24 December 2025, 17:32 PM WIB

Pohon Natal 12 Meter dari Botol Plastik Bekas Hadir di Gereja Katolik Kepanjen Surabaya

METROTODAY, SURABAYA – Jelang Natal tahun ini, Gereja Katolik Santa Perawan Maria Kepanjen Surabaya menghadirkan sentuhan berbeda dengan memasang pohon natal yang dibuat secara swadaya oleh umat dari limbah botol plastik.

Sekretariatan gereja, Veronica Deai, mengungkapkan bahwa pohon natal tersebut memiliki tinggi 12 meter dan menggunakan ratusan botol plastik serta lebih dari 100 galon bekas.

“Pohon natal dari botol limbah plastik ini sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekaligus mengurangi sampah plastik. Kami ingin setelah perayaan Natal selesai, pohon ini akan disumbangkan ke pemulung supaya lebih bermanfaat,” ujarnya.

Menurutnya, penggunaan sampah plastik yang bisa diolah kembali bertujuan untuk menangani masalah sampah plastik yang berisiko bagi lingkungan.

“Ide pembuatan pohon terang ini sebenarnya agak dadakan. Namun, umat sangat antusias dan mau terlibat dengan menyumbang botol plastik,” katanya.

Pembuatan pohon natal dimulai sekitar tanggal 15 Desember lalu, setelah panitia mengusulkan ide kepada Romo Paroki Gereja Santa Perawan Maria Kepanjen Surabaya, Romo Paulus Johari yang kemudian menyetujuinya.

“Panitia bertanya, ‘Kita mau bikin pohon terang gimana kalau pakai botol-botol bekas.’ Lalu ide itu disambut baik oleh Romo Paroki,” jelasnya.

Pada malam hari, pohon natal akan menyala dengan lampu berwarna biru dari atas hingga bawah, dilengkapi hiasan yang hanya bersifat seremonial.

Selain itu, rencananya akan ada penempelan doa dan harapan dari umat pada kertas warna-warni, yang diperkirakan dilakukan pada tanggal 24 dan 25 Desember.

“Doa dan harapan itu berasal dari umat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dengan permintaan yang beragam. Kalau beberapa tahun lalu ada harapan yang cukup unik dari anak kecil, tapi intinya semua adalah doa,” ujarnya.

Veronica menjelaskan bahwa makna di balik pembuatan pohon natal dari sampah adalah untuk mengingatkan umat akan esensi Natal yang sederhana namun bermakna.

“Natal bukan tentang hura-hura atau pesta pora semata. Kita ingin kembali pada kesederhanaan, mengingat Yesus lahir di kandang meskipun ia adalah Raja. Meski ada kemeriahan, kita tetap menjaga kesederhanaan dan tidak berfoya-foya,” ucapnya.

Sementara itu, persiapan perayaan Natal di gereja telah mencapai 90 persen, termasuk penyusunan ruangan ibadah. Diperkirakan sekitar 1.500 umat akan mengikuti misa pertama pada tanggal 24 Desember pukul 18.00 WIB, sedangkan pada tanggal 25 Desember akan diadakan tiga kali misa mulai dari pagi hingga sore hari. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Jelang Natal tahun ini, Gereja Katolik Santa Perawan Maria Kepanjen Surabaya menghadirkan sentuhan berbeda dengan memasang pohon natal yang dibuat secara swadaya oleh umat dari limbah botol plastik.

Sekretariatan gereja, Veronica Deai, mengungkapkan bahwa pohon natal tersebut memiliki tinggi 12 meter dan menggunakan ratusan botol plastik serta lebih dari 100 galon bekas.

“Pohon natal dari botol limbah plastik ini sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekaligus mengurangi sampah plastik. Kami ingin setelah perayaan Natal selesai, pohon ini akan disumbangkan ke pemulung supaya lebih bermanfaat,” ujarnya.

Menurutnya, penggunaan sampah plastik yang bisa diolah kembali bertujuan untuk menangani masalah sampah plastik yang berisiko bagi lingkungan.

“Ide pembuatan pohon terang ini sebenarnya agak dadakan. Namun, umat sangat antusias dan mau terlibat dengan menyumbang botol plastik,” katanya.

Pembuatan pohon natal dimulai sekitar tanggal 15 Desember lalu, setelah panitia mengusulkan ide kepada Romo Paroki Gereja Santa Perawan Maria Kepanjen Surabaya, Romo Paulus Johari yang kemudian menyetujuinya.

“Panitia bertanya, ‘Kita mau bikin pohon terang gimana kalau pakai botol-botol bekas.’ Lalu ide itu disambut baik oleh Romo Paroki,” jelasnya.

Pada malam hari, pohon natal akan menyala dengan lampu berwarna biru dari atas hingga bawah, dilengkapi hiasan yang hanya bersifat seremonial.

Selain itu, rencananya akan ada penempelan doa dan harapan dari umat pada kertas warna-warni, yang diperkirakan dilakukan pada tanggal 24 dan 25 Desember.

“Doa dan harapan itu berasal dari umat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dengan permintaan yang beragam. Kalau beberapa tahun lalu ada harapan yang cukup unik dari anak kecil, tapi intinya semua adalah doa,” ujarnya.

Veronica menjelaskan bahwa makna di balik pembuatan pohon natal dari sampah adalah untuk mengingatkan umat akan esensi Natal yang sederhana namun bermakna.

“Natal bukan tentang hura-hura atau pesta pora semata. Kita ingin kembali pada kesederhanaan, mengingat Yesus lahir di kandang meskipun ia adalah Raja. Meski ada kemeriahan, kita tetap menjaga kesederhanaan dan tidak berfoya-foya,” ucapnya.

Sementara itu, persiapan perayaan Natal di gereja telah mencapai 90 persen, termasuk penyusunan ruangan ibadah. Diperkirakan sekitar 1.500 umat akan mengikuti misa pertama pada tanggal 24 Desember pukul 18.00 WIB, sedangkan pada tanggal 25 Desember akan diadakan tiga kali misa mulai dari pagi hingga sore hari. (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait