29 September 2025, 10:18 AM WIB

Pusing dan Perubahan Hormon pada Wanita, Faktor Penyebab dan Cara Pencegahannya

METROTODAY, SIDOARJO – Pusing menjadi keluhan yang umum dialami banyak wanita, dan bisa muncul kapan saja. Meski sering dianggap ringan, pusing dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menimbulkan rasa khawatir.

Memahami faktor-faktor penyebab pusing pada wanita menjadi langkah penting untuk menentukan penanganan yang tepat, mulai dari perubahan hormon, gaya hidup, hingga kondisi medis tertentu.

Salah satu penyebab utama pusing pada wanita adalah perubahan hormon. Siklus menstruasi, kehamilan, atau menopause menyebabkan fluktuasi kadar estrogen dan progesteron, yang memengaruhi aliran darah dan memicu pusing.

Kondisi ini biasanya bersifat sementara dan akan membaik saat hormon kembali stabil.

Selain itu, anemia atau kekurangan zat besi juga menjadi faktor signifikan. Kekurangan zat besi mengurangi kemampuan darah membawa oksigen ke otak, sehingga memicu kelelahan, lemas, dan pusing.

Untuk mengatasinya, wanita dapat mengonsumsi suplemen zat besi sesuai anjuran dokter guna menjaga kadar hemoglobin tetap optimal.

Penyebab lainnya termasuk dehidrasi, hipoglikemia akibat gula darah rendah, vertigo dari masalah telinga bagian dalam, serta stres dan kecemasan yang memengaruhi sistem saraf otonom.

Ketegangan otot leher juga bisa menghambat aliran darah ke otak, sementara beberapa penyakit lain seperti tekanan darah rendah, penyakit jantung, infeksi telinga, atau gangguan neurologis juga dapat menimbulkan pusing.

Fakta dan Risiko yang Perlu Diketahui

Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 35,7 persen wanita mengalami pusing setidaknya sekali seminggu, terutama pada masa perimenopause dan menopause. Faktor tambahan yang memperburuk kondisi antara lain usia muda, kelebihan berat badan, tekanan darah tinggi, kurang aktivitas fisik, dan tingkat kecemasan tinggi.

Stres dan kecemasan bahkan menjadi faktor paling kuat terkait pusing pada wanita dalam kelompok tersebut.

Selain itu, posisi tidur yang salah atau penggunaan bantal yang tidak tepat dapat memicu ketegangan leher dan pusing saat bangun tidur. Beberapa jenis makanan tertentu, seperti keju tua, cokelat, anggur merah, ikan tuna, dan produk fermentasi, juga dapat memicu migrain dan pusing pada sebagian orang.

Cara Efektif Mengatasi Pusing pada Wanita

Setelah mengetahui penyebabnya, langkah penanganan yang tepat sangat penting. Pertama, mengonsumsi makanan bergizi yang kaya zat besi, vitamin B12, dan magnesium membantu mendukung fungsi tubuh optimal.

Selanjutnya, tetap terhidrasi dengan minum cukup air putih, terutama saat aktivitas fisik atau cuaca panas, serta menghindari minuman berkafein atau beralkohol berlebihan.

Wanita juga disarankan cukup beristirahat minimal 7–8 jam per malam, dan mengelola stres melalui meditasi, yoga, atau teknik pernapasan dalam.

Latihan peregangan leher dapat membantu mengurangi ketegangan otot yang memicu pusing.

Hindari perubahan posisi mendadak saat berdiri dari duduk atau berbaring, karena dapat memicu pusing ringan.

Bagi yang mengalami vertigo, dokter dapat memberikan obat atau terapi rehabilitasi vestibular untuk membantu mengurangi gejala. Jika pusing disebabkan kekurangan zat gizi, konsumsi suplemen sesuai anjuran dokter dapat dilakukan.

