Categories: Nasional

Wamendiktisaintek Dorong Perguruan Tinggi Buat Kurikulum dan Lahirkan Lulusan Spesifik yang Dibutuhkan Industri

METROTODAY, SURABAYA – Transformasi pendidikan tinggi menuju kampus adaptif, kolaboratif, dan berdampak menjadi diskusi para akademisi dan stakeholder di Konferensi Puncak Perguruan Tinggi Indonesia (KPPTI) di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kamis (20/11).

Wamendiktisaintek Prof. Fauzan saat diwawancara awak media di Konferensi Puncak Perguruan Tinggi Indonesia (KPPTI) di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). (Foto: Ahmad/METROTODAY)

Perguruan tinggi diminta harus adaptasi dalam mengikuti perubahan terutama dalam membuat kurikulum.

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Prof. Fauzan mengatakan bahwa kerangka berpikir Perguruan Tinggi menjadi pilar utama untuk membangun peradaban yang lebih baik.

“Karena menjadi pilar strategis dalam membangun peradaban maka perguruan tinggi harus adaptif, artinya tata kelola dalam menjalankan kehidupan ini harus selalu berorientasi pada perubahan tuntutan perubahan atau dinamika masyarakat,” kata Prof. Fauzan.

Ia juga menjelaskan bahwa pembelajaran yang adaptif harus didukung dengan kurikulum yang adaptif pula. Desain kurikulum harus menjawab persoalan dan memiliki sensitivitas terhadap dinamika kehidupan sosial.

“Ini kan dinamika kehidupan sosial telah mengalami perubahan karena dinamika dulu ketika lapangan pekerjaan mencari SDM hal yang bersifat generik bisa dimaklumi. Sekarang SDM mencari lapangan pekerjaan, SDM yang memerlukan lapangan pekerjaan. Karena SDM yang mencari satu sisi tuntutan dunia industri spesifikasi,” jelasnya.

Dengan demikian menurutnya tidak mustahil lulusan perguruan tinggi hanya siap di training bukan siap bekerja. Siap di training untuk bisa kerja.

“Kalau melihat fenomena ini Perguruan tinggi harus mendesain menyiapkan kompetensi spesifikasi dengan berbagai cara inovasi,” imbuhnya.

Prof. Fauzan mencontohkan, jurusan perikanan harus didesain agar lulusannya memiliki spesifikasi keahlian yang dibutuhkan industri.

“Sehingga disitu ada peminatan atau class profesional. Ini dalam rangka mengantarkan spesifikasi. Sehingga mahasiswa lulusan dari kuliah punya alat yang efektif mengatasi obyek diperlukan oleh industri,” pungkasnya. (ahm)

Jay Wijayanto

Recent Posts

Kebakaran di Belakang Aspol Pawiyatan Surabaya, 3 Warung dan 13 Motor Terbakar

Tiga stand warung semi permanen di Jalan Pawiyatan, Surabaya tepatnya belakang Aspol, terbakar, Sabtu (13/12)…

19 hours ago

Profesor Tanpa Gelar

DALAM sebuah momen yang berlangsung sederhana namun sarat makna, di ruang yang hangat dan penuh kekeluargaan,…

20 hours ago

Raperda Hunian Layak di Surabaya Masih Banyak Miss Persepsi, Aturan Rumah Kos Jadi Fokus

Raperda tentang hunian yang layak, yang mencakup kebijakan perencanaan, pengelolaan, tata ruang, dan keberlanjutan hunian…

23 hours ago

PWI Pusat Terbitkan Edaran Soal Rangkap Jabatan, Perpanjangan KTA dan Donasi Kemanusiaan Bencana Sumatera

PWI Pusat menerbitkan tiga Surat Edaran (SE) untuk seluruh anggota se-Indonesia, yakni SE tentang Rangkap…

24 hours ago

Copet Beraksi di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, KAI Daop 8 Tingkatkan Keamanan Jelang Nataru

Masyarakat dihebohkan dengan video viral aksi pencopetan di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, beberapa waktu lalu.…

1 day ago

Tim Gabungan Unair Bantu Operasi Korban Banjir di RSUD Aceh Tamiang, Begini Langkahnya

Tim gabungan Universitas Airlangga (Unair) yang terdiri dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Keperawatan,…

1 day ago

This website uses cookies.