Categories: Sidoarjo

Bupati Sidoarjo Subandi Bantu Perbaiki Rumah Janda-Janda di Tarik

METROTODAY, SIDOARJO – Tempat tinggal yang layak merupakan kebutuhan mendasar. Kebutuhan masyarakat itu menjadi perhatian Bupati Sidoarjo Subandi. Pada Minggu (31 Agustus 2025), dua warga kurang mampu di Kecamatan Tarik mendapat perhatian Bupati Subandi. Rumah mereka bakal direnovasi.

Rumah tersebut milik Nur Hayati, warga Dusun Tempuran, Desa Tarik; dan Toyah, warga Dusun Kedung Kunter, Desa Kedungbocok, Kecamatan Tarik. Minggu siang, Bupati Subandi mendatangi rumah dua warga Kecamatan Tarik tersebut. Dua rumah itu masuk kategori rumah tidak layak huni (RTLH).

Bupati Subandi mengatakan akan segera melakukan renovasi. Namun, akan dihitung dulu apa saja kerusakannya. Jika perbaikannya cukup dengan dana Rp 25 juta, maka ditangani Baznas Sidoarjo. Jika tidak, perbaikan akan dilakukan Pemkab Sidoarjo dengan anggaran sebesar Rp 30 juta.

”Nanti kita lihat. Kalau Baznas mampu, akan dikerjakan Baznas dengan dana perbaikan Rp 20 juta sampai Rp 25 juta. Kalau tidak mampu, kita beri bantuan dari pemda Rp 30 juta. Kita cek dulu,” ujarnya.

Bupati Subandi menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo berkomitmen menyelesaikan perbaikan RTLH. Dia ingin seluruh warga Sidoarjo dapat tinggal di rumah yang nyaman dan aman. Rumah yang benar-benar layak ditempati. Tidak bocor saat hujan dan memiliki kamar mandi yang layak.

”Pemerintah akan terus turun. Jangan sampai ada warga kita yang rumahnya tidak layak huni dan pemerintah tidak hadir,” ucapnya.

Bupati Subandi berharap seluruh stakeholders mendukung program perbaikan RTLH,  camat, dan Kades dapat mengawal perbaikannya. Program perbaikan RTLH diyakini dapat berjalan baik dengan kolaborasi dan koordinasi semua pihak.

”Nanti dikawal Pak Kades biar rumahnya beliau segera diperbaiki,” ucap Bupati Subandi setelah melihat kondisi rumah Nur Hayati di Dusun Tempuran, Desa Tarik, Kecamatan Tarik.

Nur Hayati merasa bersyukur rumahnya memperoleh program perbaikan RTLH. Dikatakannya sudah bertahun-tahun rumahnya dalam kondisi rusak. Atapnya kerap kali bocor saat hujan turun. Bahkan beberapa kayu penyangga atap rumah sudah patah. Hal tersebut sangat dikhawatirkannya jika sampai roboh.

”Senag sekali. Sudah lama rusak,” ucapnya singkat.

Nur Hayati mengatakan kondisi rumahnya seperti itu sudah lebih dari 10 tahun.

Dia tidak punya kamar mandi. Hanya ada ember plastik. Suaminya tidak punya cukup uang untuk memperbaiki rumah. Pekerjaaan serabutan yang dilakukan suaminya saat masih hidup hanya cukup untuk makan bersama tiga orang anaknya.

Sejak ditinggal suaminya meninggal 9 tahun lalu, Nur Hayati benar-benar tidak mampu berbuat banyak. Apalag dirinya juga habis terkena stroke. (MT)

Eros Muhammad

Recent Posts

Gubernur Aceh Mualem Terima Tim Relawan Unesa: Bantuan Kesehatan, Psikososial, dan Beasiswa Korban Banjir

Tim relawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang terdiri dari dokter, perawat, psikolog, konselor, dan ahli…

6 hours ago

Kebakaran di Belakang Aspol Pawiyatan Surabaya, 3 Warung dan 13 Motor Terbakar

Tiga stand warung semi permanen di Jalan Pawiyatan, Surabaya tepatnya belakang Aspol, terbakar, Sabtu (13/12)…

1 day ago

Profesor Tanpa Gelar

DALAM sebuah momen yang berlangsung sederhana namun sarat makna, di ruang yang hangat dan penuh kekeluargaan,…

1 day ago

Raperda Hunian Layak di Surabaya Masih Banyak Miss Persepsi, Aturan Rumah Kos Jadi Fokus

Raperda tentang hunian yang layak, yang mencakup kebijakan perencanaan, pengelolaan, tata ruang, dan keberlanjutan hunian…

1 day ago

PWI Pusat Terbitkan Edaran Soal Rangkap Jabatan, Perpanjangan KTA dan Donasi Kemanusiaan Bencana Sumatera

PWI Pusat menerbitkan tiga Surat Edaran (SE) untuk seluruh anggota se-Indonesia, yakni SE tentang Rangkap…

1 day ago

Copet Beraksi di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, KAI Daop 8 Tingkatkan Keamanan Jelang Nataru

Masyarakat dihebohkan dengan video viral aksi pencopetan di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, beberapa waktu lalu.…

2 days ago

This website uses cookies.