunder yang menjadi fokus pengerjaan utama, antara lain saluran Avour Wonorejo, Kebon Agung, Pegirian, Kali Tebu, dan kawasan Semolowaru.

Bidang Sarana dan Prasarana (Sarpras) DSDABM telah menjalankan evaluasi dan identifikasi menyeluruh terhadap kinerja rumah pompa dan bozem.

Pengecekan kondisi genset juga rutin dilakukan untuk memastikan operasional pompa tidak terganggu saat terjadi pemadaman listrik.

“Kami pastikan seluruh fungsi pompa banjir berjalan optimal. Kegiatan perbaikan dan pemeliharaan ini adalah agenda rutin yang kami lakukan sebagai bagian integral dari kesiapan menghadapi curah hujan tinggi,” imbuh Windo.

DSDABM telah mengidentifikasi titik-titik yang memerlukan perhatian serius, di mana kerawanan genangan masih terdistribusi merata di beberapa wilayah, termasuk kawasan utara, timur, dan barat Surabaya.

“Meskipun pembangunan box culvert di Petemon dan Tengger serta normalisasi di Kalianak telah rampung, peningkatan kapasitas rumah pompa yang melayani kawasan tersebut masih menjadi kebutuhan mendesak,” terangnya.

Windo menekankan bahwa penanggulangan banjir adalah upaya kolektif.

Ia mengimbau masyarakat untuk turut menjaga kebersihan saluran dengan tidak membuang sampah, aktif melakukan kerja bakti, dan saling menginformasikan titik genangan agar tim dapat bertindak cepat.

“Namun, kami juga mengimbau masyarakat untuk turut menjaga kebersihan saluran dengan tidak membuang sampah, aktif melakukan kerja bakti, dan yang terpenting, saling menginformasikan titik genangan agar tim kami dapat bertindak cepat,” pesannya.

DSDABM telah menyiagakan Satuan Tugas Unit Reaksi Cepat (URC) di setiap wilayah, yang siap bergerak 24 jam untuk perbaikan dan penanggulangan genangan.

“Upaya ini menunjukkan komitmen kuat Pemkot Surabaya untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi warganya dalam menghadapi tantangan musim hujan,” pungkasnya. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) melakukan berbagai upaya menjelang musim penghujan, mulai dari normalisasi saluran hingga pemeliharaan infrastruktur vital untuk penanggulangan banjir untuk meminimalkan potensi banjir dan genangan.

Kepala Bidang Drainase DSDABM Kota Surabaya, Windo Gusman Prasetyo, menjelaskan bahwa seluruh kegiatan difokuskan pada upaya pencegahan sejak dini, khususnya selama musim kemarau lalu.

“Secara pengelolaan drainase, kami telah memaksimalkan upaya pemeliharaan. Kegiatan utama kami adalah normalisasi sedimen skala besar, termasuk penanganan eceng gondok dan endapan lumpur. Ini merupakan upaya kolaboratif lintas sektor yang kuat, melibatkan DLH (Dinas Lingkungan Hidup), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi, karena banyak saluran utama yang saling terhubung,” jelas Windo, Senin (20/10).

Windo menegaskan, pengerjaan fisik, termasuk normalisasi saluran, dilakukan sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan difokuskan pada titik-titik yang membutuhkan penanganan genangan segera. Fokus utama adalah mengembalikan kapasitas daya tampung air di saluran.

“Setelah proses normalisasi yang efektif membersihkan sedimen lumpur dan sampah, yang terjadi adalah pengembalian kapasitas saluran ke kondisi optimalnya, yang secara signifikan akan meningkatkan kemampuan saluran dalam menerima debit air hujan,” tegasnya.

Meskipun tantangan kebutuhan alat berat cukup besar, DSDABM tetap memprioritaskan saluran dengan dampak strategis tinggi.

Sejumlah saluran primer dan sekunder yang menjadi fokus pengerjaan utama, antara lain saluran Avour Wonorejo, Kebon Agung, Pegirian, Kali Tebu, dan kawasan Semolowaru.

Bidang Sarana dan Prasarana (Sarpras) DSDABM telah menjalankan evaluasi dan identifikasi menyeluruh terhadap kinerja rumah pompa dan bozem.

Pengecekan kondisi genset juga rutin dilakukan untuk memastikan operasional pompa tidak terganggu saat terjadi pemadaman listrik.

“Kami pastikan seluruh fungsi pompa banjir berjalan optimal. Kegiatan perbaikan dan pemeliharaan ini adalah agenda rutin yang kami lakukan sebagai bagian integral dari kesiapan menghadapi curah hujan tinggi,” imbuh Windo.

DSDABM telah mengidentifikasi titik-titik yang memerlukan perhatian serius, di mana kerawanan genangan masih terdistribusi merata di beberapa wilayah, termasuk kawasan utara, timur, dan barat Surabaya.

“Meskipun pembangunan box culvert di Petemon dan Tengger serta normalisasi di Kalianak telah rampung, peningkatan kapasitas rumah pompa yang melayani kawasan tersebut masih menjadi kebutuhan mendesak,” terangnya.

Windo menekankan bahwa penanggulangan banjir adalah upaya kolektif.

Ia mengimbau masyarakat untuk turut menjaga kebersihan saluran dengan tidak membuang sampah, aktif melakukan kerja bakti, dan saling menginformasikan titik genangan agar tim dapat bertindak cepat.

“Namun, kami juga mengimbau masyarakat untuk turut menjaga kebersihan saluran dengan tidak membuang sampah, aktif melakukan kerja bakti, dan yang terpenting, saling menginformasikan titik genangan agar tim kami dapat bertindak cepat,” pesannya.

DSDABM telah menyiagakan Satuan Tugas Unit Reaksi Cepat (URC) di setiap wilayah, yang siap bergerak 24 jam untuk perbaikan dan penanggulangan genangan.

“Upaya ini menunjukkan komitmen kuat Pemkot Surabaya untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi warganya dalam menghadapi tantangan musim hujan,” pungkasnya. (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/