METROTODAY, SURABAYA – Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI) memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif pembentukan Kampung Pancasila di Kota Surabaya.
Program ini dinilai sebagai manifestasi nyata semangat gotong royong warga dalam menjaga Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas), sekaligus menjadi model bagi daerah lain.
“Saya memberikan apresiasi terhadap pembentukan Kampung Pancasila. Bahkan, ada lebih dari 6.000 ASN (Aparatur Sipil Negara) Pendamping yang diterjunkan di 1.361 RW Surabaya,” ujar Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kemendagri, Teguh Setyabudi, Jumat (12/9).

Teguh juga menyimak paparan mengenai empat bidang di Kampung Pancasila Surabaya, termasuk peran aktif warga di Kecamatan Wonokromo dan Pabean Cantian yang berhasil mencegah meluasnya aksi kerusuhan pada akhir Agustus 2025.
Kunjungannya ke Surabaya, kata Teguh, bertujuan khusus untuk menindaklanjuti upaya daerah dalam menjaga Kamtibmas pasca-unjuk rasa, terutama melalui aktivasi dan penguatan Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling).
“Kita tahu bahwasannya Siskamling di berbagai daerah itu bukan hal yang baru, termasuk di Kota Surabaya. Bahkan di Kota Surabaya sudah diinisiasi, diperkuat, dengan adanya pembentukan Kampung Pancasila,” jelasnya.
Teguh menambahkan bahwa Siskamling di Surabaya telah terintegrasi dalam Satuan Tugas (Satgas) Kemasyarakatan Kampung Pancasila. Ia menekankan perlunya penguatan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk Satgas ini.
“Tadi kami juga sudah sampaikan kepada Pak Wali Kota (Eri Cahyadi) untuk Satgas Kemasyarakatan, khususnya yang menyangkut masalah Siskamling itu bisa ada penebalan, ada penguatan terkait SOP-nya. Baik SOP yang menyangkut masalah petugasnya, tata kelola, manajemen, sarpras, kemudian juga terkait pelaporan dan tindak lanjutnya,” tuturnya.
Kemendagri juga mengapresiasi keberadaan Pos Keamanan Lingkungan (Poskamling) di seluruh RT Kota Surabaya, bahkan ada RT yang memiliki lebih dari satu Poskamling.
“Tadi disampaikan bahwasannya jumlah Poskamling (Surabaya) itu ada lebih dari 9.000. Itu luar biasa dan ini bisa menjadi penguatan bagaimana Siskamling di Kota Surabaya bisa lebih bagus lagi,” imbuhnya, seraya menggarisbawahi pentingnya sinergi dengan Pos Perlindungan Masyarakat (Poslinmas).
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan bahwa salah satu tujuan utama pembentukan Kampung Pancasila adalah memperkuat keamanan lingkungan melalui Siskamling.
“Jadi dikuatkan dengan Siskamling yang di kampung-kampung untuk menjaga bagaimana keamanan kota ini bisa dipastikan membuat warganya merasa aman dan nyaman,” ujar Eri.
Ia juga menjelaskan bahwa program Kampung Pancasila dirancang untuk melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk generasi muda atau Gen Z.
“Jadi kegiatan kita ini tidak hanya dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu, umur-umur tertentu. Seperti yang kita ketahui deklarasi di Tugu Pahlawan, itu adalah semuanya, termasuk Karang Taruna, Gen Z dan semuanya,” paparnya.
Sejak berjalan pada Juni 2025, Kampung Pancasila terbukti berperan penting saat kerusuhan di Surabaya akhir Agustus 2025.
“Sehingga memang (di Surabaya) sudah ada seperti Siskamling. Karena itulah (saat terjadi aksi massa), ada yang melakukan perlawanan seperti masyarakat Wonokromo, Pabean Cantian, Bubutan, dan banyak titik-titik tertentu,” jelasnya.
Eri Cahyadi memastikan pola pengamanan di Kampung Pancasila akan diatur untuk mendukung keamanan pusat kota.
“Karena tengah kota ini kita seperti tahu ya, nanti yang ada di rumah-rumah itu kan yang menjaga di setiap sudutnya, bukan di tengah-tengahnya,” ujarnya.
Sebagai langkah selanjutnya, Wali Kota Eri akan segera menyampaikan SOP Kampung Pancasila ke Kemendagri untuk dikaji.
“Nanti saya menyampaikan SOP kami ke Pak Dirjen. Sehingga Pak Dirjen nanti insyaallah akan memberikan masukan, arahan, sehingga ini akan lebih bisa dijalankan oleh masyarakat Surabaya,” pungkasnya. (ahm)