30.5 C
Surabaya
24 June 2025, 18:36 PM WIB

Buat Otakmu Tetap Tajam dan Fokus dengan Aktivitas Ini!

METROTODAY, SURABAYA – Otak adalah organ vital yang mengatur hampir seluruh fungsi tubuh, mulai dari berpikir, mengingat, bergerak, hingga merasakan emosi.

Seperti halnya otot, otak juga perlu dilatih secara rutin agar tetap tajam, fokus, dan tidak mudah mengalami penurunan fungsi, terutama seiring bertambahnya usia.

Belum lagi, aktivitas kita yang terkadang ‘kurang gerak’ dan terlalu banyak bermain sosial media membuat otak kita mudah terpecah fokusnya. Meski terkadang kita harus dituntut berjam-jam menatap layar komputer atau handphone untuk bekerja, kita harus sejenak mengistirahatkan otak agar tidak tumpul.

Melatih otak bukanlah hal yang sulit dan mahal untuk dilakukan. Ada berbagai aktivitas sederhana yang bisa dilakukan sehari-hari yang ternyata bisa memberikan dampak besar terhadap kesehatan kognitif.

Berikut beberapa aktivitas yang terbukti dapat melatih otak dan meningkatkan fungsi kognitif berdasarkan studi dan saran dari para ahli.

1. Membaca dan Menulis Secara Rutin

Membaca dan menulis adalah aktivitas klasik yang sangat efektif untuk menstimulasi otak. Saat membaca, otak dipaksa untuk memahami, menganalisis, dan menyimpan informasi.

Sementara itu, menulis, baik itu jurnal harian, puisi, atau artikel melibatkan koordinasi antara pikiran dan motorik halus tangan.

Studi dari Neurology Journal (2013) menunjukkan bahwa orang yang sering membaca dan menulis memiliki risiko lebih rendah mengalami penurunan kognitif di usia lanjut.

Untuk memulai kebiasaan menulis dan membaca, coba untuk memulai dari kegiatan yang mudah. Seperti membaca artikel berita online, membiasakan diri bermain sosial media yang berfokus pada tulisan seperti X an Quora, atau membaca 1 halaman buku setiap hari.

Coba juga untuk terbiasa menulis seperti membuat jurnal harian, kegiatan apa saja yang sudah dilakukan atau evaluasi untuk kedepannya. Jika ada waktu lebih banyak, coba menulis artikel ringan atau artikel opini di media sosial.

Dengan kebiasaan membaca atau menulis setiap hari, otak akan terbiasa ‘bekerja’ dan terlatih untuk lebih tajam dan fokus.

2. Bermain Permainan Otak

Permainan seperti teka-teki silang, Sudoku, catur, atau bahkan permainan digital yang berbasis logika terbukti dapat meningkatkan kemampuan memori kerja, konsentrasi, dan pemrosesan informasi.

Menurut Harvard Health Publishing, bermain permainan otak secara konsisten dapat membantu menunda gejala demensia dan Alzheimer.

Selain itu, game strategi atau permainan dengan tantangan logika juga merangsang bagian otak yang berperan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.

Bermain permainan otak juga dapat menjadi alternatif kegiatan agar tidak berselancar di media sosial terlalu lama. Sisihkan waktu 5-10 menit untuk bermain, bisa mengisi sudoku di buku atau bermain di aplikasi handphone.

Agar lebih fokus, sebaiknya jangan bermain di aplikasi digital karena akan memudahkan distraksi karena ada push notifications. Coba ajak orang lain untuk bermain secara langsung seperti mengisi permainan scrabble.

Bersosialisasi seperti berdiskusi dengan sehat juga dapat meingkatkan fungsi kerja otak. (Foto: Freepik)

3. Belajar Hal Baru

Kegiatan lain yang dapat mengasah otak adalah mempelajari hal atau skill baru. Mempelajari bahasa asing, alat musik, atau keahlian baru seperti melukis atau memasak bukan hanya menyenangkan, tetapi juga sangat menyehatkan bagi otak.

Ketika otak dipaksa mempelajari informasi baru, neuron akan membentuk koneksi baru, yang disebut neuroplastisitas. Proses ini membantu otak menjadi lebih fleksibel dan cepat dalam merespons tantangan.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Psychological Science (2013) menyatakan bahwa lansia yang mengikuti kelas belajar keterampilan baru menunjukkan peningkatan signifikan dalam daya ingat dan perhatian.

4. Aktivitas Fisik Teratur

Melatih otak bukan berarti kita hanya melakukan kegiatan seperti belajar. Meski terkesan tidak berkaitan langsung, olahraga justru berpengaruh besar terhadap kesehatan otak.

Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, yoga, atau bersepeda dapat meningkatkan aliran darah ke otak, yang memperkuat fungsi memori dan memperlambat penurunan fungsi kognitif.

Olahraga juga memicu pelepasan hormon endorfin dan BDNF (Brain-Derived Neurotrophic Factor) yang membantu pertumbuhan sel otak baru.

