4 November 2025, 23:44 PM WIB

Jadikan SMSI Gerakan Kolektif Menjaga Marwah Pers Nasional di Ranah Digital!

METROTODAY, JAKARTA – Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) tidak sekadar merupakan wadah organisasi, tetapi juga menjadi gerakan kolektif untuk menjaga marwah pers nasional di ranah digital. SMSI ingin memastikan transformasi media berjalan dengan etika, akurasi, dan keberpihakan pada kebenaran serta kepentingan publik

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Prof Dr Harris Arthur Hedar SH MH, ketua Dewan Pembina SMSI yang juga guru besar Bidang Hukum Kebijakan Publik saat membuka dialog nasional bertema Media Baru; Peluang dan Tantangannya.

Dialog berlangsung di Kantor SMSI Pusat, Jalan Vereran, Jakarta, dan diperluas lewat aplikasi zoom pada Selasa (7 Oktober 2025). Dialog nasional itu juga menghadirkan pembicara Ketua Umum SMSI Firdaus, Ketua Dewan Pakar SMSI Prof Yuddy Chrisnandi, Wakil Ketua Dewan Pers Totok Suryanto, dan pembicara lain, seperti Dr Abraham Samad, Prof Henry Subiakto, Hersubeno Arif, serta Ilona Juwita.

Sebagai Ketua Dewan Pembina, Prof Harris menyatakan SMSI harus terus berupaya melakukan berbagai langkah strategis dan berdampak luas bagi masyarakat, pemerintah, maupun anggota SMSI sendiri.

Di antaranya, mendorong literasi digital bagi masyarakat dan ekosistem media, memperjuangkan perlindungan hukum bagi jurnalis dan perusahaan media siber, meningkatkan kompetensi teknologi dan bisnis media, serta menjaga sinergi dengan pemerintah, Dewan Pers, maupun pemangku kepentingan lainnya.

”Saya berharap, dialog ini melahirkan pemikiran tajam dan rekomendasi konkret. Baik untuk SMSI sendiri maupun bagi dunia media siber Indonesia,” tuturnya.

Menurut Prof Harris, yang juga sangat penting saat ini ialah bagaimana menghadapi derasnya konten user generated, algoritma platform global, serta tantangan etik dan hukum. Bagaimana media siber tetap menjadi watch dog demokrasi sekaligus adaptif terhadap perkembangan industri.

”Kita harus menjadikan SMSI sebagai rumah besar bagi media siber yang kredibel, berdaya, dan berpihak pada kepentingan bangsa,” tegas Prof Harris.

Dia menyatakan mengapresiasi kerja keras panitia, Dewan Pakar, dan seluruh pengurus SMSI atas penyelenggaraan forum penting ini. Dia mengajak momentum ini dijadikan sebagai pijakan untuk memperkuat kualitas media siber Indonesia. Agar tetap tangguh, adaptif, namun tidak kehilangan jati diri dan tanggung jawab sosialnya.

Mengapa tema Media Baru; Peluang dan Tantangannya dipilih dalam dialog ini? Dia menjelaskan, bagi SMSI yang mempunyai ribuan perusahaan media siber, fenomena ini menghadirkan dua sisi.

Pertama, peluang besar untuk memperluas jangkauan, mempercepat distribusi informasi, dan memperkuat demokratisasi pengetahuan.

Kedua, tantangan serius berupa arus disinformasi, hoaks, polarisasi opini, serangan siber, dan tekanan model bisnis media yang terus berubah.

Sebagai Dewan Pembina, Prof Harris memandang, dialog nasional SMSI ini menjadi momentum penting bagi SMSI untuk memperkuat kapasitas strategis media siber Indonesia agar tetap independen, profesional, dan memiliki daya saing tinggi di era platform digital global. (MT)

METROTODAY, JAKARTA – Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) tidak sekadar merupakan wadah organisasi, tetapi juga menjadi gerakan kolektif untuk menjaga marwah pers nasional di ranah digital. SMSI ingin memastikan transformasi media berjalan dengan etika, akurasi, dan keberpihakan pada kebenaran serta kepentingan publik

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Prof Dr Harris Arthur Hedar SH MH, ketua Dewan Pembina SMSI yang juga guru besar Bidang Hukum Kebijakan Publik saat membuka dialog nasional bertema Media Baru; Peluang dan Tantangannya.

Dialog berlangsung di Kantor SMSI Pusat, Jalan Vereran, Jakarta, dan diperluas lewat aplikasi zoom pada Selasa (7 Oktober 2025). Dialog nasional itu juga menghadirkan pembicara Ketua Umum SMSI Firdaus, Ketua Dewan Pakar SMSI Prof Yuddy Chrisnandi, Wakil Ketua Dewan Pers Totok Suryanto, dan pembicara lain, seperti Dr Abraham Samad, Prof Henry Subiakto, Hersubeno Arif, serta Ilona Juwita.

Sebagai Ketua Dewan Pembina, Prof Harris menyatakan SMSI harus terus berupaya melakukan berbagai langkah strategis dan berdampak luas bagi masyarakat, pemerintah, maupun anggota SMSI sendiri.

Di antaranya, mendorong literasi digital bagi masyarakat dan ekosistem media, memperjuangkan perlindungan hukum bagi jurnalis dan perusahaan media siber, meningkatkan kompetensi teknologi dan bisnis media, serta menjaga sinergi dengan pemerintah, Dewan Pers, maupun pemangku kepentingan lainnya.

”Saya berharap, dialog ini melahirkan pemikiran tajam dan rekomendasi konkret. Baik untuk SMSI sendiri maupun bagi dunia media siber Indonesia,” tuturnya.

Menurut Prof Harris, yang juga sangat penting saat ini ialah bagaimana menghadapi derasnya konten user generated, algoritma platform global, serta tantangan etik dan hukum. Bagaimana media siber tetap menjadi watch dog demokrasi sekaligus adaptif terhadap perkembangan industri.

”Kita harus menjadikan SMSI sebagai rumah besar bagi media siber yang kredibel, berdaya, dan berpihak pada kepentingan bangsa,” tegas Prof Harris.

Dia menyatakan mengapresiasi kerja keras panitia, Dewan Pakar, dan seluruh pengurus SMSI atas penyelenggaraan forum penting ini. Dia mengajak momentum ini dijadikan sebagai pijakan untuk memperkuat kualitas media siber Indonesia. Agar tetap tangguh, adaptif, namun tidak kehilangan jati diri dan tanggung jawab sosialnya.

Mengapa tema Media Baru; Peluang dan Tantangannya dipilih dalam dialog ini? Dia menjelaskan, bagi SMSI yang mempunyai ribuan perusahaan media siber, fenomena ini menghadirkan dua sisi.

Pertama, peluang besar untuk memperluas jangkauan, mempercepat distribusi informasi, dan memperkuat demokratisasi pengetahuan.

Kedua, tantangan serius berupa arus disinformasi, hoaks, polarisasi opini, serangan siber, dan tekanan model bisnis media yang terus berubah.

Sebagai Dewan Pembina, Prof Harris memandang, dialog nasional SMSI ini menjadi momentum penting bagi SMSI untuk memperkuat kapasitas strategis media siber Indonesia agar tetap independen, profesional, dan memiliki daya saing tinggi di era platform digital global. (MT)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/