Ilustrasi kesehatan mental untuk wanita. (Foto: AI/Gemini)
METROTODAY, SIDOARJO – Maraknya fenomena perilaku maladaptif seperti kasus bunuh diri, bullying, kenakalan remaja, hingga pelecehan seksual di berbagai usia menjadi perhatian serius kalangan psikolog.
Psikolog sekaligus dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA), Zaki Nur Fahmawati, M.Psi., menegaskan bahwa kesehatan mental memegang peran penting dalam mencegah perilaku negatif tersebut.
Menurut Dosen Psikologi Klinis Umsida tersebut, kesehatan mental tidak hanya berarti terbebas dari gangguan psikologis, tetapi juga kemampuan seseorang untuk mengaktualkan potensi diri, mengelola stres, dan membangun relasi sosial yang sehat.
“Dengan kesehatan mental yang baik, kita akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Setiap orang punya potensi, meskipun berbeda-beda. Jika potensi itu bisa dikembangkan, maka hidup akan terasa lebih bermakna,” jelasnya.
Ia menambahkan, kesehatan mental yang optimal dicirikan dengan kemampuan mengelola emosi, merespons situasi secara konstruktif, dan diterima oleh norma masyarakat. Sebaliknya, perilaku maladaptif menjadi tanda bahwa kondisi psikologis seseorang tidak berada pada level optimal.
Zaki menekankan bahwa setiap orang pasti berhadapan dengan stres dan permasalahan sehari-hari. Namun, yang terpenting adalah bagaimana cara seseorang mengelolanya.
“Kalau kita bisa menyelesaikan masalah secara konstruktif dengan memanfaatkan kemampuan dan daya dukung yang kita miliki, misalnya peer support, maka itu akan membuat kita lebih kuat dan tetap sehat secara mental,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Zaki menjelaskan bahwa menjaga kesehatan mental tidak bisa dilakukan sendirian. Lingkungan yang baik dan support system yang sehat menjadi faktor penting.
“Kita perlu berelasi dengan orang lain secara baik, membangun komunikasi yang positif, dan tahu kapan harus mencari bantuan ketika masalah terasa berat. Itu langkah penting untuk tetap sehat secara psikologis,” terangnya.
Ia pun mengajak masyarakat terutama anak muda untuk lebih peduli terhadap isu kesehatan mental.
Menurutnya, kesehatan mental bukan hanya urusan individu, tetapi juga tanggung jawab bersama untuk menciptakan lingkungan yang saling mendukung. “Kalau kesehatan mental baik, maka hidup kita akan lebih berkualitas,” tutupnya. (elfira/red)
Tim relawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang terdiri dari dokter, perawat, psikolog, konselor, dan ahli…
Tiga stand warung semi permanen di Jalan Pawiyatan, Surabaya tepatnya belakang Aspol, terbakar, Sabtu (13/12)…
DALAM sebuah momen yang berlangsung sederhana namun sarat makna, di ruang yang hangat dan penuh kekeluargaan,…
Raperda tentang hunian yang layak, yang mencakup kebijakan perencanaan, pengelolaan, tata ruang, dan keberlanjutan hunian…
PWI Pusat menerbitkan tiga Surat Edaran (SE) untuk seluruh anggota se-Indonesia, yakni SE tentang Rangkap…
Masyarakat dihebohkan dengan video viral aksi pencopetan di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, beberapa waktu lalu.…
This website uses cookies.