METROTODAY, SIDOARJO – Badan Karantina Kesehatan (BBKK) Surabaya meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk menghadapi potensi peningkatan kasus COVID-19 menyusul kepulangan jemaah haji Indonesia.
Sebagai garda terdepan pengawasan di pintu masuk negara, BBKK Surabaya berkomitmen untuk deteksi dini dan respons cepat terhadap penyebaran penyakit menular.
Salah satu langkah utama yang diambil BBKK Surabaya adalah mengimbau seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk Ketua PPIH Embarkasi Surabaya, Kementerian Agama Kanwil Jatim, Otoritas Bandara, maskapai (Saudia Airlines dan Garuda), serta Tenaga Kesehatan Haji Indonesia, untuk membantu jemaah haji mengisi SatuSehat Health Pass (SSHP) sebelum kembali ke Tanah Air.
“Kami sudah bersurat kepada seluruh pihak terkait untuk membantu jemaah mengisi SSHP. Data SSHP akan mempermudah tracking dan tracing penyakit menular,” ujar Kepala BBKK Surabaya, Dr. Rosidi Roslan, pada Kamis (12/6).
Petugas BBKK Surabaya juga akan siap membantu jemaah yang belum mengisi SSHP di asrama haji. Untuk memudahkan, barcode SSHP akan ditempel di berbagai media di area penerimaan jemaah. Pengawasan kesehatan dilakukan melalui pemeriksaan suhu tubuh dan observasi gejala penyakit.
Jika ditemukan jemaah dengan gejala penyakit menular, pengambilan sampel usap (swab) akan segera dilakukan. Sampel positif kemudian akan dikirim ke laboratorium jejaring untuk identifikasi varian.
Menanggapi isu COVID-19, Dr. Rosidi mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada.
“Jangan panik. Tetap ikuti arahan pemerintah dengan menerapkan protokol kesehatan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),” jelasnya. Jemaah yang terdeteksi penyakit menular akan segera dilaporkan kepada pemerintah daerah untuk penentuan tindakan karantina yang diperlukan.
Selain antisipasi penyakit menular, BBKK Surabaya juga menyiapkan penanganan kegawatdaruratan kesehatan.
Mengingat, 74,17 persen jemaah haji embarkasi Surabaya termasuk kategori risiko tinggi berdasarkan data pemeriksaan kesehatan, BBKK telah menyiapkan 10 unit ambulans: 2 di asrama haji, 7 di Bandara Juanda, dan 1 di kantor induk. Sebanyak 80 petugas kesehatan juga disiagakan 24 jam.
Langkah preventif lainnya termasuk pelaksanaan fogging di asrama haji pada 10 Juni, serta pemeriksaan sanitasi pesawat oleh petugas sanitarian setiap kali kedatangan.
“Kami berharap semua jemaah haji pulang dalam keadaan sehat dan menjadi haji mabrur. Kami memohon doa agar debarkasi haji berjalan lancar,” pungkas Dr. Rosidi. (ahm)