14 December 2025, 13:35 PM WIB

Dono Pradana Ungkap Fakta Lucu di Balik Layar Pesugihan Sate Gagak, Bikin Wali Kota Eri Ngakak

METROTODAY, SURABAYA – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menggelar acara nonton bareng (nobar) film komedi horor berjudul Pesugihan Sate Gagak di Tunjungan Plaza XXI bersama 300 anak muda Surabaya, Minggu (16/11).

Film ini merupakan karya kolaborasi dua sutradara, Dono Pradana, seorang komika asal Surabaya, dan Etienne Caesar.

Film berdurasi 1 jam 45 menit ini dibintangi oleh Ardit Erwandha, Yono Bakrie, Benedictus Siregar, Nunung, Arief Didu, Yoriko Angeline, serta komedian lokal Firza Falaza dan Arif Alfiansyah.

Seusai menyaksikan film, Eri menyampaikan apresiasinya. Film ini luar biasa karena menunjukkan bahwa arek Suroboyo mampu membuat karya sekaliber ini.

Eri menekankan pesan moral yang terkandung dalam film tersebut. “Pesan intinya jelas, tidak ada yang berhasil dalam sebuah kehidupan tanpa melalui tahap proses yang harus kita lewati, tidak ada yang serba instan. Betul, hidup tidak bisa langsung enak,” tegasnya.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat nobar film karya arek Suroboyo, Pesugihan Setan Gagak, di Tunjungan Plaza XXI, Minggu (16/11). (Foto: Istimewa)

Eri juga mengungkapkan keyakinannya bahwa film ini akan memacu semangat anak-anak muda untuk berjuang menciptakan karya dan inovasi.

“Ayo kita bangun Surabaya bersama anak-anak muda. Contoh nyata ada pada Mas Dono dan Mas Firza, mereka luar biasa, bisa membuat film yang menembus pasar nasional. Karena itu, saya yakin ekonomi kreatif dan industri kreatif bisa benar-benar muncul dari Surabaya,” tambahnya.

Selain itu, Eri mengaku perasaannya campur aduk saat menonton film tersebut.

“Film ini lucu, ringan, dan mengena, namun menyimpan pesan mendalam bahwa proses dan perjuangan sangat dibutuhkan untuk keberhasilan. Peran orang tua, peran seorang istri yang kuat, dan yang terpenting, peran sahabat itu luar biasa. Dalam keadaan susah dan duka, sahabatlah yang saling menguatkan dan menjaga. Maka, jadikan sahabatmu saudara sejati,” ungkapnya.

Sutradara Dono Pradana menjelaskan bahwa film ini berfokus pada tiga karakter yang terjerat masalah ekonomi dan memilih jalan pintas melalui ritual Pesugihan Sate Gagak.

“Akibatnya, mereka menjadi budak demit yang ketagihan sate dan terus menagih imbalan,” jelas Dono.

Dono juga membagikan pengalaman lucu di balik layar. “Saat take adegan hantu, pemeran pocong tiba-tiba jatuh karena merasa didorong oleh makhluk lain. Yang lucu sekali, saat ia jatuh, pemeran kuntilanak dengan sigap menolongnya, lalu mulai merapalkan mantra, seolah-olah meruqyah si pocong. Ini momen antara seram dan lucu yang luar biasa,” ujarnya.

Dono menambahkan bahwa film ini menjadi komedi murni pertama yang diperankan oleh Mami Nunung. Ia juga mengoptimalkan talenta lokal dengan melibatkan komedian Surabaya seperti Firza Falaza dan Rehan Satrio.

Acara nobar ini bermula dari niat Dono untuk mengundang dan pamer kepada Eri.

“Beliau memutuskan menyewa satu studio untuk mengundang anak-anak muda Surabaya, demi menginspirasi bahwa arek Surabaya bisa sukses menjadi sutradara. Semua ini terjadi berkat inisiatif Bapak Wali. Saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada arek-arek Surabaya, serta Bapak Wali Kota kita, Cak Eri Cahyadi,” pungkasnya. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menggelar acara nonton bareng (nobar) film komedi horor berjudul Pesugihan Sate Gagak di Tunjungan Plaza XXI bersama 300 anak muda Surabaya, Minggu (16/11).

Film ini merupakan karya kolaborasi dua sutradara, Dono Pradana, seorang komika asal Surabaya, dan Etienne Caesar.

Film berdurasi 1 jam 45 menit ini dibintangi oleh Ardit Erwandha, Yono Bakrie, Benedictus Siregar, Nunung, Arief Didu, Yoriko Angeline, serta komedian lokal Firza Falaza dan Arif Alfiansyah.

Seusai menyaksikan film, Eri menyampaikan apresiasinya. Film ini luar biasa karena menunjukkan bahwa arek Suroboyo mampu membuat karya sekaliber ini.

Eri menekankan pesan moral yang terkandung dalam film tersebut. “Pesan intinya jelas, tidak ada yang berhasil dalam sebuah kehidupan tanpa melalui tahap proses yang harus kita lewati, tidak ada yang serba instan. Betul, hidup tidak bisa langsung enak,” tegasnya.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat nobar film karya arek Suroboyo, Pesugihan Setan Gagak, di Tunjungan Plaza XXI, Minggu (16/11). (Foto: Istimewa)

Eri juga mengungkapkan keyakinannya bahwa film ini akan memacu semangat anak-anak muda untuk berjuang menciptakan karya dan inovasi.

“Ayo kita bangun Surabaya bersama anak-anak muda. Contoh nyata ada pada Mas Dono dan Mas Firza, mereka luar biasa, bisa membuat film yang menembus pasar nasional. Karena itu, saya yakin ekonomi kreatif dan industri kreatif bisa benar-benar muncul dari Surabaya,” tambahnya.

Selain itu, Eri mengaku perasaannya campur aduk saat menonton film tersebut.

“Film ini lucu, ringan, dan mengena, namun menyimpan pesan mendalam bahwa proses dan perjuangan sangat dibutuhkan untuk keberhasilan. Peran orang tua, peran seorang istri yang kuat, dan yang terpenting, peran sahabat itu luar biasa. Dalam keadaan susah dan duka, sahabatlah yang saling menguatkan dan menjaga. Maka, jadikan sahabatmu saudara sejati,” ungkapnya.

Sutradara Dono Pradana menjelaskan bahwa film ini berfokus pada tiga karakter yang terjerat masalah ekonomi dan memilih jalan pintas melalui ritual Pesugihan Sate Gagak.

“Akibatnya, mereka menjadi budak demit yang ketagihan sate dan terus menagih imbalan,” jelas Dono.

Dono juga membagikan pengalaman lucu di balik layar. “Saat take adegan hantu, pemeran pocong tiba-tiba jatuh karena merasa didorong oleh makhluk lain. Yang lucu sekali, saat ia jatuh, pemeran kuntilanak dengan sigap menolongnya, lalu mulai merapalkan mantra, seolah-olah meruqyah si pocong. Ini momen antara seram dan lucu yang luar biasa,” ujarnya.

Dono menambahkan bahwa film ini menjadi komedi murni pertama yang diperankan oleh Mami Nunung. Ia juga mengoptimalkan talenta lokal dengan melibatkan komedian Surabaya seperti Firza Falaza dan Rehan Satrio.

Acara nobar ini bermula dari niat Dono untuk mengundang dan pamer kepada Eri.

“Beliau memutuskan menyewa satu studio untuk mengundang anak-anak muda Surabaya, demi menginspirasi bahwa arek Surabaya bisa sukses menjadi sutradara. Semua ini terjadi berkat inisiatif Bapak Wali. Saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada arek-arek Surabaya, serta Bapak Wali Kota kita, Cak Eri Cahyadi,” pungkasnya. (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait