METROTODAY, SURABAYA – Universitas Airlangga (Unair) kembali menunjukkan kiprahnya dalam dunia riset kesehatan dengan mengembangkan vaksin flu babi dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Bibit dan formula vaksin tersebut dikabarkan telah siap dan akan diserahkan ke pihak industri pada 20 Mei mendatang.
“Insyaallah minggu depan sheet vaksin sudah siap semua. Tinggal kita siapkan apa yang kurang sambil dipoles sedikit,” ujar Rektor Unair, Prof. Mohammad Nasih, pada Minggu (18/5).
Meski formulanya telah rampung, Prof. Nasih menegaskan bahwa vaksin belum dapat langsung digunakan karena masih berada dalam tahap awal. Produksi massal akan menjadi tanggung jawab industri farmasi.
“Unair tidak punya pabrik. Produksi massal akan dilakukan oleh industri dengan menggandakan bibit dan formula yang sudah kami siapkan,” jelasnya.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Unair saat ini adalah kepastian pasar. Prof. Nasih mengungkapkan bahwa tanpa jaminan permintaan, industri cenderung enggan memproduksi vaksin dalam jumlah besar.
“Selama ini pabrik tidak mau produksi kalau pasarnya tidak jelas. Siapa yang mau kerja bakti kalau ternyata gak laku,” ungkapnya.
Ia juga menyebutkan bahwa peran pemerintah sangat vital dalam mempercepat proses produksi melalui pembelian langsung maupun kebijakan dukungan pasar.
“Kalau pemerintah membeli, tentu proses produksi akan lebih cepat. Kalau tidak, akan berbahaya bagi kelangsungan produksi vaksin ini,” tegas Prof. Nasih.
Untuk mengatasi tantangan komersialisasi, Unair telah menjalin kerja sama strategis dengan PT Caprifarmindo Laboratories sejak 5 Maret lalu.
Kolaborasi ini diharapkan mampu membuka akses yang lebih luas ke pasar serta memastikan keberhasilan produksi massal vaksin flu babi dan PMK. (*)