METROTODAY, SURABAYA –Pemkot Surabaya meningkatkan pengawasan di kawasan eks lokalisasi Moroseneng menyusul adanya dugaan praktik prostitusi ilegal.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengajak seluruh tokoh masyarakat dan warga sekitar untuk bergotong royong melakukan pengawasan ketat (waskat) demi menjaga kawasan tersebut dari aktivitas terselubung.
Eri Cahyadi menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya telah melakukan penjagaan rutin di kawasan tersebut. Petugas disiagakan di setiap pos yang dibuat di beberapa titik di wilayah eks lokalisasi Moroseneng.
“Jadi kita melakukan penjagaan, mulai jam 10 malam sampai jam 4 pagi. Penjagaan dilakukan berkeliling ya, ada pos-pos yang kita buat untuk menjaga wilayah tersebut,” ungkap Eri, Senin (13/10).
Terkait aduan masyarakat terhadap dugaan aktivitas prostitusi ilegal, Pemkot Surabaya akan terus melakukan pemantauan intensif dan melibatkan masyarakat serta kepolisian. Untuk menghilangkan fitnah dan memastikan transparansi, Eri meminta agar tokoh masyarakat dan kepolisian diikutsertakan dalam pengamanan wilayah.
“Kita mengajak tokoh masyarakat, kita ajak kepolisian untuk informasikan. Sebenarnya di situ ada tidak praktik seperti itu. Biar tidak ada fitnah. Sehingga sekarang di tempat-tempat itu kan kita ada pos. Makanya saya minta untuk jaga di sana supaya bisa membuktikan ada tidaknya aktivitas seperti itu,” kata Eri.
Sebagai langkah antisipasi preventif, Pemkot Surabaya telah memastikan adanya pos penjagaan di Moroseneng. Selain itu, Eri juga menginstruksikan pemanfaatan rumah-rumah yang telah dibeli oleh Pemkot untuk kegiatan positif bagi seluruh warga.
“Rumah-rumah yang dibeli tadi itu, maka saya minta untuk dijadikan tempat-tempat kegiatan. Jadi, ya kegiatan anak muda, posko Karang Taruna, apa-apa. Jadi kan rame. Kalau rame kan tidak mungkin ada kegiatan (prostitusi) itu,” tuturnya.
Ia juga menghimbau kepada seluruh warga Surabaya agar ikut serta menjaga kota dari segala bentuk praktik prostitusi, termasuk tempat-tempat seperti panti pijat yang disalahgunakan.
“Saya sampaikan kepada seluruh masyarakat untuk melaporkan apabila menemukan praktik-praktik negatif (prostitusi) di lingkungannya. Terus juga mohon maaf, tempat-tempat lainnya yang disalahgunakan. Saya nyuwun tulung (minta tolong). Surabaya ini ayo kita jaga bersama,” tegas Eri.
Ia menekankan bahwa keberhasilan dalam menjaga kota terletak pada kebersamaan dan pengawasan melekat (waskat) oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Kalau ada yang seperti itu, tolong segera laporkan dan foto. Kita tangkap, kita selesaikan. Karena pemerintah kota tidak akan pernah bisa melakukan sendiri. Tapi kebersamaan dan pengawasan bersama, waskat yang dilakukan masyarakat, maka itu jauh lebih efektif,” pungkasnya. (ahm)

