Adik kakak R. Muhammad Fajar Santoso (kiri) dan RR. Savira Ayu Mukti saat wisuda bersama di dampingi ibunda di Graha Unesa Surabaya, Selasa (11/11). (Foto: Ahmad/METROTODAY)
METROTODAY, SURABAYA – Keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih kesuksesan. Hal ini dibuktikan oleh dua mahasiswa kakak beradik disabilitas yang berhasil bersama meraih gelar sarjana dan magister dalam wisuda ke-117 Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Selasa (11/11).
Mereka adalah R. Muhammad Fajar Santoso dari Prodi S-1 Pendidikan Sejarah, dan RR. Savira Ayu Mukti dari Prodi S-2 Pendidikan Bahasa dan Sastra.
Perjuangan mereka bukan hanya tentang meraih gelar akademik, tetapi juga tentang melampaui keterbatasan.
Perjalanan mereka hingga mencapai panggung wisuda tentu tidaklah mudah. Sejak kecil, keduanya memiliki keterbatasan fisik (tunadaksa). Namun, kondisi tersebut tidak mengurangi semangat mereka untuk belajar dan berkembang.
“Tantangannya memang menuntut kami beradaptasi dengan lingkungan, termasuk ketika kuliah harus beradaptasi dengan materi kuliah. Selain itu, tantangannya yaitu membagi waktu, karena saya juga bekerja jadi editor,” ujar Savira.
Savira merasa senang bisa mempersembahkan gelar magisternya kepada orang tuanya. Kesuksesan ini merupakan buah dari perjuangan dan dukungan kedua orang tua serta orang-orang terdekat.
Sang ibu, Edi Kristanti, tidak dapat membendung air mata melihat kedua anaknya naik ke panggung wisuda. Sejak kecil, anak-anaknya memang gemar membaca dan belajar otodidak.
“Kami sebagai orang tua terus mendukung perkembangan dan jalan studi maupun karier mereka,” tuturnya.
Kristanti merasa senang dan bangga dengan pencapaian anak-anaknya yang tidak banyak mengeluh, tetapi memilih untuk terus belajar dan mengembangkan potensi mereka.
“Saya bangga luar biasa. Dari kecil, mereka saya tekankan harus percaya diri dan mandiri. Saya selalu support secara maksimal,” ujarnya.
Keberhasilan Savira dan Fajar menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berprestasi.
Melalui dukungan keluarga dan lingkungan kampus yang adaptif, keduanya berhasil menunjukkan semangat belajar sepanjang hayat.
Rektor Unesa, Cak Hasan, mengapresiasi perjalanan dan pencapaian studi keduanya.
Menurut Cak Hasan, kesuksesan bukanlah milik mereka yang tidak memiliki keterbatasan, tetapi milik mereka yang terus belajar dan berjuang.
“Ini harus menjadi motivasi dan inspirasi bagi mahasiswa lain untuk meraih prestasi. Di balik prestasi ada perjuangan, dan Unesa akan terus mengapresiasi setiap perjuangan mahasiswanya,” jelasnya.
Sebagai bentuk apresiasi, Cak Hasan menawarkan beasiswa studi lanjut program doktor kepada Savira dan beasiswa studi lanjut magister kepada Fajar.
Sementara itu total ada lima mahasiswa disabilitas yang berhasil meraih gelar sarjana dan magister dalam wisuda.
Kelima wisudawan disabilitas tersebut Fariha dari Prodi S-1 Pendidikan Tata Busana, Okticha Farra Nabilla Elingga dari Prodi S-1 Pendidikan Tata Boga, Alisa Sidqi Maulida dari Prodi S-1 Pendidikan Tata Rias, R. Muhammad Fajar Santoso dari Prodi S-1 Pendidikan Sejarah, dan RR. Savira Ayu Mukti dari Prodi S-2 Pendidikan Bahasa dan Sastra. (ahm)
Tiga stand warung semi permanen di Jalan Pawiyatan, Surabaya tepatnya belakang Aspol, terbakar, Sabtu (13/12)…
DALAM sebuah momen yang berlangsung sederhana namun sarat makna, di ruang yang hangat dan penuh kekeluargaan,…
Raperda tentang hunian yang layak, yang mencakup kebijakan perencanaan, pengelolaan, tata ruang, dan keberlanjutan hunian…
PWI Pusat menerbitkan tiga Surat Edaran (SE) untuk seluruh anggota se-Indonesia, yakni SE tentang Rangkap…
Masyarakat dihebohkan dengan video viral aksi pencopetan di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, beberapa waktu lalu.…
Tim gabungan Universitas Airlangga (Unair) yang terdiri dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Keperawatan,…
This website uses cookies.