27.4 C
Surabaya
25 June 2025, 10:21 AM WIB

Apa yang Harus Dilakukan saat Menghadapi Kemarau Basah agar Tetap Sehat dan Selamat?

METROTODAY, SIDOARJO – Musim kemarau biasanya identik dengan panas terik dan minim hujan. Namun akhir akhir ini, rintik hujan masih saja turun meski sudah masuk musim kemarau.

Istilah “kemarau basah” adalah musim kering yang tetap diselingi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Fenomena ini membuat masyarakat perlu menyesuaikan diri karena kondisi cuaca tidak lagi bisa ditebak seperti dulu.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kemarau basah umumnya terjadi karena adanya pengaruh fenomena global seperti La Nina lemah atau Indian Ocean Dipole (IOD) negatif, yang membawa uap air lebih banyak ke wilayah Indonesia.

Hasilnya, walau secara kalender sudah memasuki musim kemarau, namun hujan masih tetap turun, bahkan di luar dugaan.

Lantas, apa yang perlu kita lakukan dalam menghadapi kemarau basah ini? Berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk menjaga kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan selama musim ini berlangsung:

1. Tetap Siapkan Payung dan Jas Hujan

Meskipun namanya musim kemarau, bukan berarti kita hanya santai tanpa membawa pelindung hujan. Justru di musim kemarau basah, hujan turun secara tidak terduga.

Agar aktivitas tidak terganggu, selalu siapkan payung lipat atau jas hujan ringan di dalam tas, terutama jika kita akan berkegiatan di luar seperti berangkat ke sekolah, bekerja, atau bepergian jauh dari rumah.

2. Cek Saluran Air dan Kebersihan Lingkungan

Kemarau basah sering membuat saluran air menjadi tempat penumpukan sampah karena curah hujan yang ringan tidak cukup untuk membersihkan aliran, tapi cukup deras untuk membawa kotoran masuk ke saluran air. Jangan membersihkan saluran air atau got sebelum terlambat.

Lebih baik siap siaga untuk segera rutin membersihkan got, selokan, dan saluran air rumah agar tidak tersumbat. Genangan air yang tidak mengalir dapat memicu wabah penyakit seperti demam berdarah atau menciptakan bau tidak sedap.

3. Waspada Terhadap Potensi Angin Kencang dan Petir

BMKG mencatat bahwa pada kemarau basah, hujan yang turun bisa disertai angin kencang atau petir, terutama pada siang menjelang sore. Untuk itu, hindari berteduh di bawah pohon besar atau tiang listrik saat hujan datang tiba-tiba. Jika kamu sedang berada di luar rumah, carilah tempat berteduh yang aman, seperti toko atau bangunan permanen.

Selain itu, waspada jika sedang berkendara teruatam di jalanan yang terdapat pohon yang rimbun. Angin yang kencang dan petir dapat menumbangkan pohon dan membahayakan pengendara yang ada di jalan raya. Jika di luar sedang hujan deras, angin kencang, dan kilat yang menyambar-nyambar, lebih baik di dalam ruangan untuk sementara hingga hujan mereda.

4. Jaga Kesehatan Tubuh dan Asupan Gizi

Layaknya musim pancaroba, musim kemarau basah dapat membuat perubahan suhu yang tidak menentu. Perubahan suhu yang tidak menentu, dari panas ke dingin dan sebaliknya, dapat menyebabkan daya tahan tubuh menurun.

Maka dari itu, penting untuk menjaga pola makan bergizi, banyak minum air putih, dan cukup istirahat. Jika diperlukan, konsumsi suplemen vitamin C atau herbal seperti jahe, kunyit, atau jamu tradisional untuk menjaga kekebalan tubuh.

5. Perhatikan Kualitas Udara dan Ventilasi Rumah

Akibat kemarau basah dapat menyebabkan suhu yang lembab di dalam rumah. Suhu lembap akibat hujan dan panas bergantian dapat membuat rumah jadi pengap dan lembap. Hal ini bisa memicu tumbuhnya jamur, tungau, atau bakteri di dalam rumah.

Untuk itu, pastikan ventilasi cukup dan buka jendela saat pagi hari agar udara segar masuk. Gunakan kipas atau pengharum alami seperti daun pandan atau kayu manis untuk menjaga kesegaran udara dalam ruangan.

6. Petani dan Nelayan: Waspadai Pola Tanam dan Cuaca

Bagi petani dan nelayan, kemarau basah bisa menjadi tantangan. Hujan yang tak menentu bisa merusak tanaman yang sedang berbunga atau membuat laut menjadi lebih bergelombang.

Petani disarankan untuk mengikuti informasi dari penyuluh pertanian atau BMKG terkait pola tanam dan jenis komoditas yang cocok. Sementara nelayan bisa menggunakan aplikasi prakiraan cuaca maritim agar tidak terjebak badai saat melaut.

7. Ikuti Update Cuaca Harian

Dengan kondisi cuaca yang tidak stabil, memonitor prakiraan cuaca harian menjadi sangat penting. Sebelum memulai aktivitas keesokan harinya, lebih baik cek ramalan cuaca yang bisa diakses, misalnya dari aplikasi handphone.

Adapun, BMKG juga menyediakan update cuaca harian melalui website resmi, aplikasi InfoBMKG, maupun media sosial mereka. Jangan hanya mengandalkan perkiraan dari teman atau tetangga saja karena prediksi cuaca kini bisa berubah setiap jamnya.

