28.1 C
Surabaya
20 June 2025, 11:40 AM WIB

Peringkat UNAIR Meroket di QS WUR dan THE Impact Rankings, Sabet Peringkat 1 Asia Tenggara

METROTODAY, SURABAYA – Universitas Airlangga (UNAIR) kembali mencatat prestasi membanggakan di kancah global. Pada pertengahan 2025 ini, peringkat UNAIR dalam QS World University Rankings (WUR) dan THE Impact Rankings merangkak naik secara signifikan.

Pencapaian ini menjadi bukti nyata komitmen kuat UNAIR dalam menghadirkan pendidikan tinggi berkelas dunia yang relevan dan berdampak.

Pada pemeringkatan QS World University Rankings (WUR) tahun 2026, UNAIR berhasil menduduki peringkat 287 dunia.

Capaian ini merupakan lompatan luar biasa dari peringkat sebelumnya, 308, dan sekaligus menjadi posisi tertinggi UNAIR sepanjang sejarah keikutsertaannya dalam pemeringkatan QS WUR.

Rektor UNAIR, Prof. Muhammad Madyan, dengan bangga menuturkan, “Ini berarti, UNAIR berhasil membuktikan diri sebagai institusi pendidikan tinggi yang tangguh, adaptif, dan berdaya saing tinggi di tingkat dunia.”

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) tersebut menambahkan bahwa perjalanan menuju posisi ini bukanlah hal yang mudah atau instan.

“Perjalanan menuju top 300 dunia ini bukanlah hal yang mudah dan instan. Ini adalah hasil dari strategi jangka panjang dan kerja sama yang kolektif, serta restu dan doa dari seluruh civitas academica,” ungkap Prof. Madyan.

Salah satu kunci capaian tinggi ini adalah peningkatan drastis dalam publikasi ilmiah. “Saat 2015, publikasi Scopus kita cuma 140 per tahun. Setelah lima tahun, kami sudah berhasil melakukan 3.200 publikasi per tahun. Hal itu berdampak pada pencapaian akademik, seperti banyaknya guru besar kami, itu impact dari publikasi ini,” imbuhnya.

Konsistensi dalam mutu akademik, kolaborasi internasional, dan relevansi lulusan menjadi pilar utama.

Secara khusus, UNAIR juga menorehkan prestasi gemilang dalam indikator employer reputation.

“Untuk employer reputation, kami berhasil menduduki top 100 dunia, tepatnya pada peringkat 78. Hal ini menegaskan bahwa lulusan UNAIR dinilai kompeten, siap kerja, dan unggul di dunia kerja global,” lanjut Prof. Madyan.

Tak hanya di QS WUR, UNAIR juga mencatat lonjakan fantastis di THE Impact Rankings 2025. Dari posisi ke-81 dunia, kini UNAIR meroket ke peringkat 9 dunia! Sebuah prestasi yang menempatkan UNAIR sebagai universitas nomor satu di Asia Tenggara, dan nomor dua di tingkat Asia.

Peringkat ini juga secara resmi menjadikan UNAIR sebagai perguruan tinggi terbaik nomor satu di Indonesia dalam pemeringkatan THE Impact Rankings.

Prof. Madyan menjelaskan bahwa UNAIR unggul dalam beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs). Dalam poin SDGs ke-6, ‘Clean Water and Sanitation/Air Bersih dan Sanitasi Layak’, UNAIR menempati peringkat pertama dunia.

Tidak berhenti di situ, UNAIR juga berhasil menempatkan posisinya pada peringkat ketiga dunia untuk poin SDGs ke-1 ‘No Poverty/Tanpa Kemiskinan’.

“Pencapaian ini merupakan bukti nyata kontribusi UNAIR dalam pengabdian masyarakat, pemberdayaan ekonomi lokal, dan akses pendidikan inklusif,” jelas Prof. Madyan.

Kontribusi UNAIR terhadap kesetaraan gender juga diakui secara global, dengan mencapai peringkat ke-4 dunia pada poin SDGs ke-5, ‘Gender Equality/Kesetaraan Gender’.

Pencapaian ini mencerminkan keberpihakan UNAIR terhadap pemberdayaan perempuan dan keadilan gender.

Dalam aspek kemitraan global, yakni poin SDGs ke-17, UNAIR menempati posisi ke-29 dunia, merefleksikan peran UNAIR dalam membangun kemitraan lintas negara untuk menyukseskan agenda pembangunan berkelanjutan.

Meski demikian, Prof. Madyan mengingatkan bahwa peringkat hanyalah sebuah refleksi, bukan tujuan akhir. Menurutnya, peringkat adalah cerminan dari proses internal yang baik, konsisten, dan berkelanjutan.

“Peringkat hanya merupakan refleksi, bukan tujuan. Kami percaya bahwa kekuatan terletak pada kontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan, kemanusiaan, dan peradaban,” pungkasnya.

Prestasi gemilang ini menegaskan posisi UNAIR sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di dunia, yang tidak hanya berfokus pada keunggulan akademik, tetapi juga pada kontribusi nyata bagi masyarakat dan keberlanjutan global. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Universitas Airlangga (UNAIR) kembali mencatat prestasi membanggakan di kancah global. Pada pertengahan 2025 ini, peringkat UNAIR dalam QS World University Rankings (WUR) dan THE Impact Rankings merangkak naik secara signifikan.

Pencapaian ini menjadi bukti nyata komitmen kuat UNAIR dalam menghadirkan pendidikan tinggi berkelas dunia yang relevan dan berdampak.

Pada pemeringkatan QS World University Rankings (WUR) tahun 2026, UNAIR berhasil menduduki peringkat 287 dunia.

Capaian ini merupakan lompatan luar biasa dari peringkat sebelumnya, 308, dan sekaligus menjadi posisi tertinggi UNAIR sepanjang sejarah keikutsertaannya dalam pemeringkatan QS WUR.

Rektor UNAIR, Prof. Muhammad Madyan, dengan bangga menuturkan, “Ini berarti, UNAIR berhasil membuktikan diri sebagai institusi pendidikan tinggi yang tangguh, adaptif, dan berdaya saing tinggi di tingkat dunia.”

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) tersebut menambahkan bahwa perjalanan menuju posisi ini bukanlah hal yang mudah atau instan.

“Perjalanan menuju top 300 dunia ini bukanlah hal yang mudah dan instan. Ini adalah hasil dari strategi jangka panjang dan kerja sama yang kolektif, serta restu dan doa dari seluruh civitas academica,” ungkap Prof. Madyan.

Salah satu kunci capaian tinggi ini adalah peningkatan drastis dalam publikasi ilmiah. “Saat 2015, publikasi Scopus kita cuma 140 per tahun. Setelah lima tahun, kami sudah berhasil melakukan 3.200 publikasi per tahun. Hal itu berdampak pada pencapaian akademik, seperti banyaknya guru besar kami, itu impact dari publikasi ini,” imbuhnya.

Konsistensi dalam mutu akademik, kolaborasi internasional, dan relevansi lulusan menjadi pilar utama.

Secara khusus, UNAIR juga menorehkan prestasi gemilang dalam indikator employer reputation.

“Untuk employer reputation, kami berhasil menduduki top 100 dunia, tepatnya pada peringkat 78. Hal ini menegaskan bahwa lulusan UNAIR dinilai kompeten, siap kerja, dan unggul di dunia kerja global,” lanjut Prof. Madyan.

Tak hanya di QS WUR, UNAIR juga mencatat lonjakan fantastis di THE Impact Rankings 2025. Dari posisi ke-81 dunia, kini UNAIR meroket ke peringkat 9 dunia! Sebuah prestasi yang menempatkan UNAIR sebagai universitas nomor satu di Asia Tenggara, dan nomor dua di tingkat Asia.

Peringkat ini juga secara resmi menjadikan UNAIR sebagai perguruan tinggi terbaik nomor satu di Indonesia dalam pemeringkatan THE Impact Rankings.

Prof. Madyan menjelaskan bahwa UNAIR unggul dalam beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs). Dalam poin SDGs ke-6, ‘Clean Water and Sanitation/Air Bersih dan Sanitasi Layak’, UNAIR menempati peringkat pertama dunia.

Tidak berhenti di situ, UNAIR juga berhasil menempatkan posisinya pada peringkat ketiga dunia untuk poin SDGs ke-1 ‘No Poverty/Tanpa Kemiskinan’.

“Pencapaian ini merupakan bukti nyata kontribusi UNAIR dalam pengabdian masyarakat, pemberdayaan ekonomi lokal, dan akses pendidikan inklusif,” jelas Prof. Madyan.

Kontribusi UNAIR terhadap kesetaraan gender juga diakui secara global, dengan mencapai peringkat ke-4 dunia pada poin SDGs ke-5, ‘Gender Equality/Kesetaraan Gender’.

Pencapaian ini mencerminkan keberpihakan UNAIR terhadap pemberdayaan perempuan dan keadilan gender.

Dalam aspek kemitraan global, yakni poin SDGs ke-17, UNAIR menempati posisi ke-29 dunia, merefleksikan peran UNAIR dalam membangun kemitraan lintas negara untuk menyukseskan agenda pembangunan berkelanjutan.

Meski demikian, Prof. Madyan mengingatkan bahwa peringkat hanyalah sebuah refleksi, bukan tujuan akhir. Menurutnya, peringkat adalah cerminan dari proses internal yang baik, konsisten, dan berkelanjutan.

“Peringkat hanya merupakan refleksi, bukan tujuan. Kami percaya bahwa kekuatan terletak pada kontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan, kemanusiaan, dan peradaban,” pungkasnya.

Prestasi gemilang ini menegaskan posisi UNAIR sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di dunia, yang tidak hanya berfokus pada keunggulan akademik, tetapi juga pada kontribusi nyata bagi masyarakat dan keberlanjutan global. (ahm)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/