METROTODAY, SURABAYA โ Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mewawancarai anak-anak yang punya hobi menyimpang, ngelem, alias menghirup aroma lem.
Namun, Eri menempatkan diri sebagai ayah yang perhatian kepada anak-anaknya.
โOjo ngelem leโฆOjo ngelem. Mengko paru-parumu rusak,โ kata Eri Cahyadi lantas memegang kepala seorang anak dengan potongan gundul.
Anak tersebut lantas mengungkapkan cara dan sensasi dari ngelem. โPakai plastik terus dihirup,โ kata anak tersebut sebagaimana dikutip dari @call112suroboyo.
โRasanya pusing,โ kata dia melanjutkan.
Eri mengungkapkan bahwa Surabaya punya cara tersendiri untuk menempa anak-anak yang punya kebiasaan menyimpang tersebut.
Tidak dimasukkan ke barak militer sebagaimana yang terjadi di Jawa Barat.
Namun, Surabaya menempatkan anak-anak tersebut ke Kampung Anak Negeri yang dibangun di Rungkut dan Mulyorejo. Sudah bertahun-tahun lamanya lembaga itu beroperasi.
Eri mengatakan bahwa di tempat itu, anak-anak tersebut dibentuk karakternya. โJadi ya ada salatnya. Ada mengajinya juga,โ jelas Eri.
Tak hanya dididik, anak-anak tersebut juga diberikan pelatihan yang tentu sesuai dengan keinginannya. Mulai belajar mengelola kafe kecil-kecilan, melukis, musik, dan banyak hal lain yang positif.
Menurut Eri, tidak ada anak nakal. Ia meyakini bahwa setiap anak punya potensi yang bisa dikembangkan.
Penanganan anak bermasalah hari-hari ini memang menjadi topik perbincangan yang menarik. Namun demikian, tiap daerah punya model berbeda-beda untuk dikembangkan. (*)