Proses evakuasi korban ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, memasuki hari kelima. Lebih dari 400 personel SAR gabungan bekerja selama 24 jam bergantian.
Proses evakuasi korban ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, terus berlangsung. Sembari menunggu perkembangan evakuasi, penanganan lanjutan bagi korban yang selamat juga dipikirkan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur bersama Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur mempersiapkan proses identifikasi korban pasca-kejadian tragis di sebuah pondok pesantren.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Akhmad Sruji Bahtiar, melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, pada Kamis (2/10).
Tim rescue dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya terus berjibaku dalam upaya penyelamatan santri korban reruntuhan bangunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al- Khoziny, Sidoarjo.
Ambruknya musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo, yang menyebabkan ratusan santri terjebak dan beberapa di antaranya meninggal dunia, menjadi perhatian serius berbagai pihak.
Memasuki hari keempat pasca musibah ambruknya musala di Ponpes Al Khoziny Sidoarjoe, keputusan besar akhirnya diambil. Orang tua dan wali santri sepakat alat berat diturunkan untuk mengevakuasi korban yang tertimbun
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi didampingi Ketua TP PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani, bertakziah ke rumah duka korban jiwa reruntuhan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo.