30.6 C
Surabaya
6 June 2025, 11:17 AM WIB

Pemerintah Siapkan Tiga Skema Pergerakan ke Armuzna untuk Pastikan Keamanan dan Kenyamanan Jamaah Haji

METROTODAY, MAKKAH – Pemerintah Indonesia telah menyiapkan strategi komprehensif untuk pergerakan jemaah haji menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), Hilman Latief, menjelaskan bahwa tiga skema pergerakan utama ini dirancang untuk memastikan efisiensi, kenyamanan, dan keamanan jemaah, terutama bagi kelompok lansia dan penyandang disabilitas.

Dalam jumpa pers di Kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah, Hilman Latief menerangkan bahwa pengelompokan jemaah akan dilakukan berdasarkan data syarikah dan lokasi markaznya.

Petugas Haji Indonesia juga telah membentuk kafilah adhoc dan war room bersama pihak Syarikah untuk menyinkronkan data, memastikan tidak ada jemaah yang tercecer.

Pemerintah RI menetapkan tiga skema pergerakan utama bagi jemaah haji:

  1. Skema Reguler (67% Jemaah / 136.000 orang): Jemaah akan bergerak dari Makkah ke Arafah, kemudian Muzdalifah, dan terakhir Mina. Ini adalah skema standar yang diterapkan untuk sebagian besar jemaah.
  2. Skema Murur (67.000 Jemaah): Untuk efisiensi dan kenyamanan, skema ini memungkinkan jemaah bergerak langsung menuju Mina dari Arafah tanpa singgah di Muzdalifah. “Ini kami siapkan untuk efisiensi dan kenyamanan jemaah,” tambah Hilman.
  3. Skema Tanazul (Sekitar 37.000 Jemaah): Jemaah pada skema ini akan melontar jumrah pada 10 Zulhijjah dan langsung kembali ke hotel tanpa perlu bermalam di Mina. Jemaah tanazul umumnya menginap di hotel kawasan Syisyah dan Raudhah.

Hilman Latief juga menegaskan adanya perhatian khusus bagi jemaah lanjut usia dan penyandang disabilitas melalui program Safari Wukuf Khusus.

Program ini dilengkapi dengan fasilitas pendampingan, pengawalan medis, dan penginapan transit. “Tujuannya memastikan ibadah tetap aman dan layak dijalankan,” tuturnya.

Perjalanan dari Makkah ke Arafah akan dibagi menjadi tiga gelombang, dengan gelombang terakhir berangkat pada 8 Zulhijjah pukul 00.00 WAS. Jemaah murur akan bergerak dari Arafah pada 9 Zulhijjah pukul 19.00 WAS, sementara jemaah reguler menuju Muzdalifah pukul 22.00 WAS.

Dari Muzdalifah ke Mina, akan digunakan sistem transportasi taraddudi. Setelah melaksanakan ritual Armuzna, seluruh jemaah akan kembali ke Makkah secara bertahap.

Saat ini, seluruh jemaah haji Indonesia telah berada di Makkah dan diimbau untuk menjaga kebugaran serta memperdalam manasik.

Beberapa jemaah haji Indonesia bahkan sudah mulai bergerak dari Makkah menuju Mina pada Selasa (3/6) malam untuk melaksanakan tarwiyah, bermalam di Mina sebelum wukuf di Arafah pada 8 Zulhijah.

Dengan kuota 221.000 jemaah haji tahun ini, Pemerintah Indonesia berharap seluruh jemaah dapat kembali ke Tanah Air sebagai haji mabrur. (ahm)

METROTODAY, MAKKAH – Pemerintah Indonesia telah menyiapkan strategi komprehensif untuk pergerakan jemaah haji menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), Hilman Latief, menjelaskan bahwa tiga skema pergerakan utama ini dirancang untuk memastikan efisiensi, kenyamanan, dan keamanan jemaah, terutama bagi kelompok lansia dan penyandang disabilitas.

Dalam jumpa pers di Kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah, Hilman Latief menerangkan bahwa pengelompokan jemaah akan dilakukan berdasarkan data syarikah dan lokasi markaznya.

Petugas Haji Indonesia juga telah membentuk kafilah adhoc dan war room bersama pihak Syarikah untuk menyinkronkan data, memastikan tidak ada jemaah yang tercecer.

Pemerintah RI menetapkan tiga skema pergerakan utama bagi jemaah haji:

  1. Skema Reguler (67% Jemaah / 136.000 orang): Jemaah akan bergerak dari Makkah ke Arafah, kemudian Muzdalifah, dan terakhir Mina. Ini adalah skema standar yang diterapkan untuk sebagian besar jemaah.
  2. Skema Murur (67.000 Jemaah): Untuk efisiensi dan kenyamanan, skema ini memungkinkan jemaah bergerak langsung menuju Mina dari Arafah tanpa singgah di Muzdalifah. “Ini kami siapkan untuk efisiensi dan kenyamanan jemaah,” tambah Hilman.
  3. Skema Tanazul (Sekitar 37.000 Jemaah): Jemaah pada skema ini akan melontar jumrah pada 10 Zulhijjah dan langsung kembali ke hotel tanpa perlu bermalam di Mina. Jemaah tanazul umumnya menginap di hotel kawasan Syisyah dan Raudhah.

Hilman Latief juga menegaskan adanya perhatian khusus bagi jemaah lanjut usia dan penyandang disabilitas melalui program Safari Wukuf Khusus.

Program ini dilengkapi dengan fasilitas pendampingan, pengawalan medis, dan penginapan transit. “Tujuannya memastikan ibadah tetap aman dan layak dijalankan,” tuturnya.

Perjalanan dari Makkah ke Arafah akan dibagi menjadi tiga gelombang, dengan gelombang terakhir berangkat pada 8 Zulhijjah pukul 00.00 WAS. Jemaah murur akan bergerak dari Arafah pada 9 Zulhijjah pukul 19.00 WAS, sementara jemaah reguler menuju Muzdalifah pukul 22.00 WAS.

Dari Muzdalifah ke Mina, akan digunakan sistem transportasi taraddudi. Setelah melaksanakan ritual Armuzna, seluruh jemaah akan kembali ke Makkah secara bertahap.

Saat ini, seluruh jemaah haji Indonesia telah berada di Makkah dan diimbau untuk menjaga kebugaran serta memperdalam manasik.

Beberapa jemaah haji Indonesia bahkan sudah mulai bergerak dari Makkah menuju Mina pada Selasa (3/6) malam untuk melaksanakan tarwiyah, bermalam di Mina sebelum wukuf di Arafah pada 8 Zulhijah.

Dengan kuota 221.000 jemaah haji tahun ini, Pemerintah Indonesia berharap seluruh jemaah dapat kembali ke Tanah Air sebagai haji mabrur. (ahm)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/