30 September 2025, 19:24 PM WIB

Surabaya Kerahkan Mobil Heavy Duty Rescue Berperalatan Canggih Bantu Evakuasi Korban di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

METROTODAY, SURABAYA – Pemkot Surabaya bergerak cepat memberikan bantuan dalam proses evakuasi korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo.

Bantuan yang diberikan berupa satu unit mobil Heavy Duty Rescue (HRD) beserta tenaga dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya.

Tim tersebut diterjunkan langsung ke lokasi kejadian untuk menolong para santri yang terjebak di reruntuhan bangunan.

Kepala DPKP Kota Surabaya, Laksita Rini Sevriani, menjelaskan bahwa bantuan alat penyelamatan dan petugas langsung diterjunkan tidak lama setelah kejadian pada Senin (29/9) sekitar pukul 15.00 WIB.

“Info awal itu begitu ada kejadian ambruknya di Pondok Pesantren Al-Khoziny itu, teman-teman dari Sidoarjo menghubungi kami untuk meminta,” ujar Laksita Rini, Selasa (30/9).

Petugas gabungan DPKP dan BPBD Kota Surabaya dierjunkan untuk membantu proses evakuasi korban ponpes Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo. (Foto: Istimewa)

Setelah mendapat izin dari Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, tim Rescue Damkar Kota Surabaya langsung meluncur ke lokasi.

Laksita menambahkan, Heavy Duty Rescue yang diterjunkan dilengkapi dengan peralatan penyelamatan yang lengkap.

Peralatan tersebut memiliki sekitar 19 kegunaan untuk penanganan bencana, evakuasi, hingga berkomunikasi dengan korban yang terjebak dalam reruntuhan.

“Semuanya perlengkapan, peralatannya sudah lengkap yang ada di dalam mobil itu. Baik untuk evakuasi, kemudian ada kamera, life detector yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan korban dengan menangkap suara detak jantung atau tanda-tanda kehidupan lainnya,” jelasnya.

Mobil HRD juga dilengkapi dengan shot camera untuk menjangkau lokasi-lokasi yang sulit diakses.

Dengan stik kamera yang bisa dimasukkan melalui celah reruntuhan, tim dapat memvisualisasikan dan mendeteksi keberadaan korban yang mungkin masih hidup.

Peralatan penyangga juga disiapkan untuk menahan reruntuhan dan memudahkan evakuasi korban yang terjepit.

“Dengan alat-alat tersebut, terbukti membantu dalam penemuan korban seperti santri bernama Yusuf dan Haikal,” imbuh Laksita.

Selain peralatan, DPKP Surabaya juga mengirimkan dua regu personel ke lokasi. Tim dan peralatan tersebut telah berada di lokasi sejak laporan kejadian diterima dan terus melakukan proses evakuasi hingga saat ini.

“Alat dan tim masih berada di lokasi untuk melakukan proses evakuasi, karena masih ada beberapa santri yang terjebak dalam reruntuhan,” tegasnya.

Laksita Rini juga menyebutkan bahwa 28 santri atau korban di pondok pesantren tersebut merupakan warga Surabaya.

“Infonya kalau dari Surabaya itu ada sekitar 28 orang. Kami terus berkoordinasi dengan tim di lapangan, baik dari provinsi maupun Basarnas untuk memberikan bantuan semaksimal mungkin,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Surabaya, Irvan Widyanto, menyatakan bahwa pihaknya juga menerjunkan tim dalam musibah ini.

BPBD Surabaya mengirimkan satu pleton tim rescue untuk melakukan penyelamatan korban yang tertimpa bangunan runtuh di Ponpes Al-Khoziny.

“Betul, kami kirim satu pleton tim rescue dan peralatan rescue. Peralatan tersebut diantaranya ada helm safety, alat pemotong besi, mesin penyangga hidrolis, lampu, dan jack hammer,” tuturnya.

Sementara itu hingga Selasa sore sebanyak 38 santri masih terjebak direruntuhan bangunan yang ambruk. Sedangkan 102 santri sudah berhasil dievakuasi. Tiga santri dikabarkan meninggal dunia hingga saat ini. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Pemkot Surabaya bergerak cepat memberikan bantuan dalam proses evakuasi korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo.

Bantuan yang diberikan berupa satu unit mobil Heavy Duty Rescue (HRD) beserta tenaga dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya.

Tim tersebut diterjunkan langsung ke lokasi kejadian untuk menolong para santri yang terjebak di reruntuhan bangunan.

Kepala DPKP Kota Surabaya, Laksita Rini Sevriani, menjelaskan bahwa bantuan alat penyelamatan dan petugas langsung diterjunkan tidak lama setelah kejadian pada Senin (29/9) sekitar pukul 15.00 WIB.

“Info awal itu begitu ada kejadian ambruknya di Pondok Pesantren Al-Khoziny itu, teman-teman dari Sidoarjo menghubungi kami untuk meminta,” ujar Laksita Rini, Selasa (30/9).

Petugas gabungan DPKP dan BPBD Kota Surabaya dierjunkan untuk membantu proses evakuasi korban ponpes Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo. (Foto: Istimewa)

Setelah mendapat izin dari Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, tim Rescue Damkar Kota Surabaya langsung meluncur ke lokasi.

Laksita menambahkan, Heavy Duty Rescue yang diterjunkan dilengkapi dengan peralatan penyelamatan yang lengkap.

Peralatan tersebut memiliki sekitar 19 kegunaan untuk penanganan bencana, evakuasi, hingga berkomunikasi dengan korban yang terjebak dalam reruntuhan.

“Semuanya perlengkapan, peralatannya sudah lengkap yang ada di dalam mobil itu. Baik untuk evakuasi, kemudian ada kamera, life detector yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan korban dengan menangkap suara detak jantung atau tanda-tanda kehidupan lainnya,” jelasnya.

Mobil HRD juga dilengkapi dengan shot camera untuk menjangkau lokasi-lokasi yang sulit diakses.

Dengan stik kamera yang bisa dimasukkan melalui celah reruntuhan, tim dapat memvisualisasikan dan mendeteksi keberadaan korban yang mungkin masih hidup.

Peralatan penyangga juga disiapkan untuk menahan reruntuhan dan memudahkan evakuasi korban yang terjepit.

“Dengan alat-alat tersebut, terbukti membantu dalam penemuan korban seperti santri bernama Yusuf dan Haikal,” imbuh Laksita.

Selain peralatan, DPKP Surabaya juga mengirimkan dua regu personel ke lokasi. Tim dan peralatan tersebut telah berada di lokasi sejak laporan kejadian diterima dan terus melakukan proses evakuasi hingga saat ini.

“Alat dan tim masih berada di lokasi untuk melakukan proses evakuasi, karena masih ada beberapa santri yang terjebak dalam reruntuhan,” tegasnya.

Laksita Rini juga menyebutkan bahwa 28 santri atau korban di pondok pesantren tersebut merupakan warga Surabaya.

“Infonya kalau dari Surabaya itu ada sekitar 28 orang. Kami terus berkoordinasi dengan tim di lapangan, baik dari provinsi maupun Basarnas untuk memberikan bantuan semaksimal mungkin,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Surabaya, Irvan Widyanto, menyatakan bahwa pihaknya juga menerjunkan tim dalam musibah ini.

BPBD Surabaya mengirimkan satu pleton tim rescue untuk melakukan penyelamatan korban yang tertimpa bangunan runtuh di Ponpes Al-Khoziny.

“Betul, kami kirim satu pleton tim rescue dan peralatan rescue. Peralatan tersebut diantaranya ada helm safety, alat pemotong besi, mesin penyangga hidrolis, lampu, dan jack hammer,” tuturnya.

Sementara itu hingga Selasa sore sebanyak 38 santri masih terjebak direruntuhan bangunan yang ambruk. Sedangkan 102 santri sudah berhasil dievakuasi. Tiga santri dikabarkan meninggal dunia hingga saat ini. (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/