24.8 C
Surabaya
25 June 2025, 5:55 AM WIB

Teheran Bantah Bualan Trump soal Klaim Gencatan Senjata Iran vs Israel

METROTODAY, TEHERAN – Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (Selasa WIB) mengeklaim bahwa Iran dan Israel telah menyepakati gencatan senjata secara menyeluruh untuk mengakhiri “perang 12 hari” antara kedua negara itu.

“SELAMAT UNTUK SEMUANYA! Telah disepakati secara penuh oleh dan antara Israel dan Iran bahwa akan dilakukan GENCATAN SENJATA Penuh (kira-kira dalam 6 jam dari sekarang, ketika Israel dan Iran telah meredakan dan menyelesaikan misi akhir yang masih berjalan!), untuk 12 jam, di mana Perang akan dianggap BERAKHIR!” tulis Trump di Truth Social.

Ia menyatakan bahwa Iran akan terlebih dahulu mematuhi gencatan senjata, Israel akan menyusul 12 jam kemudian, dan dalam 24 jam, “berakhirnya secara resmi perang 12 hari akan disambut dunia”.

“Dalam GENCATAN SENJATA, pihak yang lain akan tetap BERDAMAI dan MENGHORMATI,” kata Presiden AS.

Trump juga memuji Israel dan Iran karena memiliki “stamina, keberanian, dan kecerdasan” untuk mengakhiri konflik bersenjata.

“Ini adalah Perang yang bisa terjadi bertahun-tahun, dan menghancurkan seluruh Timur Tengah, tapi nyatanya tak terjadi, dan tak akan terjadi!” kata Trump.

“Tuhan berkati Israel, Tuhan Berkati Iran, Tuhan berkati Timur Tengah, Tuhan berkati Amerika Serikat, dan TUHAN BERKATI DUNIA!” ucap dia, menambahkan.

Namun, Iran membantah klaim sepihak Trump tentang gencatan senjata dengan Israel. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada kesepakatan gencatan senjata atau penghentian operasi militer antara Iran dan Israel.

Namun, ia menegaskan bahwa jika Israel menghentikan serbuan terhadap Iran paling lambat Selasa pukul 04.00 waktu Teheran (08.30 WIB), maka Iran tidak akan melanjutkan serangan balasannya.

Pernyataan tersebut disampaikan Araghchi melalui akun media sosial X miliknya pada pukul 00.46 GMT (07:46 WIB).

“Sampai saat ini, TIDAK ADA ‘kesepakatan’ mengenai gencatan senjata atau penghentian operasi militer. Namun, jika rezim Israel menghentikan agresi ilegalnya terhadap rakyat Iran paling lambat pukul 04.00 waktu Teheran (08:30 WIB), kami tidak berniat melanjutkan serangan balasan setelah itu,” tulis Araghchi.

Ia juga menambahkan bahwa keputusan akhir mengenai penghentian operasi militer Iran akan ditentukan kemudian.

Perang kedua negara yang dipanasi AS ini pecah berawal pada 13 Juni lalu saat rezim pengacau Timur Tengah, Israel, meluncurkan serangan rudal berskala besar terhadap Iran usai menuduh Teheran melaksanakan sebuah program nuklir militer rahasia.

Teheran pun membalas dengan meluncurkan Operasi “True Promise III” pada hari yang sama dengan mengincar sejumlah titik strategis di Israel.

Eskalasi berlanjut pada 22 Juni setelah Amerika Serikat menyerang tiga fasilitas nuklir Iran di Natanz, Fordow, dan Isfahan, sehingga resmi melibatkan diri dalam perang Israel terhadap Iran.

Setelah serangan itu, Trump berkata bahwa Teheran “harus setuju untuk mengakhiri perang sekarang” kalau tak mau menghadapi konsekuensi yang lebih serius.

Iran pun membalas serangan AS dengan meluncurkan rudal ke Pangkalan Militer AS Al Udeid, Qatar, Senin (23/6).

Iran terus membantah program nuklirnya memiliki tujuan militer. Senada, menurut Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi pada 18 Juni, pihaknya juga belum melihat bukti Iran memiliki program pengembangan senjata nuklir.

