LPS Yakin Bonus Demografi akan Jadi Kekuatan Ekonomi Indonesia

METROTODAY, SURABAYA – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, menyoroti peran penting bonus demografi sebagai kekuatan utama ekonomi Indonesia.

Dalam acara LPS Financial Festival di Surabaya, ia menegaskan bahwa dominasi generasi muda menjadi modal berharga di tengah ketidakpastian global saat ini.

Pada tahun 2023, lebih dari 60 persen populasi Indonesia berada di usia produktif (15-64 tahun). Kelompok ini, yang didominasi oleh generasi milenial dan Gen Z, menjadi pilar utama penggerak ekonomi.

Menurut Purbaya, daya beli dan konsumsi dari generasi muda inilah yang menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Kontribusi permintaan domestik yang besar mencapai 62,53% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II 2025 menunjukkan betapa kuatnya fondasi ekonomi Indonesia yang bertumpu pada pasar internal.

Purbaya juga menekankan bahwa meskipun risiko global selalu ada, Indonesia tidak perlu khawatir secara berlebihan, melainkan harus tetap waspada.

Ekonomi nasional dinilai kuat dan berdaulat karena ditopang oleh permintaan domestik yang solid dan bonus demografi.

Dengan pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang mencapai 6,99% pada kuartal II 2025, Indonesia memiliki daya tahan yang baik untuk menghadapi gejolak eksternal.

Secara keseluruhan, bonus demografi bukan sekadar angka statistik, melainkan aset berharga yang memberikan optimisme bagi masa depan ekonomi Indonesia.

Dengan populasi muda yang produktif dan konsumtif, Indonesia memiliki fondasi kuat untuk terus tumbuh dan beradaptasi di tengah tantangan global yang terus berubah. (red)

METROTODAY, SURABAYA – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, menyoroti peran penting bonus demografi sebagai kekuatan utama ekonomi Indonesia.

Dalam acara LPS Financial Festival di Surabaya, ia menegaskan bahwa dominasi generasi muda menjadi modal berharga di tengah ketidakpastian global saat ini.

Pada tahun 2023, lebih dari 60 persen populasi Indonesia berada di usia produktif (15-64 tahun). Kelompok ini, yang didominasi oleh generasi milenial dan Gen Z, menjadi pilar utama penggerak ekonomi.

Menurut Purbaya, daya beli dan konsumsi dari generasi muda inilah yang menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Kontribusi permintaan domestik yang besar mencapai 62,53% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II 2025 menunjukkan betapa kuatnya fondasi ekonomi Indonesia yang bertumpu pada pasar internal.

Purbaya juga menekankan bahwa meskipun risiko global selalu ada, Indonesia tidak perlu khawatir secara berlebihan, melainkan harus tetap waspada.

Ekonomi nasional dinilai kuat dan berdaulat karena ditopang oleh permintaan domestik yang solid dan bonus demografi.

Dengan pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang mencapai 6,99% pada kuartal II 2025, Indonesia memiliki daya tahan yang baik untuk menghadapi gejolak eksternal.

Secara keseluruhan, bonus demografi bukan sekadar angka statistik, melainkan aset berharga yang memberikan optimisme bagi masa depan ekonomi Indonesia.

Dengan populasi muda yang produktif dan konsumtif, Indonesia memiliki fondasi kuat untuk terus tumbuh dan beradaptasi di tengah tantangan global yang terus berubah. (red)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/