4 November 2025, 10:31 AM WIB

Es Teh dan Kelapa Jadi Pilihan Warga Surabaya di Tengah Cuaca Panas, Pedagang Kebanjiran Cuan

METROTODAY, SURABAYA – Cuaca panas yang melanda berbagai daerah, khususnya di Surabaya dalam seminggu terakhir, membawa berkah tersendiri bagi para penjual es. Salah satunya adalah Heriyanto, seorang penjual es teh di Kalidami, Gubeng, Surabaya.

Heriyanto, pemilik tujuh warung es teh, mengaku omzetnya naik drastis dalam seminggu terakhir. “Per hari kini bisa mengantongi Rp 20 juta dari penjualan sekitar Rp 7 ribu hingga Rp 8 ribu cup,” ujarnya.

Biasanya ia hanya bisa menjual sekitar Rp 6.500 cup per hari dengan omzet sekitar Rp 18 juta. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Heriyanto membutuhkan sekitar 420 kantong es batu kristal seberat 5 kilogram setiap harinya.

Astutik, salah satu pembeli, mengatakan bahwa ia hampir setiap hari membeli es teh karena cuaca yang sangat terik di Surabaya. “Hampir setiap hari beli es karena panas banget,” katanya.

Es teh yang dijual Heriyanto memiliki berbagai varian dengan harga yang terjangkau. Es teh jumbo dijual dengan harga Rp 2.500, sedangkan matcha atau es teh Jepang dan thai tea atau es teh Thailand dijual seharga 5.000 rupiah. Selain itu, ada juga es kopi susu yang dijual dengan harga yang sama.

Tak hanya penjual es teh saja yang laris manis, penjual es kelapa juga kebanjiran order. Seperti penjual di daerah Darmo Satelit Surabaya, setiap hari ia mendapatkan Rp 750 ribu dari hasil penjualan dengan menghabiskan kelapa 15-25 buah.

“Ya sejak musim panas ini lumayan hasilnya bersih Rp 750- Rp 800 ribu,” ujar Sutikno. Dibandingkan hari biasa ia hanya memperoleh Rp 250-Rp 300 ribu.

Ia menjual es kelapa muda Rp 6.500, tak sedikit penjual beli dari 5 kantong plastik. Tentu penjualan es menjadi berkah tersendiri bagi pedagang di musim panas ini. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Cuaca panas yang melanda berbagai daerah, khususnya di Surabaya dalam seminggu terakhir, membawa berkah tersendiri bagi para penjual es. Salah satunya adalah Heriyanto, seorang penjual es teh di Kalidami, Gubeng, Surabaya.

Heriyanto, pemilik tujuh warung es teh, mengaku omzetnya naik drastis dalam seminggu terakhir. “Per hari kini bisa mengantongi Rp 20 juta dari penjualan sekitar Rp 7 ribu hingga Rp 8 ribu cup,” ujarnya.

Biasanya ia hanya bisa menjual sekitar Rp 6.500 cup per hari dengan omzet sekitar Rp 18 juta. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Heriyanto membutuhkan sekitar 420 kantong es batu kristal seberat 5 kilogram setiap harinya.

Astutik, salah satu pembeli, mengatakan bahwa ia hampir setiap hari membeli es teh karena cuaca yang sangat terik di Surabaya. “Hampir setiap hari beli es karena panas banget,” katanya.

Es teh yang dijual Heriyanto memiliki berbagai varian dengan harga yang terjangkau. Es teh jumbo dijual dengan harga Rp 2.500, sedangkan matcha atau es teh Jepang dan thai tea atau es teh Thailand dijual seharga 5.000 rupiah. Selain itu, ada juga es kopi susu yang dijual dengan harga yang sama.

Tak hanya penjual es teh saja yang laris manis, penjual es kelapa juga kebanjiran order. Seperti penjual di daerah Darmo Satelit Surabaya, setiap hari ia mendapatkan Rp 750 ribu dari hasil penjualan dengan menghabiskan kelapa 15-25 buah.

“Ya sejak musim panas ini lumayan hasilnya bersih Rp 750- Rp 800 ribu,” ujar Sutikno. Dibandingkan hari biasa ia hanya memperoleh Rp 250-Rp 300 ribu.

Ia menjual es kelapa muda Rp 6.500, tak sedikit penjual beli dari 5 kantong plastik. Tentu penjualan es menjadi berkah tersendiri bagi pedagang di musim panas ini. (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/