27.7 C
Surabaya
11 July 2025, 18:55 PM WIB

Tertahan 4 Hari di Surabaya karena Letusan Gunung Lewotobi, Jemaah Haji NTT Akhirnya Bisa Pulang

METROTODAY, SURABAYA – Setelah sempat tertunda selama empat hari akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, sebanyak 22 jemaah haji kloter SUB 75 asal Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), akhirnya bisa pulang ke kampung halaman, Jumat (11/7).

Mereka dijadwalkan terbang dari Surabaya menuju Labuan Bajo dengan transit di Denpasar, Bali.

Ketua Kloter 75, Abdul Murtalib Nurdin, mengisahkan bahwa penundaan terjadi pada Senin (7/7) saat rombongan sudah berada di ruang tunggu Bandara Juanda.

Mereka awalnya dijadwalkan terbang dengan pesawat Super Airjet langsung menuju Bandara Komodo, Labuan Bajo.

“Kami diberi tahu bahwa Bandara Komodo ditutup karena kondisi alam tidak memungkinkan. Letusan Gunung Lewotobi menyebabkan abu vulkanik yang membahayakan penerbangan,” jelas Abdul Murtalib.

Penutupan Bandara Komodo berlangsung selama dua hari, 7–8 Juli 2025. Tiket penerbangan yang batal dijanjikan akan diganti sepenuhnya oleh maskapai, namun hingga kini proses pencairannya masih berlangsung. Untuk penerbangan pulang kali ini, seluruh biaya ditanggung pribadi oleh jemaah dan petugas haji.

Beruntung, para jemaah mendapat bantuan akomodasi dari pihak asrama haji.

“Saat tiba di Surabaya pada 4 Juli, kami sempat menginap di hotel. Tapi karena keterbatasan biaya, kami tidak bisa lanjut menginap di sana. Alhamdulillah pihak asrama haji memberi kami tempat menginap gratis,” ujar Abdul Murtalib bersyukur.

Meski sempat merasa tertinggal karena kloter lain telah lebih dulu bertemu keluarga di kampung halaman, Abdul Murtalib mengaku ikhlas menjalani ujian ini.

“Insya Allah ada hikmah di balik semua ini. Mungkin ini bagian dari ujian yang menambah keberkahan ibadah haji kami,” tuturnya penuh harap.

Rombongan sempat berusaha pulang lebih awal setelah bandara kembali dibuka, namun kehabisan tiket.

Akhirnya, mereka dijadwalkan terbang pukul 13.15 WIB dengan Lion Air menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar.

Dari sana, perjalanan dilanjutkan dengan Batik Air pukul 15.30 WITA menuju Bandara Komodo, Labuan Bajo.

Kini, setelah berbagai tantangan, jemaah haji asal Manggarai akhirnya bisa memeluk keluarga dan kembali ke rumah dengan membawa kisah yang tak terlupakan. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Setelah sempat tertunda selama empat hari akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, sebanyak 22 jemaah haji kloter SUB 75 asal Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), akhirnya bisa pulang ke kampung halaman, Jumat (11/7).

Mereka dijadwalkan terbang dari Surabaya menuju Labuan Bajo dengan transit di Denpasar, Bali.

Ketua Kloter 75, Abdul Murtalib Nurdin, mengisahkan bahwa penundaan terjadi pada Senin (7/7) saat rombongan sudah berada di ruang tunggu Bandara Juanda.

Mereka awalnya dijadwalkan terbang dengan pesawat Super Airjet langsung menuju Bandara Komodo, Labuan Bajo.

“Kami diberi tahu bahwa Bandara Komodo ditutup karena kondisi alam tidak memungkinkan. Letusan Gunung Lewotobi menyebabkan abu vulkanik yang membahayakan penerbangan,” jelas Abdul Murtalib.

Penutupan Bandara Komodo berlangsung selama dua hari, 7–8 Juli 2025. Tiket penerbangan yang batal dijanjikan akan diganti sepenuhnya oleh maskapai, namun hingga kini proses pencairannya masih berlangsung. Untuk penerbangan pulang kali ini, seluruh biaya ditanggung pribadi oleh jemaah dan petugas haji.

Beruntung, para jemaah mendapat bantuan akomodasi dari pihak asrama haji.

“Saat tiba di Surabaya pada 4 Juli, kami sempat menginap di hotel. Tapi karena keterbatasan biaya, kami tidak bisa lanjut menginap di sana. Alhamdulillah pihak asrama haji memberi kami tempat menginap gratis,” ujar Abdul Murtalib bersyukur.

Meski sempat merasa tertinggal karena kloter lain telah lebih dulu bertemu keluarga di kampung halaman, Abdul Murtalib mengaku ikhlas menjalani ujian ini.

“Insya Allah ada hikmah di balik semua ini. Mungkin ini bagian dari ujian yang menambah keberkahan ibadah haji kami,” tuturnya penuh harap.

Rombongan sempat berusaha pulang lebih awal setelah bandara kembali dibuka, namun kehabisan tiket.

Akhirnya, mereka dijadwalkan terbang pukul 13.15 WIB dengan Lion Air menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar.

Dari sana, perjalanan dilanjutkan dengan Batik Air pukul 15.30 WITA menuju Bandara Komodo, Labuan Bajo.

Kini, setelah berbagai tantangan, jemaah haji asal Manggarai akhirnya bisa memeluk keluarga dan kembali ke rumah dengan membawa kisah yang tak terlupakan. (ahm)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/