Kemarau basah memang berbeda dari kemarau biasanya, tapi bukan berarti kita tidak bisa beradaptasi. Dengan melakukan langkah-langkah sederhana tersebut seperti menjaga kebersihan lingkungan, waspada terhadap cuaca ekstrem, dan mempersiapkan perlengkapan hujan, kita bisa tetap menjalani aktivitas dengan nyaman dan aman. (alk)

METROTODAY, SIDOARJO – Musim kemarau biasanya identik dengan panas terik dan minim hujan. Namun akhir akhir ini, rintik hujan masih saja turun meski sudah masuk musim kemarau.

Istilah “kemarau basah” adalah musim kering yang tetap diselingi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Fenomena ini membuat masyarakat perlu menyesuaikan diri karena kondisi cuaca tidak lagi bisa ditebak seperti dulu.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kemarau basah umumnya terjadi karena adanya pengaruh fenomena global seperti La Nina lemah atau Indian Ocean Dipole (IOD) negatif, yang membawa uap air lebih banyak ke wilayah Indonesia.

Hasilnya, walau secara kalender sudah memasuki musim kemarau, namun hujan masih tetap turun, bahkan di luar dugaan.

Lantas, apa yang perlu kita lakukan dalam menghadapi kemarau basah ini? Berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk menjaga kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan selama musim ini berlangsung:

1. Tetap Siapkan Payung dan Jas Hujan

Meskipun namanya musim kemarau, bukan berarti kita hanya santai tanpa membawa pelindung hujan. Justru di musim kemarau basah, hujan turun secara tidak terduga.

Agar aktivitas tidak terganggu, selalu siapkan payung lipat atau jas hujan ringan di dalam tas, terutama jika kita akan berkegiatan di luar seperti berangkat ke sekolah, bekerja, atau bepergian jauh dari rumah.

2. Cek Saluran Air dan Kebersihan Lingkungan

Kemarau basah sering membuat saluran air menjadi tempat penumpukan sampah karena curah hujan yang ringan tidak cukup untuk membersihkan aliran, tapi cukup deras untuk membawa kotoran masuk ke saluran air. Jangan membersihkan saluran air atau got sebelum terlambat.

Lebih baik siap siaga untuk segera rutin membersihkan got, selokan, dan saluran air rumah agar tidak tersumbat. Genangan air yang tidak mengalir dapat memicu wabah penyakit seperti demam berdarah atau menciptakan bau tidak sedap.

3. Waspada Terhadap Potensi Angin Kencang dan Petir

BMKG mencatat bahwa pada kemarau basah, hujan yang turun bisa disertai angin kencang atau petir, terutama pada siang menjelang sore. Untuk itu, hindari berteduh di bawah pohon besar atau tiang listrik saat hujan datang tiba-tiba. Jika kamu sedang berada di luar rumah, carilah tempat berteduh yang aman, seperti toko atau bangunan permanen.

Selain itu, waspada jika sedang berkendara teruatam di jalanan yang terdapat pohon yang rimbun. Angin yang kencang dan petir dapat menumbangkan pohon dan membahayakan pengendara yang ada di jalan raya. Jika di luar sedang hujan deras, angin kencang, dan kilat yang menyambar-nyambar, lebih baik di dalam ruangan untuk sementara hingga hujan mereda.

4. Jaga Kesehatan Tubuh dan Asupan Gizi

Layaknya musim pancaroba, musim kemarau basah dapat membuat perubahan suhu yang tidak menentu. Perubahan suhu yang tidak menentu, dari panas ke dingin dan sebaliknya, dapat menyebabkan daya tahan tubuh menurun.

Maka dari itu, penting untuk menjaga pola makan bergizi, banyak minum air putih, dan cukup istirahat. Jika diperlukan, konsumsi suplemen vitamin C atau herbal seperti jahe, kunyit, atau jamu tradisional untuk menjaga kekebalan tubuh.

5. Perhatikan Kualitas Udara dan Ventilasi Rumah

Akibat kemarau basah dapat menyebabkan suhu yang lembab di dalam rumah. Suhu lembap akibat hujan dan panas bergantian dapat membuat rumah jadi pengap dan lembap. Hal ini bisa memicu tumbuhnya jamur, tungau, atau bakteri di dalam rumah.

Untuk itu, pastikan ventilasi cukup dan buka jendela saat pagi hari agar udara segar masuk. Gunakan kipas atau pengharum alami seperti daun pandan atau kayu manis untuk menjaga kesegaran udara dalam ruangan.

6. Petani dan Nelayan: Waspadai Pola Tanam dan Cuaca

Bagi petani dan nelayan, kemarau basah bisa menjadi tantangan. Hujan yang tak menentu bisa merusak tanaman yang sedang berbunga atau membuat laut menjadi lebih bergelombang.

Petani disarankan untuk mengikuti informasi dari penyuluh pertanian atau BMKG terkait pola tanam dan jenis komoditas yang cocok. Sementara nelayan bisa menggunakan aplikasi prakiraan cuaca maritim agar tidak terjebak badai saat melaut.

7. Ikuti Update Cuaca Harian

Dengan kondisi cuaca yang tidak stabil, memonitor prakiraan cuaca harian menjadi sangat penting. Sebelum memulai aktivitas keesokan harinya, lebih baik cek ramalan cuaca yang bisa diakses, misalnya dari aplikasi handphone.

Adapun, BMKG juga menyediakan update cuaca harian melalui website resmi, aplikasi InfoBMKG, maupun media sosial mereka. Jangan hanya mengandalkan perkiraan dari teman atau tetangga saja karena prediksi cuaca kini bisa berubah setiap jamnya.

Kemarau basah memang berbeda dari kemarau biasanya, tapi bukan berarti kita tidak bisa beradaptasi. Dengan melakukan langkah-langkah sederhana tersebut seperti menjaga kebersihan lingkungan, waspada terhadap cuaca ekstrem, dan mempersiapkan perlengkapan hujan, kita bisa tetap menjalani aktivitas dengan nyaman dan aman. (alk)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/