4 November 2025, 15:43 PM WIB

Genjot Normalisasi Saluran Skala Besar, Satgas URC Pemkot Surabaya Siaga Hadapi Puncak Musim Hujan

METROTODAY, SURABAYA – Janji Pemkot Surabaya untuk membuat Surabaya bebas banjir di 2025 mendapat ujian. Hujan deras beberapa hari terakhir menyisakan genangan di sejumlah titik.

Pemkot Surabaya melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) menunjukkan keseriusan penuh dalam mempersiapkan kota menghadapi musim hujan. Keseriusan ini diwujudkan melalui berbagai upaya komprehensif, mulai dari normalisasi saluran hingga pemeliharaan infrastruktur vital.

Secara intensif, pemkottelah menuntaskan program pemeliharaan dan normalisasi saluran utama di seluruh kota. Program ini didukung dengan peningkatan kesiapan infrastruktur penanggulangan banjir untuk meminimalkan potensi banjir dan genangan.

Kepala Bidang Drainase DSDABM Surabaya Windo Gusman Prasetyo menjelaskan bahwa seluruh kegiatan difokuskan pada upaya pencegahan sejak dini. Khususnya selama musim kemarau lalu.

“Secara pengelolaan drainase, kami telah memaksimalkan upaya pemeliharaan. Kegiatan utama kami adalah normalisasi sedimen skala besar, termasuk penanganan eceng gondok dan endapan lumpur,’’ ujar Windo.

Dia menuturkan, hal itu merupakan upaya kolaboratif lintas sektor yang kuat. Yakni, melibatkan DLH (Dinas Lingkungan Hidup), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jatim. ‘’Itu disebabkan banyak saluran utama yang saling terhubung,” jelas Windo.

Windo menegaskan, pengerjaan fisik, termasuk normalisasi saluran, dilakukan sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan difokuskan pada titik-titik yang membutuhkan penanganan genangan segera.

“Fokus utama kami adalah mengembalikan kapasitas daya tampung air di saluran. Setelah proses normalisasi yang efektif membersihkan sedimen lumpur dan sampah, yang terjadi adalah pengembalian kapasitas saluran ke kondisi optimalnya, yang secara signifikan akan meningkatkan kemampuan saluran dalam menerima debit air hujan,” tegasnya.

Meskipun diakui tantangan kebutuhan alat berat cukup besar, DSDABM tetap memprioritaskan saluran dengan dampak strategis tinggi. Sejumlah saluran primer dan sekunder yang menjadi fokus pengerjaan utama, antara lain saluran Avour Wonorejo, Kebon Agung, Pegirian, Kali Tebu, dan kawasan Semolowaru.

Kesiapan infrastruktur penunjang juga menjadi perhatian utama. Bidang Sarana dan Prasarana (Sarpras) DSDABM telah menjalankan evaluasi dan identifikasi menyeluruh terhadap kinerja rumah pompa dan bozem.

“Kami pastikan seluruh fungsi pompa banjir berjalan optimal. Pengecekan kondisi genset juga rutin dilakukan untuk memastikan operasional pompa tidak terganggu saat terjadi pemadaman listrik,” imbuhnya. (*)

 

METROTODAY, SURABAYA – Janji Pemkot Surabaya untuk membuat Surabaya bebas banjir di 2025 mendapat ujian. Hujan deras beberapa hari terakhir menyisakan genangan di sejumlah titik.

Pemkot Surabaya melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) menunjukkan keseriusan penuh dalam mempersiapkan kota menghadapi musim hujan. Keseriusan ini diwujudkan melalui berbagai upaya komprehensif, mulai dari normalisasi saluran hingga pemeliharaan infrastruktur vital.

Secara intensif, pemkottelah menuntaskan program pemeliharaan dan normalisasi saluran utama di seluruh kota. Program ini didukung dengan peningkatan kesiapan infrastruktur penanggulangan banjir untuk meminimalkan potensi banjir dan genangan.

Kepala Bidang Drainase DSDABM Surabaya Windo Gusman Prasetyo menjelaskan bahwa seluruh kegiatan difokuskan pada upaya pencegahan sejak dini. Khususnya selama musim kemarau lalu.

“Secara pengelolaan drainase, kami telah memaksimalkan upaya pemeliharaan. Kegiatan utama kami adalah normalisasi sedimen skala besar, termasuk penanganan eceng gondok dan endapan lumpur,’’ ujar Windo.

Dia menuturkan, hal itu merupakan upaya kolaboratif lintas sektor yang kuat. Yakni, melibatkan DLH (Dinas Lingkungan Hidup), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jatim. ‘’Itu disebabkan banyak saluran utama yang saling terhubung,” jelas Windo.

Windo menegaskan, pengerjaan fisik, termasuk normalisasi saluran, dilakukan sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan difokuskan pada titik-titik yang membutuhkan penanganan genangan segera.

“Fokus utama kami adalah mengembalikan kapasitas daya tampung air di saluran. Setelah proses normalisasi yang efektif membersihkan sedimen lumpur dan sampah, yang terjadi adalah pengembalian kapasitas saluran ke kondisi optimalnya, yang secara signifikan akan meningkatkan kemampuan saluran dalam menerima debit air hujan,” tegasnya.

Meskipun diakui tantangan kebutuhan alat berat cukup besar, DSDABM tetap memprioritaskan saluran dengan dampak strategis tinggi. Sejumlah saluran primer dan sekunder yang menjadi fokus pengerjaan utama, antara lain saluran Avour Wonorejo, Kebon Agung, Pegirian, Kali Tebu, dan kawasan Semolowaru.

Kesiapan infrastruktur penunjang juga menjadi perhatian utama. Bidang Sarana dan Prasarana (Sarpras) DSDABM telah menjalankan evaluasi dan identifikasi menyeluruh terhadap kinerja rumah pompa dan bozem.

“Kami pastikan seluruh fungsi pompa banjir berjalan optimal. Pengecekan kondisi genset juga rutin dilakukan untuk memastikan operasional pompa tidak terganggu saat terjadi pemadaman listrik,” imbuhnya. (*)

 

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/