14 December 2025, 5:28 AM WIB

Peringati 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Festival Sinema Prancis Pererat Kerja Sama Budaya

METROTODAY, SURABAYA – Festival Sinema Prancis (FSP) kembali hadir di Surabaya untuk memeriahkan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara Prancis dan Indonesia.

Edisi ke-27 festival ini diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Prancis Institut français d’Indonésie (IFI) dan digelar serentak di 14 kota di Indonesia, salah satunya di Surabaya.

Menurut Penanggung Jawab Kebudayaan dan Komunikasi Institut français d’Indonésie (IFI) Surabaya, Pramenda Krishna, festival ini akan menampilkan 16 film Prancis dari berbagai genre, mulai dari komedi, drama, horor, aksi, hingga animasi.

“Di Surabaya, film-film ini dapat dinikmati secara gratis di Auditorium IFI Surabaya, Kompleks AJBS, kecuali hari Minggu. Ada 16 film Prancis,” ujarnya, Senin (24/11).

Krishna menambahkan bahwa IFI juga memberikan dukungan kepada sineas Indonesia dengan menampilkan film pendek “Asmarandana” dan diskusi bersama sutradara Eka Wahyu Primadani pada Jumat (28/11) di Auditorium IFI.

Selain itu, akan ada sesi diskusi usai pemutaran film “Rosalie” bersama pengkaji film dari HIMA Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga, dengan Dimas Ramadhiansyah sebagai pemantik diskusi.

Selain itu, sebuah film juga akan diputar bekerjasama dengan European Union (EU) Center Universitas Airlangga di ASEEC Tower (kampus B), yaitu “Le Panache”, pada Kamis, (27/11) pukul 16.00, yang akan diikuti sesi diskusi.

“Festival ini juga menayangkan film pendek karya mahasiswa dari universitas media kreatif terkemuka se-Indonesia, yang akan ditayangkan sebelum film pembuka dan penutup festival,” tuturnya.

Momen ini penting bagi Prancis dan Indonesia dalam merayakan 75 tahun hubungan diplomatik. Kedua negara menegaskan kembali komitmen untuk memperdalam kerja sama di bidang industri budaya dan kreatif, sebagaimana tertuang dalam Deklarasi Borobudur yang disahkan saat kunjungan kenegaraan Presiden Emmanuel Macron ke Indonesia Mei lalu.

Deklarasi Borobudur mendefinisikan strategi budaya bersama antara kedua negara. Selain itu, edisi pertama Dialog Strategis Budaya yang diselenggarakan di Paris pada 15 Juli oleh Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati, dan dipimpin bersama oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, serta Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, semakin memperkuat kerjasama ini.

Sektor audiovisual memegang peran sentral dalam kemitraan ini, yang menyimbolkan vitalitas pertukaran seni dan inovasi antara Prancis dan Indonesia. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Festival Sinema Prancis (FSP) kembali hadir di Surabaya untuk memeriahkan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara Prancis dan Indonesia.

Edisi ke-27 festival ini diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Prancis Institut français d’Indonésie (IFI) dan digelar serentak di 14 kota di Indonesia, salah satunya di Surabaya.

Menurut Penanggung Jawab Kebudayaan dan Komunikasi Institut français d’Indonésie (IFI) Surabaya, Pramenda Krishna, festival ini akan menampilkan 16 film Prancis dari berbagai genre, mulai dari komedi, drama, horor, aksi, hingga animasi.

“Di Surabaya, film-film ini dapat dinikmati secara gratis di Auditorium IFI Surabaya, Kompleks AJBS, kecuali hari Minggu. Ada 16 film Prancis,” ujarnya, Senin (24/11).

Krishna menambahkan bahwa IFI juga memberikan dukungan kepada sineas Indonesia dengan menampilkan film pendek “Asmarandana” dan diskusi bersama sutradara Eka Wahyu Primadani pada Jumat (28/11) di Auditorium IFI.

Selain itu, akan ada sesi diskusi usai pemutaran film “Rosalie” bersama pengkaji film dari HIMA Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga, dengan Dimas Ramadhiansyah sebagai pemantik diskusi.

Selain itu, sebuah film juga akan diputar bekerjasama dengan European Union (EU) Center Universitas Airlangga di ASEEC Tower (kampus B), yaitu “Le Panache”, pada Kamis, (27/11) pukul 16.00, yang akan diikuti sesi diskusi.

“Festival ini juga menayangkan film pendek karya mahasiswa dari universitas media kreatif terkemuka se-Indonesia, yang akan ditayangkan sebelum film pembuka dan penutup festival,” tuturnya.

Momen ini penting bagi Prancis dan Indonesia dalam merayakan 75 tahun hubungan diplomatik. Kedua negara menegaskan kembali komitmen untuk memperdalam kerja sama di bidang industri budaya dan kreatif, sebagaimana tertuang dalam Deklarasi Borobudur yang disahkan saat kunjungan kenegaraan Presiden Emmanuel Macron ke Indonesia Mei lalu.

Deklarasi Borobudur mendefinisikan strategi budaya bersama antara kedua negara. Selain itu, edisi pertama Dialog Strategis Budaya yang diselenggarakan di Paris pada 15 Juli oleh Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati, dan dipimpin bersama oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, serta Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, semakin memperkuat kerjasama ini.

Sektor audiovisual memegang peran sentral dalam kemitraan ini, yang menyimbolkan vitalitas pertukaran seni dan inovasi antara Prancis dan Indonesia. (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait