14 December 2025, 8:51 AM WIB

Dewan Pendidikan Jatim Sikapi Temuan BNN 15 Siswa Positif Narkoba di Surabaya: Alarm Bahaya, Desak Evaluasi

METROTODAY, SURABAYA – Badan Narkotika Nasional (BNN) Jawa Timur kembali dikejutkan dengan temuan 15 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang positif menggunakan narkoba. Temuan ini didapatkan usai BNN Jatim melakukan tes narkoba secara acak di kawasan Jalan Kunti, Surabaya.

Hasil tes urine yang memprihatinkan ini langsung memicu respons dari Dewan Pendidikan Jatim. Ali Yusa, perwakilan Dewan Pendidikan Jatim, menyatakan bahwa temuan ini menjadi peringatan serius tentang masifnya penyalahgunaan narkoba di lingkungan pendidikan.

“Ini bukan hal baru, sebenarnya sudah terjadi sejak dekade 1980-an. Namun, skala dan kemudahannya saat ini menjadi perhatian serius,” ujar Ali Yusa, Jumat (14/11).

Ali Yusa menambahkan bahwa temuan ini mencerminkan betapa mudahnya akses terhadap narkoba dan rapuhnya karakter sebagian siswa. Ia menekankan pentingnya sinergi antara orang tua, sekolah, dan masyarakat dalam memutus rantai narkoba melalui pendekatan holistik yang mengutamakan pencegahan sejak dini.

“Kehangatan pengasuhan, komunikasi terbuka, dan keteladanan di rumah adalah tameng pertama bagi anak-anak,” tegasnya.

Selain peran keluarga, Ali Yusa juga menyoroti pengaruh besar lingkungan sosial dan teman sebaya. Ia mengusulkan pengawasan sebaya (peer monitoring) dan pembentukan kelompok positif berbasis komunitas sekolah sebagai strategi efektif untuk saling menjaga dan menciptakan budaya anti-narkoba.

Lebih lanjut, Ali Yusa menyoroti perlunya penguatan pendidikan karakter yang setara, bahkan lebih penting, daripada prestasi akademik. Ia mengusulkan agar nilai rapor yang selama ini berbasis capaian akademis dialihkan menjadi rapor nilai yang menilai value, kebiasaan, sikap, dan kesiapan karakter anak sejak dini.

“Rapor value ini dapat menjadi alat komunikasi yang lebih bermakna antara sekolah dan orang tua untuk memastikan bahwa pendidikan karakter benar-benar dibangun bersama sebagai benteng utama melawan narkoba di kalangan pelajar,” jelasnya.

Ali Yusa mengusulkan agar penerapan rapor nilai ini dimulai pada pendidikan dasar, mulai dari kelas 1 hingga kelas 5 sekolah dasar, dengan penguatan pendidikan karakter. “Dengan menguatkan pendidikan karakter sejak dini, kita berharap dapat mengatasi persoalan narkoba di kalangan pelajar,” pungkasnya. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Badan Narkotika Nasional (BNN) Jawa Timur kembali dikejutkan dengan temuan 15 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang positif menggunakan narkoba. Temuan ini didapatkan usai BNN Jatim melakukan tes narkoba secara acak di kawasan Jalan Kunti, Surabaya.

Hasil tes urine yang memprihatinkan ini langsung memicu respons dari Dewan Pendidikan Jatim. Ali Yusa, perwakilan Dewan Pendidikan Jatim, menyatakan bahwa temuan ini menjadi peringatan serius tentang masifnya penyalahgunaan narkoba di lingkungan pendidikan.

“Ini bukan hal baru, sebenarnya sudah terjadi sejak dekade 1980-an. Namun, skala dan kemudahannya saat ini menjadi perhatian serius,” ujar Ali Yusa, Jumat (14/11).

Ali Yusa menambahkan bahwa temuan ini mencerminkan betapa mudahnya akses terhadap narkoba dan rapuhnya karakter sebagian siswa. Ia menekankan pentingnya sinergi antara orang tua, sekolah, dan masyarakat dalam memutus rantai narkoba melalui pendekatan holistik yang mengutamakan pencegahan sejak dini.

“Kehangatan pengasuhan, komunikasi terbuka, dan keteladanan di rumah adalah tameng pertama bagi anak-anak,” tegasnya.

Selain peran keluarga, Ali Yusa juga menyoroti pengaruh besar lingkungan sosial dan teman sebaya. Ia mengusulkan pengawasan sebaya (peer monitoring) dan pembentukan kelompok positif berbasis komunitas sekolah sebagai strategi efektif untuk saling menjaga dan menciptakan budaya anti-narkoba.

Lebih lanjut, Ali Yusa menyoroti perlunya penguatan pendidikan karakter yang setara, bahkan lebih penting, daripada prestasi akademik. Ia mengusulkan agar nilai rapor yang selama ini berbasis capaian akademis dialihkan menjadi rapor nilai yang menilai value, kebiasaan, sikap, dan kesiapan karakter anak sejak dini.

“Rapor value ini dapat menjadi alat komunikasi yang lebih bermakna antara sekolah dan orang tua untuk memastikan bahwa pendidikan karakter benar-benar dibangun bersama sebagai benteng utama melawan narkoba di kalangan pelajar,” jelasnya.

Ali Yusa mengusulkan agar penerapan rapor nilai ini dimulai pada pendidikan dasar, mulai dari kelas 1 hingga kelas 5 sekolah dasar, dengan penguatan pendidikan karakter. “Dengan menguatkan pendidikan karakter sejak dini, kita berharap dapat mengatasi persoalan narkoba di kalangan pelajar,” pungkasnya. (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait