14 December 2025, 2:58 AM WIB

APBD Surabaya 2026 Ditetapkan Rp12,7 Triliun, Pemkot Prioritaskan Optimalisasi Aset dan Pajak Reklame

METROTODAY, SURABAYA – Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surabaya Tahun 2026 resmi ditetapkan sebesar Rp 12,7 triliun.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menegaskan bahwa APBD ini akan menjadi dasar percepatan pelaksanaan pembangunan di Kota Pahlawan pada tahun mendatang.

“Kita segera melaksanakan pembangunan untuk tahun mendatang. Karena kita sudah bisa melakukan seperti persiapan lelang dan lain-lain. Prosesnya sudah bisa dilakukan, sehingga nanti Januari bisa jalan,” kata Eri, Rabu (12/11).

Dari total APBD tersebut, pendapatan daerah ditargetkan mencapai Rp 10,898 triliun yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pendapatan transfer.

PAD diproyeksikan sebesar Rp 8,198 triliun, sementara total belanja daerah direncanakan mencapai Rp 12,731 triliun.

Eri juga menjelaskan bahwa proyeksi PAD tahun 2026 akan didorong melalui optimalisasi aset daerah dan peningkatan pendapatan dari sektor pajak reklame.

“Jadi dari setiap tahun kan kita (PAD) sekitar Rp 8 triliun, tapi nanti insyaAllah di tahun depan kita akan banyak melakukan terkait dengan (optimalisasi) aset yang akan kita gunakan. Jadi jangan sampai mangkrak, disewakan,” jelasnya.

Selain optimalisasi aset, Pemkot Surabaya juga berencana menambah titik reklame sebagai salah satu langkah strategis untuk menggenjot pendapatan daerah.

“Yang kedua kita akan menaikkan (PAD) dari reklame. Jadi nanti di posisi jalan itu bisa neon box sehingga bisa terang, tapi yang bayar listrik bukan kita, tapi kita mendapatkan (dari, Red) pendapatan,” tuturnya.

Langkah inovatif dalam peningkatan PAD ini dilakukan sebagai upaya menutup defisit akibat pemotongan anggaran Transfer ke Daerah (TKD).

“Dengan pemotongan TKD, maka kita harus berinovasi untuk menggantikan TKD yang sekitar Rp 730 miliar, yang (pajak) Opsen-nya sekitar Rp 600 miliar, berarti kita kan kurang Rp 1,3 triliun. Maka kita harus bisa inovasi,” paparnya.

Terkait rencana penambahan titik reklame, Wali Kota Eri memastikan bahwa penempatannya akan dibuat secara eksklusif sesuai karakteristik wilayah.

“Kita buat titik baru, tapi titik itu adalah titik eksklusif yang memang kita bedakan ya, jalan yang utama, sama bukan jalan utama,” pungkasnya. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surabaya Tahun 2026 resmi ditetapkan sebesar Rp 12,7 triliun.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menegaskan bahwa APBD ini akan menjadi dasar percepatan pelaksanaan pembangunan di Kota Pahlawan pada tahun mendatang.

“Kita segera melaksanakan pembangunan untuk tahun mendatang. Karena kita sudah bisa melakukan seperti persiapan lelang dan lain-lain. Prosesnya sudah bisa dilakukan, sehingga nanti Januari bisa jalan,” kata Eri, Rabu (12/11).

Dari total APBD tersebut, pendapatan daerah ditargetkan mencapai Rp 10,898 triliun yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pendapatan transfer.

PAD diproyeksikan sebesar Rp 8,198 triliun, sementara total belanja daerah direncanakan mencapai Rp 12,731 triliun.

Eri juga menjelaskan bahwa proyeksi PAD tahun 2026 akan didorong melalui optimalisasi aset daerah dan peningkatan pendapatan dari sektor pajak reklame.

“Jadi dari setiap tahun kan kita (PAD) sekitar Rp 8 triliun, tapi nanti insyaAllah di tahun depan kita akan banyak melakukan terkait dengan (optimalisasi) aset yang akan kita gunakan. Jadi jangan sampai mangkrak, disewakan,” jelasnya.

Selain optimalisasi aset, Pemkot Surabaya juga berencana menambah titik reklame sebagai salah satu langkah strategis untuk menggenjot pendapatan daerah.

“Yang kedua kita akan menaikkan (PAD) dari reklame. Jadi nanti di posisi jalan itu bisa neon box sehingga bisa terang, tapi yang bayar listrik bukan kita, tapi kita mendapatkan (dari, Red) pendapatan,” tuturnya.

Langkah inovatif dalam peningkatan PAD ini dilakukan sebagai upaya menutup defisit akibat pemotongan anggaran Transfer ke Daerah (TKD).

“Dengan pemotongan TKD, maka kita harus berinovasi untuk menggantikan TKD yang sekitar Rp 730 miliar, yang (pajak) Opsen-nya sekitar Rp 600 miliar, berarti kita kan kurang Rp 1,3 triliun. Maka kita harus bisa inovasi,” paparnya.

Terkait rencana penambahan titik reklame, Wali Kota Eri memastikan bahwa penempatannya akan dibuat secara eksklusif sesuai karakteristik wilayah.

“Kita buat titik baru, tapi titik itu adalah titik eksklusif yang memang kita bedakan ya, jalan yang utama, sama bukan jalan utama,” pungkasnya. (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait