14 December 2025, 6:04 AM WIB

Mangaung Afrika Selatan Kagumi Sistem Pengelolaan Sampah Surabaya, Jalin Kerjasama 6 Program 

METROTODAY, SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerima kunjungan delegasi Pemerintah Kota Mangaung, Afrika Selatan, yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Gregory Nthatisi, Rabu (12/11).

Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat hubungan kerja sama internasional antarkota, khususnya dalam bidang pengelolaan sampah, energi berkelanjutan, dan pengembangan kota yang berkelanjutan.

Delegasi yang berjumlah delapan orang tersebut disambut langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya, Lilik Arijanto, mewakili Wali Kota Eri Cahyadi, di Ruang Sidang Sekda. Kunjungan ini merupakan inisiasi dari Konsulat Jenderal Indonesia di Cape Town.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bapedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajat, menjelaskan bahwa agenda utama dari kunjungan ini adalah penandatanganan Minutes of Meeting (MoM) yang mencakup enam bidang kerja sama prioritas.

“Fokus utama dari kerja sama ini adalah menciptakan kota yang berkelanjutan, bersih, dan ramah lingkungan. Pemerintah Kota Mangaung secara khusus ingin mempelajari sistem pengelolaan sampah di Surabaya yang dinilai berhasil,” ujar Irvan.

Enam bidang kerja sama yang menjadi prioritas antara lain:

  • Ekonomi, perdagangan, dan investasi
  • Pengelolaan sampah
  • Pendidikan, kebudayaan, dan kepemudaan
  • Pengembangan infrastruktur
  • Informasi dan teknologi
  • Energi berkelanjutan

Irvan menjelaskan bahwa Kota Surabaya menghasilkan sekitar 1.800 ton sampah per hari dan telah menerapkan sistem pengelolaan komprehensif.

“Saat ini, kami memproses sampah tersebut dengan teknologi waste-to-energy yang mampu menghasilkan kurang lebih 11 megawatt listrik. Selain itu, sekitar 200 ton sampah per hari dikelola oleh warga di tingkat komunitas melalui bank sampah,” jelas Irvan.

Program pengolahan sampah berbasis komunitas ini memungkinkan warga memilah sampah bernilai ekonomis, sementara sampah organik diolah menjadi pupuk atau untuk budidaya maggot, yang kemudian dimanfaatkan oleh peternak ayam dan ikan.

“Sementara itu, untuk sisa 600 ton sampah yang belum terkelola, Pemkot Surabaya berencana menuntaskannya melalui pembangunan empat fasilitas Refuse-Derived Fuel (RDF) yang ditargetkan selesai dalam dua tahun ke depan,” terang Irvan.

Wali Kota Mangaung, Gregory Nthatisi, mengungkapkan alasan memilih Surabaya sebagai mitra kerja sama.

“Kami memilih Indonesia karena Afrika Selatan memiliki sejarah kolonisasi yang sama. Kami melihat bagaimana Surabaya memiliki struktur kota yang sangat baik dan terorganisir,” kata Wali Kota Gregory.

Mangaung dengan populasi sekitar 850.000 jiwa dan mencakup Bloemfontein (ibu kota yudisial Afrika Selatan), adalah salah satu kota metropolitan utama di Provinsi Free State.

Wali Kota Gregory menambahkan bahwa Mangaung terinspirasi oleh berbagai kegiatan dan sistem yang diterapkan di Kota Pahlawan dan ingin mencari mitra yang memiliki latar belakang yang sama demi menarik investasi.

“Kami berharap melalui kunjungan ini, terjalin kerja sama yang erat dan saling menguntungkan, khususnya dalam menciptakan praktik terbaik untuk pembangunan kota yang berkelanjutan,” harap Gregory.

Selama kunjungan yang berlangsung hingga 13 November 2025, delegasi Mangaung dijadwalkan mengunjungi sejumlah fasilitas publik di Surabaya.

Antara lain Taman Harmoni Keputih, Pusat Daur Ulang (PDU) Jambangan, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, dan Rumah Batik Suramadu. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerima kunjungan delegasi Pemerintah Kota Mangaung, Afrika Selatan, yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Gregory Nthatisi, Rabu (12/11).

Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat hubungan kerja sama internasional antarkota, khususnya dalam bidang pengelolaan sampah, energi berkelanjutan, dan pengembangan kota yang berkelanjutan.

Delegasi yang berjumlah delapan orang tersebut disambut langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya, Lilik Arijanto, mewakili Wali Kota Eri Cahyadi, di Ruang Sidang Sekda. Kunjungan ini merupakan inisiasi dari Konsulat Jenderal Indonesia di Cape Town.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bapedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajat, menjelaskan bahwa agenda utama dari kunjungan ini adalah penandatanganan Minutes of Meeting (MoM) yang mencakup enam bidang kerja sama prioritas.

“Fokus utama dari kerja sama ini adalah menciptakan kota yang berkelanjutan, bersih, dan ramah lingkungan. Pemerintah Kota Mangaung secara khusus ingin mempelajari sistem pengelolaan sampah di Surabaya yang dinilai berhasil,” ujar Irvan.

Enam bidang kerja sama yang menjadi prioritas antara lain:

  • Ekonomi, perdagangan, dan investasi
  • Pengelolaan sampah
  • Pendidikan, kebudayaan, dan kepemudaan
  • Pengembangan infrastruktur
  • Informasi dan teknologi
  • Energi berkelanjutan

Irvan menjelaskan bahwa Kota Surabaya menghasilkan sekitar 1.800 ton sampah per hari dan telah menerapkan sistem pengelolaan komprehensif.

“Saat ini, kami memproses sampah tersebut dengan teknologi waste-to-energy yang mampu menghasilkan kurang lebih 11 megawatt listrik. Selain itu, sekitar 200 ton sampah per hari dikelola oleh warga di tingkat komunitas melalui bank sampah,” jelas Irvan.

Program pengolahan sampah berbasis komunitas ini memungkinkan warga memilah sampah bernilai ekonomis, sementara sampah organik diolah menjadi pupuk atau untuk budidaya maggot, yang kemudian dimanfaatkan oleh peternak ayam dan ikan.

“Sementara itu, untuk sisa 600 ton sampah yang belum terkelola, Pemkot Surabaya berencana menuntaskannya melalui pembangunan empat fasilitas Refuse-Derived Fuel (RDF) yang ditargetkan selesai dalam dua tahun ke depan,” terang Irvan.

Wali Kota Mangaung, Gregory Nthatisi, mengungkapkan alasan memilih Surabaya sebagai mitra kerja sama.

“Kami memilih Indonesia karena Afrika Selatan memiliki sejarah kolonisasi yang sama. Kami melihat bagaimana Surabaya memiliki struktur kota yang sangat baik dan terorganisir,” kata Wali Kota Gregory.

Mangaung dengan populasi sekitar 850.000 jiwa dan mencakup Bloemfontein (ibu kota yudisial Afrika Selatan), adalah salah satu kota metropolitan utama di Provinsi Free State.

Wali Kota Gregory menambahkan bahwa Mangaung terinspirasi oleh berbagai kegiatan dan sistem yang diterapkan di Kota Pahlawan dan ingin mencari mitra yang memiliki latar belakang yang sama demi menarik investasi.

“Kami berharap melalui kunjungan ini, terjalin kerja sama yang erat dan saling menguntungkan, khususnya dalam menciptakan praktik terbaik untuk pembangunan kota yang berkelanjutan,” harap Gregory.

Selama kunjungan yang berlangsung hingga 13 November 2025, delegasi Mangaung dijadwalkan mengunjungi sejumlah fasilitas publik di Surabaya.

Antara lain Taman Harmoni Keputih, Pusat Daur Ulang (PDU) Jambangan, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, dan Rumah Batik Suramadu. (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait