4 November 2025, 15:29 PM WIB

Unesa Gelar Konferensi Internasional ICHELSS di Surabaya, Tekankan Kolaborasi dan Inovasi Ilmu Sosial

METROTODAY, SURABAYA – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menjadi tuan rumah penyelenggaraan The 5th International Conference on Humanities, Education, Law, and Social Science (ICHELSS) yang berlangsung pada 24–26 Oktober di Harris Hotel, Surabaya.

Konferensi ini diikuti oleh 12 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dari seluruh Indonesia yang tergabung dalam Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia (HISPISI).

Presiden HISPISI, Komarudin, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi wadah strategis bagi akademisi, praktisi, dan pemerhati sosial untuk meninjau kembali arah pengembangan ilmu sosial-humaniora agar tetap relevan dan berdampak nyata di tengah perubahan zaman.

“Ilmu sosial di era digital harus memiliki dampak sosial yang luas, berorientasi ekologis, dan bersifat inovatif. Kita perlu menjadi agen transformasi yang menuntun masyarakat menuju masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya Minggu (26/10).

Komarudin juga mendorong tiga agenda penting yakni integrasi ilmu sosial sesuai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), memperkuat pembangunan inklusif dan ekologis, serta memperluas kolaborasi lintas bidang antara akademisi, media, pemerintah, dan masyarakat.

Rektor Unesa, Prof. Nurhasan, menegaskan pentingnya menjaga marwah keilmuan sosial-humaniora agar hasil konferensi tidak berhenti pada tataran wacana.

“Kegiatan seperti ini sangat bagus, tapi hasilnya harus clear. Jangan berhenti di seminar saja tanpa tindak lanjut. Penelitian yang dibahas harus nendang dan berkualitas, sesuai kebutuhan zaman dan negara,” tegas Prof Nurhasan.

Ahmad Najib Burhani, Direktur Jenderal Sains dan Teknologi Kemendiktisaintek RI, menyoroti posisi strategis ilmu sosial dan humaniora dalam menjaga kemanusiaan di tengah derasnya arus digitalisasi.

“Hanya ilmu sosial dan humaniora yang menolong kita tetap menjadi manusia seutuhnya yang memiliki critical thinking, rasa ingin tahu, kemampuan adaptif, dan inovatif. Tanpanya, kita hanya akan menjadi mesin,” ujarnya.

Wiwik Sri Utami, Dekan Fisipol Unesa, menambahkan bahwa HISPISI berkomitmen memperkuat kolaborasi antar fakultas sosial di seluruh LPTK eks-IKIP.

“Melalui ICHELSS, kita dorong pertukaran dosen, student mobility, dan kolaborasi riset internasional,” jelasnya.

Konferensi ini juga diikuti oleh sejumlah pakar sosial humaniora internasional dari berbagai universitas dunia, di antaranya Warsono (Unesa), Asmady Idris (University Malaysia Sabah), Darmawansah (Providence University, Taiwan), Tufan Kutay Boran (Social Sciences University of Ankara, Turki), dan Carmela S. Dizon (Angeles University Foundation, Filipina).

Selain sesi diskusi ilmiah, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan program kerja, pembahasan kolaborasi tridharma perguruan tinggi, akreditasi, quality assurance, serta pengelolaan jurnal ilmiah.

Tercatat 65 abstrak artikel disubmit dan dipresentasikan dalam forum tersebut sebagai bagian dari komitmen bersama memperkuat posisi ilmu sosial-humaniora di era transformasi digital. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menjadi tuan rumah penyelenggaraan The 5th International Conference on Humanities, Education, Law, and Social Science (ICHELSS) yang berlangsung pada 24–26 Oktober di Harris Hotel, Surabaya.

Konferensi ini diikuti oleh 12 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dari seluruh Indonesia yang tergabung dalam Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia (HISPISI).

Presiden HISPISI, Komarudin, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi wadah strategis bagi akademisi, praktisi, dan pemerhati sosial untuk meninjau kembali arah pengembangan ilmu sosial-humaniora agar tetap relevan dan berdampak nyata di tengah perubahan zaman.

“Ilmu sosial di era digital harus memiliki dampak sosial yang luas, berorientasi ekologis, dan bersifat inovatif. Kita perlu menjadi agen transformasi yang menuntun masyarakat menuju masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya Minggu (26/10).

Komarudin juga mendorong tiga agenda penting yakni integrasi ilmu sosial sesuai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), memperkuat pembangunan inklusif dan ekologis, serta memperluas kolaborasi lintas bidang antara akademisi, media, pemerintah, dan masyarakat.

Rektor Unesa, Prof. Nurhasan, menegaskan pentingnya menjaga marwah keilmuan sosial-humaniora agar hasil konferensi tidak berhenti pada tataran wacana.

“Kegiatan seperti ini sangat bagus, tapi hasilnya harus clear. Jangan berhenti di seminar saja tanpa tindak lanjut. Penelitian yang dibahas harus nendang dan berkualitas, sesuai kebutuhan zaman dan negara,” tegas Prof Nurhasan.

Ahmad Najib Burhani, Direktur Jenderal Sains dan Teknologi Kemendiktisaintek RI, menyoroti posisi strategis ilmu sosial dan humaniora dalam menjaga kemanusiaan di tengah derasnya arus digitalisasi.

“Hanya ilmu sosial dan humaniora yang menolong kita tetap menjadi manusia seutuhnya yang memiliki critical thinking, rasa ingin tahu, kemampuan adaptif, dan inovatif. Tanpanya, kita hanya akan menjadi mesin,” ujarnya.

Wiwik Sri Utami, Dekan Fisipol Unesa, menambahkan bahwa HISPISI berkomitmen memperkuat kolaborasi antar fakultas sosial di seluruh LPTK eks-IKIP.

“Melalui ICHELSS, kita dorong pertukaran dosen, student mobility, dan kolaborasi riset internasional,” jelasnya.

Konferensi ini juga diikuti oleh sejumlah pakar sosial humaniora internasional dari berbagai universitas dunia, di antaranya Warsono (Unesa), Asmady Idris (University Malaysia Sabah), Darmawansah (Providence University, Taiwan), Tufan Kutay Boran (Social Sciences University of Ankara, Turki), dan Carmela S. Dizon (Angeles University Foundation, Filipina).

Selain sesi diskusi ilmiah, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan program kerja, pembahasan kolaborasi tridharma perguruan tinggi, akreditasi, quality assurance, serta pengelolaan jurnal ilmiah.

Tercatat 65 abstrak artikel disubmit dan dipresentasikan dalam forum tersebut sebagai bagian dari komitmen bersama memperkuat posisi ilmu sosial-humaniora di era transformasi digital. (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/