JPO Siola yang Berusia 38 Tahun Dibongkar, Bakal Diganti Jembatan Modern Berkonsep Open View

METROTODAY, SURABAYA – Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Siola di Jalan Tunjungan, Surabaya, resmi dibongkar untuk digantikan dengan jembatan baru yang lebih modern, terbuka, dan terintegrasi dengan pemandangan sekitarnya.

Pembongkaran JPO yang telah berdiri sejak 1987 ini dilakukan karena dinilai sudah tidak layak dan tidak terhubung secara optimal dengan bangunan serta jalan di sekitarnya.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menjelaskan bahwa jembatan pengganti akan dirancang dengan konsep terbuka agar dapat menjadi tempat bagi warga untuk menikmati dan mengambil foto pemandangan Jalan Tunjungan dari ketinggian.

“Nanti tetap jembatan bentuknya, tapi lebih terbuka. Jadi bisa digunakan masyarakat untuk foto dengan view dari ketinggian,” ujarnya, Minggu (10/8).

Proyek pembangunan jembatan baru ini akan didanai sebagian besar oleh pihak swasta atau investor melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

“Untuk pembangunannya tidak banyak menggunakan APBD. Kita akan gandeng investor dan tenaga ahli dalam merancang jembatan itu,” terang Eri.

Pembangunan JPO baru Siola ini sejalan dengan strategi Pemkot Surabaya dalam penataan kawasan dan meramaikan kawasan ikonis di sepanjang Jalan Tunjungan.

“Harapannya nanti Jalan Tunjungan semakin ramai, apalagi kalau nanti ada JPO yang baru, jadi banyak tempat foto menarik,” harapnya.

Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati, mengungkapkan bahwa JPO Siola yang dulu dimanfaatkan sebagai kawasan pertokoan memang membutuhkan peremajaan karena kondisinya sudah rapuh.

Hasil kajian tim independen di awal tahun 2025 menunjukkan bahwa beberapa bagian jembatan sudah dalam kondisi rapuh dan tidak aman.

“Berdasarkan kajian dari tim independen, jembatan itu memang sudah ada yang rapuh. Karena itu, harus segera diselamatkan. Makanya harus dilakukan pembongkaran dan nanti akan dibangun kembali,” tutur Wiwiek.

Pemkot Surabaya menargetkan proyek ini selesai pada Desember 2025 sehingga dapat digunakan masyarakat umum pada awal tahun 2026. Desain JPO baru akan dibuat lebih estetik dan terbuka agar dapat menjadi spot baru untuk berswafoto.

“Fungsinya tetap sama sebagai JPO, menghubungkan orang dari Siola menuju Jalan Tanjung Anom, tetapi dibuat menonjol estetikanya,” jelasnya.

Wiwiek memastikan bahwa pembangunan jembatan tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat karena sudah dilakukan penyesuaian waktu.

“Kami juga memastikan pembangunan jembatan tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat, karena sudah dilakukan penyesuaian waktunya,” pungkasnya. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Siola di Jalan Tunjungan, Surabaya, resmi dibongkar untuk digantikan dengan jembatan baru yang lebih modern, terbuka, dan terintegrasi dengan pemandangan sekitarnya.

Pembongkaran JPO yang telah berdiri sejak 1987 ini dilakukan karena dinilai sudah tidak layak dan tidak terhubung secara optimal dengan bangunan serta jalan di sekitarnya.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menjelaskan bahwa jembatan pengganti akan dirancang dengan konsep terbuka agar dapat menjadi tempat bagi warga untuk menikmati dan mengambil foto pemandangan Jalan Tunjungan dari ketinggian.

“Nanti tetap jembatan bentuknya, tapi lebih terbuka. Jadi bisa digunakan masyarakat untuk foto dengan view dari ketinggian,” ujarnya, Minggu (10/8).

Proyek pembangunan jembatan baru ini akan didanai sebagian besar oleh pihak swasta atau investor melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

“Untuk pembangunannya tidak banyak menggunakan APBD. Kita akan gandeng investor dan tenaga ahli dalam merancang jembatan itu,” terang Eri.

Pembangunan JPO baru Siola ini sejalan dengan strategi Pemkot Surabaya dalam penataan kawasan dan meramaikan kawasan ikonis di sepanjang Jalan Tunjungan.

“Harapannya nanti Jalan Tunjungan semakin ramai, apalagi kalau nanti ada JPO yang baru, jadi banyak tempat foto menarik,” harapnya.

Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati, mengungkapkan bahwa JPO Siola yang dulu dimanfaatkan sebagai kawasan pertokoan memang membutuhkan peremajaan karena kondisinya sudah rapuh.

Hasil kajian tim independen di awal tahun 2025 menunjukkan bahwa beberapa bagian jembatan sudah dalam kondisi rapuh dan tidak aman.

“Berdasarkan kajian dari tim independen, jembatan itu memang sudah ada yang rapuh. Karena itu, harus segera diselamatkan. Makanya harus dilakukan pembongkaran dan nanti akan dibangun kembali,” tutur Wiwiek.

Pemkot Surabaya menargetkan proyek ini selesai pada Desember 2025 sehingga dapat digunakan masyarakat umum pada awal tahun 2026. Desain JPO baru akan dibuat lebih estetik dan terbuka agar dapat menjadi spot baru untuk berswafoto.

“Fungsinya tetap sama sebagai JPO, menghubungkan orang dari Siola menuju Jalan Tanjung Anom, tetapi dibuat menonjol estetikanya,” jelasnya.

Wiwiek memastikan bahwa pembangunan jembatan tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat karena sudah dilakukan penyesuaian waktu.

“Kami juga memastikan pembangunan jembatan tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat, karena sudah dilakukan penyesuaian waktunya,” pungkasnya. (ahm)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/