14 December 2025, 3:05 AM WIB

Perpaduan Shibori, Jeans, dan Batik yang Berani Sajikan Born Unreveled, Simbol Perlawanan Lewat Fashion

METROTODAY, SURABAYA – Surabaya Fashion Parade (SFP) 2025 yang digelar di Tunjungan Plaza menjadi idealisme desainer Veni Rosita untuk menghadirkan koleksi bertema Born Unreveled yang memukau. Karya ini memadukan teknik shibori, jeans, dan batik bernuansa biru yang unik dan berani.

Koleksi Born Unreveled menawarkan dekonstruksi estetika konvensional. Potongan asimetris, tekstur kasar, motif patah, dan serat terjuntai menjadi simbol perlawanan terhadap norma-norma yang kaku. Setiap detail dirancang untuk membebaskan diri dari batasan lama dan menyingkap identitas baru.

“Tema besar SFP 2025, Rebellion, lebih tepat dipahami sebagai energi perlawanan yang elegan. Bukan sekadar melawan, tapi membebaskan diri dari batasan lama dan menyingkap identitas baru,” ujar Rosita, Selasa (18/11).

Simbol perlawanan ini terwujud dalam potongan kain yang disusun tidak teratur, mencampurkan batik, jeans, dan shibori secara acak namun tetap harmonis.

Rosita menjelaskan bahwa inti dari koleksi ini adalah ekspresi diri dan keberanian untuk keluar dari zona nyaman.

Model yang membawakan busana Born Unreveled rancangan desainer Veni Rosita dengan memadukan teknik shibori, jeans, dan batik bernuansa biru yang unik dan berani. (Foto: Ahmad/METROTODAY)

“Intinya kita mengekspresikan diri, jadi merayakan sebuah keberanian bahwa kita berani out of the box,” imbuhnya.

Rosita menciptakan dua desain, satu untuk pria dan satu untuk wanita. Desain pria menampilkan celana panjang yang ditempelkan shibori, batik, dan jeans dengan outer.

Sementara desain wanita berupa celana monyet yang dipadukan dengan aksesoris akusasiko jahit tangan dan batu-batuan.

“Benar-benar rebel banget, tapi hasilnya tetap terlihat harmonis dan cantik,” ungkap Rosita.

Inspirasi untuk koleksi ini datang dari pemanfaatan perca kain. Dengan tema Rebellion, Rosita merasa bebas berkreasi, menghasilkan motif yang unik dengan gaya santai namun tetap ekspresif. Proses pembuatan desain ini memakan waktu sekitar tiga minggu.

“Idenya suka memanfaatkan perca-perca kain, sekarang dengan tema ini bebas saja. Akhirnya motif yang seperti itu dengan gaya yang santai tapi tidak bisa digunakan sehari-hari. Tapi suatu ekspresi,” paparnya. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Surabaya Fashion Parade (SFP) 2025 yang digelar di Tunjungan Plaza menjadi idealisme desainer Veni Rosita untuk menghadirkan koleksi bertema Born Unreveled yang memukau. Karya ini memadukan teknik shibori, jeans, dan batik bernuansa biru yang unik dan berani.

Koleksi Born Unreveled menawarkan dekonstruksi estetika konvensional. Potongan asimetris, tekstur kasar, motif patah, dan serat terjuntai menjadi simbol perlawanan terhadap norma-norma yang kaku. Setiap detail dirancang untuk membebaskan diri dari batasan lama dan menyingkap identitas baru.

“Tema besar SFP 2025, Rebellion, lebih tepat dipahami sebagai energi perlawanan yang elegan. Bukan sekadar melawan, tapi membebaskan diri dari batasan lama dan menyingkap identitas baru,” ujar Rosita, Selasa (18/11).

Simbol perlawanan ini terwujud dalam potongan kain yang disusun tidak teratur, mencampurkan batik, jeans, dan shibori secara acak namun tetap harmonis.

Rosita menjelaskan bahwa inti dari koleksi ini adalah ekspresi diri dan keberanian untuk keluar dari zona nyaman.

Model yang membawakan busana Born Unreveled rancangan desainer Veni Rosita dengan memadukan teknik shibori, jeans, dan batik bernuansa biru yang unik dan berani. (Foto: Ahmad/METROTODAY)

“Intinya kita mengekspresikan diri, jadi merayakan sebuah keberanian bahwa kita berani out of the box,” imbuhnya.

Rosita menciptakan dua desain, satu untuk pria dan satu untuk wanita. Desain pria menampilkan celana panjang yang ditempelkan shibori, batik, dan jeans dengan outer.

Sementara desain wanita berupa celana monyet yang dipadukan dengan aksesoris akusasiko jahit tangan dan batu-batuan.

“Benar-benar rebel banget, tapi hasilnya tetap terlihat harmonis dan cantik,” ungkap Rosita.

Inspirasi untuk koleksi ini datang dari pemanfaatan perca kain. Dengan tema Rebellion, Rosita merasa bebas berkreasi, menghasilkan motif yang unik dengan gaya santai namun tetap ekspresif. Proses pembuatan desain ini memakan waktu sekitar tiga minggu.

“Idenya suka memanfaatkan perca-perca kain, sekarang dengan tema ini bebas saja. Akhirnya motif yang seperti itu dengan gaya yang santai tapi tidak bisa digunakan sehari-hari. Tapi suatu ekspresi,” paparnya. (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait