Ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) Surabaya menggelar pelatihan teknik mewiru kain jarit. (Foto: Istimewa)
METROTODAY, SURABAYA – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Surabaya menggelar pelatihan teknik mewiru kain jarit dan tata cara berkebaya yang sesuai pakem.
Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua dan anggota DWP dari jajaran Perangkat Daerah (PD) serta Kecamatan se-Kota Surabaya, yang berlangsung di Gedung Wanita Candra Kencana.
Ketua DWP Kota Surabaya, Dameria Triana Ambuwaru, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan melestarikan budaya dan memberikan nilai tambah ekonomi bagi para anggota.
“Tujuan kita mengadakan ini harapannya supaya ibu-ibu yang memimpin di masing-masing PD dan kecamatan, itu bisa memberikan pengetahuan ini ke anggota lainnya,” katanya.
Dalam pelatihan yang berlangsung selama dua jam, para peserta dibimbing secara langsung oleh pakar Himpunan Ratna Busana (HRB) sebuah organisasi yang konsisten menggunakan kebaya dalam aktivitas sehari-hari.
Melalui kegiatan ini, mereka diajarkan berbagai teknik melipat dan menggunakan kain jarit sesuai pakem agar tampak elegan, serta memahami jenis dan filosofi motif batik.
“Mewiru ini kan tidak sembarang orang bisa, dia perlu keahlian, dan pengetahuan untuk itu. Nah, dengan mewiru seperti ini, kita bisa memberikan lebih dan itu bisa juga menambah pendapatan dan pemberdayaan ekonomi para ibu-ibu Dharma Wanita ke depannya,” ujar Dameria.
Selain itu, para peserta juga diajarkan tentang aturan pemakaian motif batik – seperti motif parang yang tidak boleh dikenakan di istana negara karena merupakan pakaian raja zaman dulu, dan motif segitiga yang identik dengan kesusahan.
Mereka juga mempelajari perbedaan teknik mewiru kain jarit khas Surakarta (tiga kali lipatan yang ditarik keluar) dan Yogyakarta (garis putih di pinggiran yang harus ditonjolkan), serta perbedaan pemakaian antara laki-laki dan perempuan.
Dengan bekal pengetahuan ini, Dameria berharap ibu-ibu DWP dapat menjadi garda terdepan melestarikan budaya berkain dan berkebaya, serta menularkannya ke generasi muda.
“Semoga dengan belajar seperti ini, kami ibu-ibu itu bisa terpacu untuk melestarikan budaya kita sendiri ke depannya,” pungkasnya. (ahm)
Tiga stand warung semi permanen di Jalan Pawiyatan, Surabaya tepatnya belakang Aspol, terbakar, Sabtu (13/12)…
DALAM sebuah momen yang berlangsung sederhana namun sarat makna, di ruang yang hangat dan penuh kekeluargaan,…
Raperda tentang hunian yang layak, yang mencakup kebijakan perencanaan, pengelolaan, tata ruang, dan keberlanjutan hunian…
PWI Pusat menerbitkan tiga Surat Edaran (SE) untuk seluruh anggota se-Indonesia, yakni SE tentang Rangkap…
Masyarakat dihebohkan dengan video viral aksi pencopetan di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, beberapa waktu lalu.…
Tim gabungan Universitas Airlangga (Unair) yang terdiri dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Keperawatan,…
This website uses cookies.