Polda Jatim memberikan perhatian khusus terhadap kasus perusakan, penjarahan, dan pembakaran fasilitas umum yang terjadi dalam serangkaian aksi anarkis di sejumlah wilayah di Jatim, beberapa waktu lalu.
Polda Jawa Timur menetapkan 42 tersangka terkait kerusuhan yang terjadi di Surabaya pasca-demonstrasi pada 29–31 Agustus lalu. Mereka diduga sebagai provokator, pelaku pembakaran, dan penjarahan di Gedung Negara Grahadi
Polda Jawa Timur telah mengidentifikasi kerusakan yang disebabkan oleh aksi anarkisme yang terjadi di Surabaya pada Jumat (29/8) dan Sabtu (30/8) lalu. Aksi tersebut menyebabkan beberapa bangunan rusak dan terbakar
Polda Jawa Timur (Jatim) menggelar patroli gabungan skala besar bersama TNI dengan menerjunkan sekitar 265 personel pada Minggu (31/8). Sebanyak 34 unit kendaraan patroli dikerahkan untuk memperkuat pengamanan.
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Indonesia (SI) Jatim menggelar aksi demonstrasi di depan Mapolda Jatim, Sabtu (30/8).
Situasi mencekam masih menyelimuti Surabaya sejak Jumat (29/8) sore hingga malam ini. Massa aksi solidaritas atas meninggalnya seorang pengemudi ojol di Jakarta terus melakukan tindakan anarkis
Aksi solidaritas atas meninggalnya seorang pengemudi ojek online (ojol) di Jakarta berujung ricuh di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (29/8).
Polda Jatim berhasil mengungkap praktik bisnis ilegal yang merugikan negara. Seorang warga Malang, MA, 49, ditangkap karena melakukan penyuntikan isi tabung gas LPG 3 kilogram bersubsidi ke tabung 12 kilogram nonsubsidi
Industri pangan kembali tercoreng oleh ulah pelaku usaha nakal. Satreskrim Polresta Sidoarjo secara resmi menetapkan MLH, pemilik CV Sumber Pangan Grup, sebagai tersangka dalam kasus produksi dan distribusi beras premium palsu bermerek SPG yang menggunakan label SNI dan logo halal ilegal.
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol. Drs. Nanang Avianto, M.Si menegaskan bahwa tindakan ini merupakan tindak lanjut atas arahan tegas Presiden RI Prabowo Subianto, yang memerintahkan
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Timur, Aries Agung Paewai, jadi korban pemerasan. Dua mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) di Surabaya berinisial SH alias DS (24) asal Bangkalan dan MSS (26) asal Pontianak