4 November 2025, 9:31 AM WIB

Jangan Sepelekan Cuaca Panas, Bisa Sebabkan Panas Dalam dan Sakit Tenggorokan!

METROTODAY, SIDOARJO – Beberapa pekan terakhir, cuaca di berbagai daerah di Indonesia terasa jauh lebih panas dari biasanya. Suhu yang bisa mencapai lebih dari 35 derajat Celsius ini tak hanya membuat tubuh cepat lelah, tapi juga dapat memicu sejumlah gangguan kesehatan seperti panas dalam dan sakit tenggorokan.

Kondisi cuaca panas ekstrem membuat tubuh kehilangan cairan lebih cepat akibat keringat berlebih. Bila tidak diimbangi dengan asupan air yang cukup, tubuh bisa mengalami dehidrasi, yang berdampak pada gangguan sistem imun dan iritasi pada saluran tenggorokan.

Dilansir dari Halodoc, “Panas dalam umumnya bukan penyakit spesifik, melainkan kumpulan gejala seperti tenggorokan kering, sariawan, bibir pecah-pecah, dan sulit menelan yang sering muncul akibat kurang cairan dan paparan suhu panas berlebihan.”

Kondisi ini bisa menjadi lebih parah apabila seseorang sering mengonsumsi makanan pedas, berminyak, atau kurang istirahat. Kombinasi faktor cuaca dan pola hidup tidak sehat dapat menyebabkan peradangan di tenggorokan, membuat tubuh terasa tidak nyaman, dan menurunkan produktivitas harian.

Cuaca Panas Bisa Ganggu Sistem Imun dan Memicu Radang Tenggorokan

Saat suhu udara meningkat, tubuh akan berusaha menyesuaikan diri dengan mengeluarkan keringat sebagai mekanisme pendinginan alami. Namun, produksi keringat yang berlebihan menyebabkan tubuh kehilangan elektrolit penting seperti natrium dan kalium. Ketika cairan tubuh menurun drastis, lapisan lendir yang melapisi tenggorokan juga ikut mengering, membuatnya lebih rentan terhadap iritasi dan infeksi.

Menurut Halodoc, “Paparan suhu tinggi dalam waktu lama dapat melemahkan daya tahan tubuh, sehingga virus atau bakteri lebih mudah menyebabkan infeksi pada tenggorokan.” Akibatnya, seseorang lebih mudah mengalami gejala seperti rasa gatal, nyeri saat menelan, batuk kering, bahkan demam ringan.

Selain itu, udara panas juga kerap disertai debu, polusi, dan kelembapan rendah, yang memperburuk kondisi tenggorokan. Udara kotor bisa masuk ke saluran pernapasan dan memicu peradangan ringan. Jika tidak segera ditangani, peradangan ini dapat berkembang menjadi faringitis atau radang tenggorokan yang lebih serius.

Orang yang banyak beraktivitas di luar ruangan, seperti pekerja lapangan, pelajar, atau pengemudi ojek daring, memiliki risiko lebih tinggi mengalami panas dalam. Karena itu, menjaga kesehatan tubuh di tengah cuaca ekstrem sangat penting agar tidak mengalami gangguan seperti panas dalam, tenggorokan kering, dan kelelahan berlebih.

Cara Mencegah Panas Dalam dan Menjaga Tenggorokan Tetap Sehat

Untuk mencegah panas dalam dan sakit tenggorokan akibat cuaca ekstrem, langkah paling penting adalah memperbanyak konsumsi air putih. Orang dewasa disarankan minum setidaknya 2–3 liter air per hari, terutama bila sering berkeringat atau beraktivitas di luar ruangan.

Selain itu, konsumsi buah dan sayuran segar yang mengandung banyak air seperti semangka, melon, timun, dan jeruk juga bisa membantu menjaga hidrasi tubuh. Hindari minuman manis atau bersoda karena justru mempercepat dehidrasi.

Menjaga pola makan seimbang juga penting. Kurangi makanan pedas, gorengan, dan makanan yang terlalu panas karena bisa memicu iritasi tenggorokan. Bila tenggorokan mulai terasa gatal atau kering, berkumurlah dengan air garam hangat atau konsumsi madu dan air hangat untuk membantu meredakan peradangan alami.

Jangan lupa untuk beristirahat cukup dan menghindari paparan panas langsung terlalu lama, terutama saat matahari sedang terik di siang hari. Gunakan masker atau penutup wajah bila berada di area berdebu, dan lindungi tubuh dengan pakaian berbahan adem serta topi atau payung saat keluar rumah.

Cuaca panas ekstrem memang tak bisa dihindari, tetapi dampaknya terhadap kesehatan dapat diminimalisir dengan gaya hidup yang bijak. Dengan menjaga hidrasi, pola makan sehat, dan kebersihan diri, tubuh bisa tetap kuat menghadapi perubahan suhu yang ekstrem.

