METROTODAY, SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berkolaborasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) untuk memperkuat fondasi spiritual masyarakat melalui program pemberantasan buta aksara Al-Qur’an.
Inisiatif ini bertujuan untuk memastikan setiap warga, khususnya yang belum fasih, dapat membaca Al-Qur’an dan memahami nilai-nilai agama secara menyeluruh.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengungkapkan program ini saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Graha Sawunggaling, Rabu (24/9).
Menurutnya, kolaborasi ini merupakan langkah nyata untuk mewujudkan visi Kampung Pancasila yang diusung oleh Pemkot Surabaya.
“Melalui kolaborasi dengan Kementerian Agama, kami akan mengerahkan para penyuluh agama untuk turun langsung ke setiap perkampungan. Program ini bertujuan untuk memastikan setiap warga bisa membaca Al-Qur’an. Kami mengundang siapa pun yang berminat untuk mendaftar,” kata Eri.
Pemkot Surabaya, melalui lurah dan camat, akan mendata warga yang ingin belajar Al-Qur’an. Data ini akan menjadi dasar bagi para penyuluh dalam menyelenggarakan pelatihan dan bimbingan terstruktur.
Wali Kota Eri meyakini bahwa keluarga yang menjalankan ajaran agama akan menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah, yang pada akhirnya membentuk kota yang diberkahi.
“Saya meyakini, ketika setiap keluarga di perkampungan menjalankan ajaran agama, mereka akan menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Keluarga yang kuat akan membentuk kampung yang kuat, dan mewujudkan kota yang diberkahi dari unit terkecilnya, yaitu keluarga,” jelasnya.
Kepala Kemenag Kota Surabaya, Muhammad Muslim, menyatakan bahwa para penyuluh agama memiliki kelompok binaan yang luas, dengan fokus tidak hanya pada membaca Al-Qur’an, tetapi juga pada isu-isu sosial seperti narkoba, radikalisme, lingkungan, dan pembinaan keluarga sakinah.
“Ke depan, kami akan mewajibkan seluruh penyuluh untuk mengikuti pelatihan TOT (Training of Trainers) yang bertujuan untuk memberantas buta aksara Al-Qur’an bagi orang dewasa di Surabaya. Target kami adalah dalam satu tahun ini, 5.000 lansia yang sebelumnya tidak bisa membaca Al-Qur’an akan menjadi mahir,” kata Muhammad Muslim.
Kemenag juga akan melakukan pembinaan terhadap guru TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an) yang kurang aktif. Muhammad Muslim juga menyampaikan apresiasi kepada para penyuluh agama atas semangat mereka.
“Bagi para pendidik agama, jangan pernah merasa lelah, semangat selalu karena tugas penyuluh adalah proaktif mencari dan membina kelompok-kelompok yang rentan dan belum terjangkau,” pungkasnya. (ahm)