Terakhir, kelola kondisi medis yang mendasari, seperti anemia, tekanan darah rendah, atau diabetes, untuk mencegah pusing berulang dan menjaga kesehatan secara menyeluruh. (elfira/red)

METROTODAY, SIDOARJO – Pusing menjadi keluhan yang umum dialami banyak wanita, dan bisa muncul kapan saja. Meski sering dianggap ringan, pusing dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menimbulkan rasa khawatir.

Memahami faktor-faktor penyebab pusing pada wanita menjadi langkah penting untuk menentukan penanganan yang tepat, mulai dari perubahan hormon, gaya hidup, hingga kondisi medis tertentu.

Salah satu penyebab utama pusing pada wanita adalah perubahan hormon. Siklus menstruasi, kehamilan, atau menopause menyebabkan fluktuasi kadar estrogen dan progesteron, yang memengaruhi aliran darah dan memicu pusing.

Kondisi ini biasanya bersifat sementara dan akan membaik saat hormon kembali stabil.

Selain itu, anemia atau kekurangan zat besi juga menjadi faktor signifikan. Kekurangan zat besi mengurangi kemampuan darah membawa oksigen ke otak, sehingga memicu kelelahan, lemas, dan pusing.

Untuk mengatasinya, wanita dapat mengonsumsi suplemen zat besi sesuai anjuran dokter guna menjaga kadar hemoglobin tetap optimal.

Penyebab lainnya termasuk dehidrasi, hipoglikemia akibat gula darah rendah, vertigo dari masalah telinga bagian dalam, serta stres dan kecemasan yang memengaruhi sistem saraf otonom.

Ketegangan otot leher juga bisa menghambat aliran darah ke otak, sementara beberapa penyakit lain seperti tekanan darah rendah, penyakit jantung, infeksi telinga, atau gangguan neurologis juga dapat menimbulkan pusing.

Fakta dan Risiko yang Perlu Diketahui

Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 35,7 persen wanita mengalami pusing setidaknya sekali seminggu, terutama pada masa perimenopause dan menopause. Faktor tambahan yang memperburuk kondisi antara lain usia muda, kelebihan berat badan, tekanan darah tinggi, kurang aktivitas fisik, dan tingkat kecemasan tinggi.

Stres dan kecemasan bahkan menjadi faktor paling kuat terkait pusing pada wanita dalam kelompok tersebut.

Selain itu, posisi tidur yang salah atau penggunaan bantal yang tidak tepat dapat memicu ketegangan leher dan pusing saat bangun tidur. Beberapa jenis makanan tertentu, seperti keju tua, cokelat, anggur merah, ikan tuna, dan produk fermentasi, juga dapat memicu migrain dan pusing pada sebagian orang.

Cara Efektif Mengatasi Pusing pada Wanita

Setelah mengetahui penyebabnya, langkah penanganan yang tepat sangat penting. Pertama, mengonsumsi makanan bergizi yang kaya zat besi, vitamin B12, dan magnesium membantu mendukung fungsi tubuh optimal.

Selanjutnya, tetap terhidrasi dengan minum cukup air putih, terutama saat aktivitas fisik atau cuaca panas, serta menghindari minuman berkafein atau beralkohol berlebihan.

Wanita juga disarankan cukup beristirahat minimal 7–8 jam per malam, dan mengelola stres melalui meditasi, yoga, atau teknik pernapasan dalam.

Latihan peregangan leher dapat membantu mengurangi ketegangan otot yang memicu pusing.

Hindari perubahan posisi mendadak saat berdiri dari duduk atau berbaring, karena dapat memicu pusing ringan.

Bagi yang mengalami vertigo, dokter dapat memberikan obat atau terapi rehabilitasi vestibular untuk membantu mengurangi gejala. Jika pusing disebabkan kekurangan zat gizi, konsumsi suplemen sesuai anjuran dokter dapat dilakukan.

Terakhir, kelola kondisi medis yang mendasari, seperti anemia, tekanan darah rendah, atau diabetes, untuk mencegah pusing berulang dan menjaga kesehatan secara menyeluruh. (elfira/red)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/