Pemkot Surabaya,TPID serta satgas pangan melakukan pengawasan dan pendataan di pasar tradisional Surabaya jelang Nataru. (Foto: Istimewa)
METROTODAY, SURABAYA – Pemkot Surabaya bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas Pangan Kepolisian mengintensifkan pengawasan harga, ketersediaan stok, dan keamanan bahan pangan di seluruh wilayah kota.
Langkah ini dilakukan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) untuk memastikan stabilitas dan kenyamanan masyarakat, dengan pengawasan dilakukan mulai dari Pasar Sememi, pangkalan dan agen LPG, toko modern, hingga distributor ayam potong.
Ketua Tim Kerja Pengendalian dan Distribusi Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (BPSDA) Kota Surabaya, Agung Supriyo Wibowo, menyatakan bahwa tim bertugas memastikan kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi bahan pokok penting, sekaligus mengedukasi masyarakat agar tidak melakukan penimbunan.
“Memang ada kenaikan pada cabai, hanya saja, perlu diketahui bahwa harga cabai memiliki fluktuasi yang sangat cepat, bisa berubah dalam waktu setengah jam saja karena dipengaruhi oleh cuaca ekstrem saat ini,” jelas Agung, Rabu (17/12).
Ia menjelaskan bahwa cuaca buruk membuat cabai mudah busuk, yang mempengaruhi pasokan dari petani dan mendorong kenaikan harga. Meski sempat menyentuh Rp80.000 per kilogram, harga cabai rawit kini sudah turun, seperti di Pasar Keputran tercatat Rp50.000 per kilogram per 15 Desember.
Selain cabai, harga bawang merah yang sempat naik juga telah turun menjadi sekitar Rp 35 ribu per kilogram. Komoditas daging dan telur stabil, dengan daging ayam tidak mengalami kenaikan dan daging sapi berada di kisaran Rp 115 ribu per kilogram, masih di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 120 ribu.
“Untuk ketersediaan, khususnya beras dan LPG, Insyaallah sangat mencukupi di bulan ini. Khusus untuk beras, indeks ketersediaan pangan di Surabaya bahkan mencapai angka 8, yang berarti stok masih aman untuk delapan bulan ke depan,” tegasnya.
Dalam pengendalian harga, Pemkot Surabaya memanfaatkan Kios TPID untuk menyuplai langsung kepada pedagang pasar dengan harga lebih rendah. Selain itu, pihak terkait juga menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengawasi barang olahan seperti parsel Nataru, dengan fokus pada pengecekan tanggal kedaluwarsa, izin edar, dan kondisi kemasan.
Pengawasan akan terus digencarkan hingga tiga kali dalam bulan ini. “Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Surabaya untuk tidak panik belanja (panic buying), karena ketersediaan bahan pokok kami cukup dan terus diawasi ketat menjelang perayaan Nataru,” pungkasnya. (ahm)
Berawal dari strategi hemat saat mendaftar event lari, siapa sangka justru lahir sebuah komunitas lari…
Fotografi jurnalistik tidak semata soal keindahan visual, tapi juga ketepatan konteks, kejujuran, dan nilai berita.…
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Bhayangkara Surabaya (UBHARA) menghadirkan solusi pengelolaan sampah ramah lingkungan.…
Dewan Pers dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyepakati kerja sama strategis guna menjamin terciptanya…
Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) gasal tahun 2025, khususnya…
Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) RI akan mempersiapkan Bandara Dhoho di Kediri sebagai alternatif untuk…
This website uses cookies.