Menurut Alzheimer’s Society, olahraga aerobik terbukti mendukung pertumbuhan sel-sel otak, khususnya di area hippocampus yang bertanggung jawab atas pembentukan memori.

Maka dari itu, untuk mempertajam otak dan meningkatkan fokusmu, sisihkan waktu untuk berolahraga minimal 15 hingga 30 menit per hari. Lakukan dari hal yang kecil seperti berjalan kaki ketika mau bekerja ke kantor atau yoga di pagi hari sebelum memulai aktivitas.

5. Meditasi dan Latihan Mindfulness

Meski otak harus tetap ‘bekerja’ agar tiddak menurunkan fungsinya secara drastis, otak juga perlu waktu untuk istirahat sejenak.

Otak bisa beristirahat dengan meditasi. Meditasi bukan hanya untuk ketenangan jiwa, tapi juga memiliki efek positif pada otak.

Riset dari Harvard Medical School (2011) menemukan bahwa meditasi rutin selama delapan minggu dapat meningkatkan ketebalan korteks prefrontal, yaitu bagian otak yang berperan dalam pengambilan keputusan, perhatian, dan kesadaran diri.

Latihan mindfulness seperti pernapasan sadar juga membantu mengurangi stres dan kecemasan, dua faktor yang sering mengganggu kinerja otak.

6. Bersosialisasi

Siapa sangka bersosialisasi juga bisa mempertajam fungsi otak. Interaksi sosial yang sehat, seperti berbincang dengan teman, berdiskusi, atau mengikuti komunitas, ternyata mampu menjaga kesehatan otak.

Percakapan yang melibatkan emosi, logika, dan empati akan memicu kerja berbagai bagian otak secara bersamaan.

Penelitian dari University of Michigan menunjukkan bahwa 10 menit percakapan sosial yang bermakna bisa meningkatkan kemampuan kognitif secara signifikan.

Maka dari itu, jangan lupakan untuk bersosialisasi dengan orang lain dengan diskusi yang sehat. Selain menjalin dan menjaga hubungan dengan orang lain, bersosialisasi adalah cara yang asyik untuk melatih otak.

Melatih otak tidak harus selalu dengan metode yang kompleks. Aktivitas sehari-hari yang menyenangkan seperti membaca, belajar, berolahraga, bermeditasi, atau sekadar mengobrol dapat menjaga otak tetap aktif dan sehat.

Dengan melakukannya secara konsisten, kita tak hanya menjaga kemampuan kognitif, tapi juga meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh. (alk)

METROTODAY, SURABAYA – Otak adalah organ vital yang mengatur hampir seluruh fungsi tubuh, mulai dari berpikir, mengingat, bergerak, hingga merasakan emosi.

Seperti halnya otot, otak juga perlu dilatih secara rutin agar tetap tajam, fokus, dan tidak mudah mengalami penurunan fungsi, terutama seiring bertambahnya usia.

Belum lagi, aktivitas kita yang terkadang ‘kurang gerak’ dan terlalu banyak bermain sosial media membuat otak kita mudah terpecah fokusnya. Meski terkadang kita harus dituntut berjam-jam menatap layar komputer atau handphone untuk bekerja, kita harus sejenak mengistirahatkan otak agar tidak tumpul.

Melatih otak bukanlah hal yang sulit dan mahal untuk dilakukan. Ada berbagai aktivitas sederhana yang bisa dilakukan sehari-hari yang ternyata bisa memberikan dampak besar terhadap kesehatan kognitif.

Berikut beberapa aktivitas yang terbukti dapat melatih otak dan meningkatkan fungsi kognitif berdasarkan studi dan saran dari para ahli.

1. Membaca dan Menulis Secara Rutin

Membaca dan menulis adalah aktivitas klasik yang sangat efektif untuk menstimulasi otak. Saat membaca, otak dipaksa untuk memahami, menganalisis, dan menyimpan informasi.

Sementara itu, menulis, baik itu jurnal harian, puisi, atau artikel melibatkan koordinasi antara pikiran dan motorik halus tangan.

Studi dari Neurology Journal (2013) menunjukkan bahwa orang yang sering membaca dan menulis memiliki risiko lebih rendah mengalami penurunan kognitif di usia lanjut.

Untuk memulai kebiasaan menulis dan membaca, coba untuk memulai dari kegiatan yang mudah. Seperti membaca artikel berita online, membiasakan diri bermain sosial media yang berfokus pada tulisan seperti X an Quora, atau membaca 1 halaman buku setiap hari.

Coba juga untuk terbiasa menulis seperti membuat jurnal harian, kegiatan apa saja yang sudah dilakukan atau evaluasi untuk kedepannya. Jika ada waktu lebih banyak, coba menulis artikel ringan atau artikel opini di media sosial.

Dengan kebiasaan membaca atau menulis setiap hari, otak akan terbiasa ‘bekerja’ dan terlatih untuk lebih tajam dan fokus.

2. Bermain Permainan Otak

Permainan seperti teka-teki silang, Sudoku, catur, atau bahkan permainan digital yang berbasis logika terbukti dapat meningkatkan kemampuan memori kerja, konsentrasi, dan pemrosesan informasi.

Menurut Harvard Health Publishing, bermain permainan otak secara konsisten dapat membantu menunda gejala demensia dan Alzheimer.

Selain itu, game strategi atau permainan dengan tantangan logika juga merangsang bagian otak yang berperan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.

Bermain permainan otak juga dapat menjadi alternatif kegiatan agar tidak berselancar di media sosial terlalu lama. Sisihkan waktu 5-10 menit untuk bermain, bisa mengisi sudoku di buku atau bermain di aplikasi handphone.

Agar lebih fokus, sebaiknya jangan bermain di aplikasi digital karena akan memudahkan distraksi karena ada push notifications. Coba ajak orang lain untuk bermain secara langsung seperti mengisi permainan scrabble.

Bersosialisasi seperti berdiskusi dengan sehat juga dapat meingkatkan fungsi kerja otak. (Foto: Freepik)

3. Belajar Hal Baru

Kegiatan lain yang dapat mengasah otak adalah mempelajari hal atau skill baru. Mempelajari bahasa asing, alat musik, atau keahlian baru seperti melukis atau memasak bukan hanya menyenangkan, tetapi juga sangat menyehatkan bagi otak.

Ketika otak dipaksa mempelajari informasi baru, neuron akan membentuk koneksi baru, yang disebut neuroplastisitas. Proses ini membantu otak menjadi lebih fleksibel dan cepat dalam merespons tantangan.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Psychological Science (2013) menyatakan bahwa lansia yang mengikuti kelas belajar keterampilan baru menunjukkan peningkatan signifikan dalam daya ingat dan perhatian.

4. Aktivitas Fisik Teratur

Melatih otak bukan berarti kita hanya melakukan kegiatan seperti belajar. Meski terkesan tidak berkaitan langsung, olahraga justru berpengaruh besar terhadap kesehatan otak.

Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, yoga, atau bersepeda dapat meningkatkan aliran darah ke otak, yang memperkuat fungsi memori dan memperlambat penurunan fungsi kognitif.

Olahraga juga memicu pelepasan hormon endorfin dan BDNF (Brain-Derived Neurotrophic Factor) yang membantu pertumbuhan sel otak baru.

Menurut Alzheimer’s Society, olahraga aerobik terbukti mendukung pertumbuhan sel-sel otak, khususnya di area hippocampus yang bertanggung jawab atas pembentukan memori.

Maka dari itu, untuk mempertajam otak dan meningkatkan fokusmu, sisihkan waktu untuk berolahraga minimal 15 hingga 30 menit per hari. Lakukan dari hal yang kecil seperti berjalan kaki ketika mau bekerja ke kantor atau yoga di pagi hari sebelum memulai aktivitas.

5. Meditasi dan Latihan Mindfulness

Meski otak harus tetap ‘bekerja’ agar tiddak menurunkan fungsinya secara drastis, otak juga perlu waktu untuk istirahat sejenak.

Otak bisa beristirahat dengan meditasi. Meditasi bukan hanya untuk ketenangan jiwa, tapi juga memiliki efek positif pada otak.

Riset dari Harvard Medical School (2011) menemukan bahwa meditasi rutin selama delapan minggu dapat meningkatkan ketebalan korteks prefrontal, yaitu bagian otak yang berperan dalam pengambilan keputusan, perhatian, dan kesadaran diri.

Latihan mindfulness seperti pernapasan sadar juga membantu mengurangi stres dan kecemasan, dua faktor yang sering mengganggu kinerja otak.

6. Bersosialisasi

Siapa sangka bersosialisasi juga bisa mempertajam fungsi otak. Interaksi sosial yang sehat, seperti berbincang dengan teman, berdiskusi, atau mengikuti komunitas, ternyata mampu menjaga kesehatan otak.

Percakapan yang melibatkan emosi, logika, dan empati akan memicu kerja berbagai bagian otak secara bersamaan.

Penelitian dari University of Michigan menunjukkan bahwa 10 menit percakapan sosial yang bermakna bisa meningkatkan kemampuan kognitif secara signifikan.

Maka dari itu, jangan lupakan untuk bersosialisasi dengan orang lain dengan diskusi yang sehat. Selain menjalin dan menjaga hubungan dengan orang lain, bersosialisasi adalah cara yang asyik untuk melatih otak.

Melatih otak tidak harus selalu dengan metode yang kompleks. Aktivitas sehari-hari yang menyenangkan seperti membaca, belajar, berolahraga, bermeditasi, atau sekadar mengobrol dapat menjaga otak tetap aktif dan sehat.

Dengan melakukannya secara konsisten, kita tak hanya menjaga kemampuan kognitif, tapi juga meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh. (alk)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/