Jika panas dalam atau sakit tenggorokan tak kunjung membaik lebih dari tiga hari, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter. Penanganan dini akan membantu mencegah komplikasi yang lebih serius. (elfira/red)

METROTODAY, SIDOARJO – Beberapa pekan terakhir, cuaca di berbagai daerah di Indonesia terasa jauh lebih panas dari biasanya. Suhu yang bisa mencapai lebih dari 35 derajat Celsius ini tak hanya membuat tubuh cepat lelah, tapi juga dapat memicu sejumlah gangguan kesehatan seperti panas dalam dan sakit tenggorokan.

Kondisi cuaca panas ekstrem membuat tubuh kehilangan cairan lebih cepat akibat keringat berlebih. Bila tidak diimbangi dengan asupan air yang cukup, tubuh bisa mengalami dehidrasi, yang berdampak pada gangguan sistem imun dan iritasi pada saluran tenggorokan.

Dilansir dari Halodoc, “Panas dalam umumnya bukan penyakit spesifik, melainkan kumpulan gejala seperti tenggorokan kering, sariawan, bibir pecah-pecah, dan sulit menelan yang sering muncul akibat kurang cairan dan paparan suhu panas berlebihan.”

Kondisi ini bisa menjadi lebih parah apabila seseorang sering mengonsumsi makanan pedas, berminyak, atau kurang istirahat. Kombinasi faktor cuaca dan pola hidup tidak sehat dapat menyebabkan peradangan di tenggorokan, membuat tubuh terasa tidak nyaman, dan menurunkan produktivitas harian.

Cuaca Panas Bisa Ganggu Sistem Imun dan Memicu Radang Tenggorokan

Saat suhu udara meningkat, tubuh akan berusaha menyesuaikan diri dengan mengeluarkan keringat sebagai mekanisme pendinginan alami. Namun, produksi keringat yang berlebihan menyebabkan tubuh kehilangan elektrolit penting seperti natrium dan kalium. Ketika cairan tubuh menurun drastis, lapisan lendir yang melapisi tenggorokan juga ikut mengering, membuatnya lebih rentan terhadap iritasi dan infeksi.

Menurut Halodoc, “Paparan suhu tinggi dalam waktu lama dapat melemahkan daya tahan tubuh, sehingga virus atau bakteri lebih mudah menyebabkan infeksi pada tenggorokan.” Akibatnya, seseorang lebih mudah mengalami gejala seperti rasa gatal, nyeri saat menelan, batuk kering, bahkan demam ringan.

Selain itu, udara panas juga kerap disertai debu, polusi, dan kelembapan rendah, yang memperburuk kondisi tenggorokan. Udara kotor bisa masuk ke saluran pernapasan dan memicu peradangan ringan. Jika tidak segera ditangani, peradangan ini dapat berkembang menjadi faringitis atau radang tenggorokan yang lebih serius.

Orang yang banyak beraktivitas di luar ruangan, seperti pekerja lapangan, pelajar, atau pengemudi ojek daring, memiliki risiko lebih tinggi mengalami panas dalam. Karena itu, menjaga kesehatan tubuh di tengah cuaca ekstrem sangat penting agar tidak mengalami gangguan seperti panas dalam, tenggorokan kering, dan kelelahan berlebih.

Cara Mencegah Panas Dalam dan Menjaga Tenggorokan Tetap Sehat

Untuk mencegah panas dalam dan sakit tenggorokan akibat cuaca ekstrem, langkah paling penting adalah memperbanyak konsumsi air putih. Orang dewasa disarankan minum setidaknya 2–3 liter air per hari, terutama bila sering berkeringat atau beraktivitas di luar ruangan.

Selain itu, konsumsi buah dan sayuran segar yang mengandung banyak air seperti semangka, melon, timun, dan jeruk juga bisa membantu menjaga hidrasi tubuh. Hindari minuman manis atau bersoda karena justru mempercepat dehidrasi.

Menjaga pola makan seimbang juga penting. Kurangi makanan pedas, gorengan, dan makanan yang terlalu panas karena bisa memicu iritasi tenggorokan. Bila tenggorokan mulai terasa gatal atau kering, berkumurlah dengan air garam hangat atau konsumsi madu dan air hangat untuk membantu meredakan peradangan alami.

Jangan lupa untuk beristirahat cukup dan menghindari paparan panas langsung terlalu lama, terutama saat matahari sedang terik di siang hari. Gunakan masker atau penutup wajah bila berada di area berdebu, dan lindungi tubuh dengan pakaian berbahan adem serta topi atau payung saat keluar rumah.

Cuaca panas ekstrem memang tak bisa dihindari, tetapi dampaknya terhadap kesehatan dapat diminimalisir dengan gaya hidup yang bijak. Dengan menjaga hidrasi, pola makan sehat, dan kebersihan diri, tubuh bisa tetap kuat menghadapi perubahan suhu yang ekstrem.

Jika panas dalam atau sakit tenggorokan tak kunjung membaik lebih dari tiga hari, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter. Penanganan dini akan membantu mencegah komplikasi yang lebih serius. (elfira/red)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/