Terlebih lagi, menurut laporan CNN pada 17 Juni merujuk pada sumber terkait, pihak intelijen AS mencapai kesimpulan yang sama bahwa Iran tidak secara aktif melakukan pengembangan senjata nuklir. (red)

METROTODAY, TEHERAN – Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (Selasa WIB) mengeklaim bahwa Iran dan Israel telah menyepakati gencatan senjata secara menyeluruh untuk mengakhiri “perang 12 hari” antara kedua negara itu.

“SELAMAT UNTUK SEMUANYA! Telah disepakati secara penuh oleh dan antara Israel dan Iran bahwa akan dilakukan GENCATAN SENJATA Penuh (kira-kira dalam 6 jam dari sekarang, ketika Israel dan Iran telah meredakan dan menyelesaikan misi akhir yang masih berjalan!), untuk 12 jam, di mana Perang akan dianggap BERAKHIR!” tulis Trump di Truth Social.

Ia menyatakan bahwa Iran akan terlebih dahulu mematuhi gencatan senjata, Israel akan menyusul 12 jam kemudian, dan dalam 24 jam, “berakhirnya secara resmi perang 12 hari akan disambut dunia”.

“Dalam GENCATAN SENJATA, pihak yang lain akan tetap BERDAMAI dan MENGHORMATI,” kata Presiden AS.

Trump juga memuji Israel dan Iran karena memiliki “stamina, keberanian, dan kecerdasan” untuk mengakhiri konflik bersenjata.

“Ini adalah Perang yang bisa terjadi bertahun-tahun, dan menghancurkan seluruh Timur Tengah, tapi nyatanya tak terjadi, dan tak akan terjadi!” kata Trump.

“Tuhan berkati Israel, Tuhan Berkati Iran, Tuhan berkati Timur Tengah, Tuhan berkati Amerika Serikat, dan TUHAN BERKATI DUNIA!” ucap dia, menambahkan.

Namun, Iran membantah klaim sepihak Trump tentang gencatan senjata dengan Israel. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada kesepakatan gencatan senjata atau penghentian operasi militer antara Iran dan Israel.

Namun, ia menegaskan bahwa jika Israel menghentikan serbuan terhadap Iran paling lambat Selasa pukul 04.00 waktu Teheran (08.30 WIB), maka Iran tidak akan melanjutkan serangan balasannya.

Pernyataan tersebut disampaikan Araghchi melalui akun media sosial X miliknya pada pukul 00.46 GMT (07:46 WIB).

“Sampai saat ini, TIDAK ADA ‘kesepakatan’ mengenai gencatan senjata atau penghentian operasi militer. Namun, jika rezim Israel menghentikan agresi ilegalnya terhadap rakyat Iran paling lambat pukul 04.00 waktu Teheran (08:30 WIB), kami tidak berniat melanjutkan serangan balasan setelah itu,” tulis Araghchi.

Ia juga menambahkan bahwa keputusan akhir mengenai penghentian operasi militer Iran akan ditentukan kemudian.

Perang kedua negara yang dipanasi AS ini pecah berawal pada 13 Juni lalu saat rezim pengacau Timur Tengah, Israel, meluncurkan serangan rudal berskala besar terhadap Iran usai menuduh Teheran melaksanakan sebuah program nuklir militer rahasia.

Teheran pun membalas dengan meluncurkan Operasi “True Promise III” pada hari yang sama dengan mengincar sejumlah titik strategis di Israel.

Eskalasi berlanjut pada 22 Juni setelah Amerika Serikat menyerang tiga fasilitas nuklir Iran di Natanz, Fordow, dan Isfahan, sehingga resmi melibatkan diri dalam perang Israel terhadap Iran.

Setelah serangan itu, Trump berkata bahwa Teheran “harus setuju untuk mengakhiri perang sekarang” kalau tak mau menghadapi konsekuensi yang lebih serius.

Iran pun membalas serangan AS dengan meluncurkan rudal ke Pangkalan Militer AS Al Udeid, Qatar, Senin (23/6).

Iran terus membantah program nuklirnya memiliki tujuan militer. Senada, menurut Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi pada 18 Juni, pihaknya juga belum melihat bukti Iran memiliki program pengembangan senjata nuklir.

Terlebih lagi, menurut laporan CNN pada 17 Juni merujuk pada sumber terkait, pihak intelijen AS mencapai kesimpulan yang sama bahwa Iran tidak secara aktif melakukan pengembangan senjata nuklir. (red)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/