26.1 C
Surabaya
17 June 2025, 6:43 AM WIB

Pemuda India Bersepeda Keliling Dunia Kampanyekan Save Soil di Gresik, Ajak Generasi Muda Selamatkan Tanah

METROTODAY, GRESIK – Sahil Jah, pemuda 19 tahun asal India, tengah bersepeda keliling dunia dalam kampanye global “Save Soil” Selamatkan Tanah.

Setelah mengunjungi Australia dan berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Bali dan Jawa, Sahil kini berada di Gresik, Jawa Timur, berkolaborasi dengan Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) untuk aksi nyata penyelamatan tanah.

Sahil bersama sekitar 40 peserta dari Ecoton, SDIT Ya Bunayya, SD Muhammadiyah 1 Wringinanom, dan UPT SDN 192 Gresik melakukan penanaman pohon nangka di bantaran Kali Surabaya, dilanjutkan dengan deklarasi tiga aksi penyelamatan bumi. Deklarasi ini menekankan pentingnya menjaga kesehatan tanah yang kian kritis.

“Tanah kita sekarang miskin nutrisi,” ungkap Sahil di depan peserta deklarasi di kantor Ecoton di Wringinanom Gresik, Kamis (12/6)

Lebih lanjut ia menjelaskan jika seratus tahun lalu satu jeruk bisa mencukupi kebutuhan nutrisi, kini kita butuh delapan jeruk untuk mendapatkan kandungan yang sama.

“Degradasi tanah yang terus berlanjut mengancam ketersediaan pangan global. Dalam 25 tahun ke depan, 90 persen lahan pertanian berisiko hilang, dan hasil panen global bisa turun hingga 40 persen,” terangnya.

Sahil berharap kampanye Save Soil dapat mengedukasi masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya menjaga kesehatan tanah. Menanam pohon, menurutnya, adalah aksi sederhana namun berdampak besar bagi masa depan pangan dan lingkungan.

Aksi Sahil di Gresik menjadi contoh nyata bahwa perubahan positif bisa dimulai dari langkah kecil, tetapi akan berdampak besar jika dilakukan bersama-sama.

Alaika Rahmatullah, salah satu peserta deklarasi, menambahkan, bumi saat ini sedang kekurangan nutrisi sehingga akan mengancam ketersediaan pangan. “Karena itu, kita terpanggil untuk menghidupkan bumi dan memberi nutrisi untuk tanah,” tuturnya.

Tiga aksi yang dideklarasikan meliputi: penanaman pohon untuk meningkatkan kelembaban tanah, pengurangan penggunaan pupuk kimia dan pestisida, serta peningkatan nutrisi tanah dengan kompos, ekoenzim, dan pupuk kandang.

Prigi Arisandi, pendiri Ecoton, menjelaskan penyebab utama penurunan kualitas tanah, yaitu penggunaan pupuk kimia berlebihan, intensifikasi pertanian dengan herbisida dan pestisida yang meracuni tanah, hilangnya praktik pertanian alami, berkurangnya kelembaban tanah akibat pembangunan infrastruktur beton, pembabatan pohon, dan alih fungsi lahan.

“Salah satu solusinya adalah beralih ke pupuk organik dan memperbanyak menanam pohon,” tegas Prigi. Ia juga menambahkan keprihatinannya terhadap pencemaran mikroplastik yang kini mengancam tanah dan rantai makanan.

“Kami berharap anak-anak muda juga terlibat dalam menjaga tanah, apalagi dari kontaminasi mikroplastik,” ujarnya.

Perjalanan Sahil dimulai dari Bundaberg, Australia, pada 21 Maret 2024 dan telah membawanya melintasi berbagai kota di Australia termasuk Brisbane, Sydney, Melbourne, Canberra, dan Adelaide, kemudian dilanjutkan ke Indonesia.

Berikutnya, Sahil akan melakukan perjalanan 15.000 kilometer menggunakan sepeda menuju Eropa dan Amerika. (ahm)

METROTODAY, GRESIK – Sahil Jah, pemuda 19 tahun asal India, tengah bersepeda keliling dunia dalam kampanye global “Save Soil” Selamatkan Tanah.

Setelah mengunjungi Australia dan berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Bali dan Jawa, Sahil kini berada di Gresik, Jawa Timur, berkolaborasi dengan Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) untuk aksi nyata penyelamatan tanah.

Sahil bersama sekitar 40 peserta dari Ecoton, SDIT Ya Bunayya, SD Muhammadiyah 1 Wringinanom, dan UPT SDN 192 Gresik melakukan penanaman pohon nangka di bantaran Kali Surabaya, dilanjutkan dengan deklarasi tiga aksi penyelamatan bumi. Deklarasi ini menekankan pentingnya menjaga kesehatan tanah yang kian kritis.

“Tanah kita sekarang miskin nutrisi,” ungkap Sahil di depan peserta deklarasi di kantor Ecoton di Wringinanom Gresik, Kamis (12/6)

Lebih lanjut ia menjelaskan jika seratus tahun lalu satu jeruk bisa mencukupi kebutuhan nutrisi, kini kita butuh delapan jeruk untuk mendapatkan kandungan yang sama.

“Degradasi tanah yang terus berlanjut mengancam ketersediaan pangan global. Dalam 25 tahun ke depan, 90 persen lahan pertanian berisiko hilang, dan hasil panen global bisa turun hingga 40 persen,” terangnya.

Sahil berharap kampanye Save Soil dapat mengedukasi masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya menjaga kesehatan tanah. Menanam pohon, menurutnya, adalah aksi sederhana namun berdampak besar bagi masa depan pangan dan lingkungan.

Aksi Sahil di Gresik menjadi contoh nyata bahwa perubahan positif bisa dimulai dari langkah kecil, tetapi akan berdampak besar jika dilakukan bersama-sama.

Alaika Rahmatullah, salah satu peserta deklarasi, menambahkan, bumi saat ini sedang kekurangan nutrisi sehingga akan mengancam ketersediaan pangan. “Karena itu, kita terpanggil untuk menghidupkan bumi dan memberi nutrisi untuk tanah,” tuturnya.

Tiga aksi yang dideklarasikan meliputi: penanaman pohon untuk meningkatkan kelembaban tanah, pengurangan penggunaan pupuk kimia dan pestisida, serta peningkatan nutrisi tanah dengan kompos, ekoenzim, dan pupuk kandang.

Prigi Arisandi, pendiri Ecoton, menjelaskan penyebab utama penurunan kualitas tanah, yaitu penggunaan pupuk kimia berlebihan, intensifikasi pertanian dengan herbisida dan pestisida yang meracuni tanah, hilangnya praktik pertanian alami, berkurangnya kelembaban tanah akibat pembangunan infrastruktur beton, pembabatan pohon, dan alih fungsi lahan.

“Salah satu solusinya adalah beralih ke pupuk organik dan memperbanyak menanam pohon,” tegas Prigi. Ia juga menambahkan keprihatinannya terhadap pencemaran mikroplastik yang kini mengancam tanah dan rantai makanan.

“Kami berharap anak-anak muda juga terlibat dalam menjaga tanah, apalagi dari kontaminasi mikroplastik,” ujarnya.

Perjalanan Sahil dimulai dari Bundaberg, Australia, pada 21 Maret 2024 dan telah membawanya melintasi berbagai kota di Australia termasuk Brisbane, Sydney, Melbourne, Canberra, dan Adelaide, kemudian dilanjutkan ke Indonesia.

Berikutnya, Sahil akan melakukan perjalanan 15.000 kilometer menggunakan sepeda menuju Eropa dan Amerika. (ahm)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/