METROTODAY, SURABAYA – Meskipun ada rencana pembangunan tanggul laut untuk mencegah banjir rob, Pemkot Surabaya dinilai belum memungkinkan mewujudkannya saat ini.
Sebaliknya, Kota Pahlawan lebih memprioritaskan optimalisasi rumah pompa, pintu air, dan bozem sebagai upaya pengendalian banjir.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi.
“Penanganan banjir rob itu memang harus ada tanggul laut, kemudian dilengkapi dengan pintu air dan pompa air,” katanya.
Namun, ia menegaskan solusi yang lebih realistis saat ini adalah mengoptimalkan infrastruktur yang ada.
Menurutnya, infrastruktur pengendali banjir di wilayah timur Surabaya sudah lengkap, mulai dari pintu air hingga pompa air. “Itu sudah lengkap, sehingga untuk banjir rob itu insyaallah bisa kita minimalisir,” terangnya.

Kondisi berbeda terjadi di wilayah barat Surabaya. Syamsul menyebut, wilayah seperti Kali Krembangan, Kalianak, dan Kali Sememi belum memiliki fasilitas pintu air maupun pompa air, sehingga banjir rob masih mungkin terjadi.
“Jadi kita agendakan untuk rumah pompa di tiga atau empat sungai yang menuju ke laut di wilayah barat itu. Wilayah barat itu ada sekitar lima akses yang menuju laut,” ujarnya.
Wilayah barat yang sudah dilengkapi pompa air adalah Balong dan Kandangan, sedangkan Asemrowo, Kalianak, dan Tambak Langon masih belum. “Nanti kita agendakan (pembangunan) pintu air dan rumah pompa di sana,” paparnya.
Syamsul juga menjelaskan bahwa pembangunan tanggul laut secara menyeluruh belum bisa direalisasikan karena bersifat kompleks dan tidak semua wilayah pesisir. (ahm)

