METROTODAY, SIDOARJO – Gaya hidup hemat sekaligus kekinian tidak hanya menjadi solusi untuk tampil fashionable dengan harga terjangkau, tetapi juga bagian dari tren yang merajalela di dunia fashion.
Tren thrifting mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 2000-an, ketika pakaian bekas impor dari Jepang, Korea, dan Amerika Serikat membanjiri pasar.
Awalnya, thrifting hanya dikenal di pasar loak atau kios kecil. Namun kini, thrifting naik kelas bahkan dijual secara online melalui Instagram dan marketplace, sehingga lebih mudah diakses generasi muda.
Mengapa Thrifting Bisa Merajalela?
Alasan utama thrifting semakin digemari adalah harga yang murah dengan kualitas bagus. Banyak pakaian thrift berasal dari brand internasional ternama dengan bahan berkualitas tinggi.
Selain itu, thrifting juga dianggap sebagai bagian dari sustainable fashion, yakni tren fashion berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan karena mengurangi produksi pakaian baru dan memanfaatkan kembali pakaian yang masih layak pakai.
Menariknya, minat thrifting antara cowok dan cewek ternyata memiliki perbedaan yang cukup jelas.
Cowok umumnya lebih fokus berburu barang branded yang terkenal dengan kualitas serta ketahanannya.
Misalnya, jaket denim dari Levi’s, hoodie atau t-shirt dari Nike, Adidas, hingga Champion, serta sneakers second dari merek Converse, Vans, atau New Balance menjadi incaran utama.
Sementara itu, cewek cenderung memilih pakaian yang lucu, estetik, dan mudah dipadupadankan, seperti dress floral, blouse vintage, rok midi, hingga cardigan rajut warna pastel.
Jika cowok mencari value dari brand besar, cewek lebih mengutamakan tampilan yang unik dan stylish untuk mendukung gaya sehari-hari.
Meski hemat dan stylish, thrifting tidak bisa lepas dari risiko kesehatan. Pakaian bekas impor berpotensi membawa bakteri, jamur, tungau, bahkan kutu jika tidak dibersihkan dengan benar.
Risiko ini bisa menimbulkan iritasi kulit, gatal-gatal, hingga alergi pada orang yang sensitif.
Namun, thrifting tetap bisa aman asalkan pakaian dibersihkan dengan cara yang tepat.
Cara Aman Membersihkan Pakaian Thrift
Setelah membeli pakaian thrift, ada beberapa langkah yang wajib dilakukan agar pakaian benar-benar aman dipakai:
1. Pisahkan pakaian thrift dari pakaian lain untuk mencegah penularan kuman.
2. Rendam pakaian dengan air panas (sekitar 60–70°C) selama 30 menit untuk membunuh bakteri dan tungau.
3. Tambahkan antiseptik pakaian atau desinfektan khusus ke dalam rendaman.
4. Cuci dengan detergen seperti biasa, lalu bilas hingga bersih.
5. Jemur langsung di bawah sinar matahari sampai benar-benar kering. Sinar UV membantu membunuh sisa kuman.
6. Untuk pakaian tertentu seperti jas, blazer, atau sepatu thrift, sebaiknya dibawa ke laundry dry clean agar lebih higienis.
Dengan tren yang terus berkembang, thrifting kini bukan hanya soal berhemat, tetapi juga cara anak muda mengekspresikan diri, tetap modis, dan ikut berkontribusi dalam menjaga lingkungan. (amel/red)
Tim relawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang terdiri dari dokter, perawat, psikolog, konselor, dan ahli…
Tiga stand warung semi permanen di Jalan Pawiyatan, Surabaya tepatnya belakang Aspol, terbakar, Sabtu (13/12)…
DALAM sebuah momen yang berlangsung sederhana namun sarat makna, di ruang yang hangat dan penuh kekeluargaan,…
Raperda tentang hunian yang layak, yang mencakup kebijakan perencanaan, pengelolaan, tata ruang, dan keberlanjutan hunian…
PWI Pusat menerbitkan tiga Surat Edaran (SE) untuk seluruh anggota se-Indonesia, yakni SE tentang Rangkap…
Masyarakat dihebohkan dengan video viral aksi pencopetan di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, beberapa waktu lalu.…
This website uses cookies.