METROTODAY, SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama TNI-Polri berhasil menekan aktivitas anak-anak di jalanan pada malam hari, termasuk balap liar dan aksi geng motor. Hasil evaluasi selama dua pekan terakhir menunjukkan operasi sweeping jam malam yang digelar di seluruh Kota Pahlawan membuahkan hasil signifikan.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Luthfie Sulistiawan menegaskan upaya penertiban balap liar akan terus ditingkatkan, terutama pada akhir pekan.
“(Pencegahan) balap liar kita koordinasi juga dengan Pak Dandim, setiap malam libur terutama, meskipun hari-hari biasa juga dilaksanakan, tapi setiap malam libur kita perkuat,” ujar Kombes Luthfie, Selasa (22/7).

Hasil evaluasi kepolisian menunjukkan pergeseran waktu pelaksanaan balap liar. “Hasil evaluasi mainnya (balap liar) ada yang setelah pukul 04.00 WIB. Jadi sekarang kita tambah mulai pukul 00.00 WIB sampai dengan pukul 05.30 WIB,” papar Kombes Luthfie.
Ia menambahkan bahwa patroli intensif telah membuahkan hasil yang menggembirakan. “Seperti malam Minggu kemarin, juga kita evaluasi sampai pagi, alhamdulillah juga nihil (balap liar). Dan itu akan terus kita lakukan,” tegasnya.
Sebagai langkah pencegahan jangka panjang, kepolisian mengintensifkan pendekatan ke bengkel-bengkel motor melalui Bhabinkamtibmas untuk mencegah modifikasi kendaraan untuk balapan liar.
“Kita sekarang lagi gerakkan Binmas ke bengkel-bengkel untuk juga mengimbau mereka supaya jangan menjadi tempat untuk mungkin motor-motor balapan,” jelas Luthfie.
Patroli gabungan dan pengawasan intensif juga dilakukan di seluruh wilayah hukum Polrestabes Surabaya. “Kita sebar semua, seluruh Polsek kita libatkan, tapi jalur-jalur utama kita prioritaskan,” tegasnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menjelaskan, kegiatan malam yang produktif, seperti mengerjakan tugas sekolah atau kuliah, masih diperbolehkan sehingga selama dua Minggu ini kegiatan anak-anak diluar dapat ditekan.
“Alhamdulillah, terkait balap liar, dua minggu ini sudah berkurang jauh,” ujar Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.
Ia menekankan peran aktif Satgas Kampung Pancasila di setiap wilayah sebagai kunci keberhasilan. “Pergerakan itu dilakukan oleh masing-masing Satgas Kampung Pancasila. Ini yang saya harapkan,” imbuhnya.
Eri juga menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat untuk menjaga lingkungan serta orang tua yang menjaga anak-anak untuk tetap berada di rumah.
“Kalau kampung itu bergerak, maka kota itu juga akan merasakan dampaknya. Pencegahan itu dilakukan mulai yang terkecil, di dalam keluarga dan perkampungan,” jelasnya.
Evaluasi menunjukkan penurunan signifikan pada berbagai indikator keamanan, termasuk kasus curanmor, keberadaan geng motor, dan anak-anak di bawah umur yang berkeliaran di malam hari.
“Alhamdulillah, dengan evaluasi ini, curanmornya turun, geng motor turun, kemudian anak-anak yang di jalanan juga turun, bahkan tidak ditemukan (saat malam) di bawah umur,” ungkapnya.
Dukungan masyarakat terhadap kebijakan sweeping jam malam terbilang tinggi. Bahkan, ada permintaan agar anak-anak di atas 17 tahun juga diawasi.
“Malah sekarang permintaan masyarakat banyak, yang usia di atas 17 tahun juga sweeping sekalian. Tapi kita tidak bisa begitu, kita akan lihat dulu kegiatannya positif atau negatif,” pungkasnya. (ahm)