METROTODAY, SIDOARJO – Sidoarjo tengah memasuki masa cuaca yang tidak menentu. Siang hari terasa hangat dengan suhu mencapai 33°C, namun menjelang sore dan malam udara berubah cepat menjadi lebih sejuk disertai hujan dan badai petir.
Saat malam tiba, suhu turun hingga 26°C dengan kelembaban tinggi. Kondisi ini membuat banyak orang merasakan perubahan pada kulit wajah yang terasa lebih kering, kencang, bahkan hingga mengelupas.
Fenomena ini bukan sekadar gangguan ringan, tetapi bentuk reaksi kulit terhadap perubahan suhu dan kelembapan ekstrem yang sering terjadi di musim dingin hujan seperti sekarang di Sidoarjo.
Perubahan Cuaca dan Dampaknya pada Kulit Wajah
Menurut laman kesehatan Alodokter, kulit wajah yang kering dan mengelupas umumnya terjadi ketika lapisan kulit paling luar kekurangan cairan.
“Kondisi kulit kering terjadi saat lapisan kulit paling luar mengalami kekurangan cairan, yang dapat disebabkan oleh berbagai hal,” tulis Alodokter.
Saat berada di daerah bersuhu rendah atau saat udara lembap namun dingin seperti musim hujan, kelembapan udara memang tinggi, tetapi air di udara tidak cukup terserap ke kulit.
Sebaliknya, udara dingin dan angin justru mempercepat penguapan air di permukaan kulit, menyebabkan kulit terasa kasar dan bersisik.
Selain faktor cuaca, kebiasaan harian juga memperparah kondisi kulit. Banyak orang cenderung mandi air panas saat udara dingin. Padahal, Alodokter menjelaskan bahwa mandi air panas terlalu lama dapat menghilangkan minyak alami kulit yang berfungsi menjaga kelembaban.
Begitu pula penggunaan sabun atau pembersih wajah berbahan keras yang mengandung alkohol, bisa merusak lapisan pelindung alami kulit dan membuatnya semakin kering.
Kondisi Sidoarjo saat ini juga memperlihatkan perubahan cuaca yang cepat. Dari siang yang terik, suhu dapat turun drastis menjelang sore dan malam hari disertai hujan deras.
Perubahan suhu ekstrem inilah yang memengaruhi kinerja kelenjar minyak pada kulit wajah. Akibatnya, produksi minyak alami berkurang, sementara penguapan air dari permukaan kulit meningkat.
Kulit pun kehilangan elastisitasnya sehingga tampak kusam dan mulai mengelupas di area pipi, hidung, atau dagu.
Alodokter juga menambahkan, “Perubahan cuaca berpengaruh terhadap tingkat kelembapan udara. Makin rendah kelembapan udara, kulit akan makin terasa kering.”
Pernyataan ini menunjukkan bahwa tubuh perlu beradaptasi dengan perubahan lingkungan untuk mempertahankan keseimbangan alami kulit.
Langkah Tepat Menjaga Kelembaban Kulit di Musim Hujan
Untuk mengatasi kondisi ini, beberapa langkah sederhana dapat dilakukan. Gunakan pelembab wajah berbentuk krim yang lebih kental agar lapisan kulit terlindungi dari udara dingin dan hujan.
Hindari penggunaan air panas, dan pilih pembersih wajah yang lembut serta bebas alkohol. Selain itu, penting untuk memperhatikan asupan air harian agar tubuh tetap terhidrasi dari dalam.
Saat malam di Sidoarjo terasa sejuk dan hujan turun deras, udara menjadi lembab tetapi suhu rendah. Ini membuat kulit sulit menahan cairan yang dibutuhkannya.
Karena itu, pastikan ruangan tidak terlalu dingin dan gunakan humidifier bila perlu. Dengan perawatan yang tepat, kulit wajah tetap bisa lembab dan sehat meski cuaca tidak bersahabat.
Pada akhirnya, perubahan cuaca di Sidoarjo bukanlah penghalang untuk memiliki kulit sehat.
Yang dibutuhkan adalah kesadaran untuk memahami bahwa kulit adalah bagian tubuh yang peka terhadap lingkungan, dan perawatannya harus menyesuaikan dengan musim.
Dengan menjaga kelembaban kulit secara rutin, Anda dapat menikmati musim hujan tanpa khawatir kulit wajah kering dan mengelupas. (elfira/mt)

