Ambruknya musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo, yang menyebabkan ratusan santri terjebak dan beberapa di antaranya meninggal dunia, menjadi perhatian serius berbagai pihak.
Memasuki hari keempat pasca musibah ambruknya musala di Ponpes Al Khoziny Sidoarjoe, keputusan besar akhirnya diambil. Orang tua dan wali santri sepakat alat berat diturunkan untuk mengevakuasi korban yang tertimbun
Raut kesedihan mendalam terlihat dari keluarga besar Maulana Alfan Ibrahimafic,15, salah satu santri Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, yang meninggal dunia Senin (29/9) lalu.
Kabar duka menyelimuti musibah ambruknya bangunan di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo.
Dua santri yang menjadi korban reruntuhan akhirnya dinyatakan meninggal dunia setelah sempat mendapatkan perawatan intensif di RSUD Sidoarjo.
Bantuan berupa satu unit mobil Heavy Duty Rescue dan tenaga dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) dan BPBD Surabaya diterjunkan ke lokasi untuk menolong korban yang terjebak dalam reruntuhan bangunan
Jumlah korban jiwa akibat ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, bertambah menjadi tiga orang. Para korban merupakan santri yang tengah berada di sekitar lokasi saat bangunan roboh pada Senin (29/9) malam.
Musibah menimpa Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Bangunan musala setinggi tiga lantai di kompleks ponpes itu ambruk pada Senin sore (29/9).
Musibah menimpa Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Bangunan musala setinggi tiga lantai di kompleks ponpes itu ambruk pada Senin sore (29/9). Seorang santri meninggal dunia, sementara puluhan lainnya luka-luka dan masih ada yang terjebak di bawah