25 September 2025, 0:12 AM WIB

Potret Dapur MBG di Surabaya: Produksi 4000 Porsi Makanan Bergizi Setiap Hari di Tengah Badai Makanan Tak Layak Konsumsi

METROTODAY, SURABAYA – Di tengah kekhawatiran masyarakat akan isu keracunan dan makanan tak layak konsumsi, sebuah kisah inspiratif datang dari Dapur Nikmat Barokah di Surabaya.

Dapur ini merupakan mitra utama Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto.

Dengan produksi mencapai hampir 4000 porsi makanan bergizi setiap hari, Dapur Nikmat Barokah tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan ribuan anak sekolah, tetapi juga menetapkan standar kebersihan dan kualitas bahan baku yang tinggi.

Kondisi dapur MBG di Rungkut Surabaya yang setiap hari memproduksi 4000 makanan untuk siswa. (Foto: istimewa)

Hal ini dilakukan demi memastikan setiap hidangan yang tersaji aman dan menyehatkan bagi para pelajar.

Pemilik Dapur Nikmat Barokah, Yayuk Eko Agustin, menegaskan bahwa pihaknya tidak memberikan toleransi terhadap penggunaan bahan makanan berkualitas rendah untuk program MBG.

“Kami menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) di atas standar. Seluruh karyawan wajib mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap saat bekerja,” ujarnya, Rabu (24/9).

Selain itu, dapur tersebut juga menyiapkan fasilitas pendukung yang memadai. “Seperti persiapan kompor di dapur MBG biasanya hanya 7 tungku, tetapi di dapur kami menyiapkan sekitar 14 tungku. Fasilitas seperti AC di hampir setiap ruangan juga memastikan kenyamanan kerja tim, yang pada gilirannya berdampak pada kualitas makanan,” jelas Yayuk.

Prioritas utama Dapur Nikmat Barokah adalah kualitas bahan baku dan kesegaran makanan. Pihaknya bekerja sama dengan sekolah-sekolah untuk menyesuaikan jadwal pengiriman, sehingga masakan selalu baru atau fresh from the oven saat dikonsumsi oleh para pelajar.

“Setiap hari, kami memproduksi sekitar 3960 porsi makanan untuk didistribusikan ke 9 sekolah di kawasan timur Kota Surabaya. Program ini juga menjangkau ibu hamil dan ibu menyusui di kawasan tersebut,” tutur Yayuk.

Dalam menjaga kualitas dan kebersihan makanan patut diapresiasi. Di tengah isu keracunan makanan yang kerap mencuat, dapur ini menjadi contoh bagaimana program MBG dapat dijalankan dengan baik dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Di tengah kekhawatiran masyarakat akan isu keracunan dan makanan tak layak konsumsi, sebuah kisah inspiratif datang dari Dapur Nikmat Barokah di Surabaya.

Dapur ini merupakan mitra utama Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto.

Dengan produksi mencapai hampir 4000 porsi makanan bergizi setiap hari, Dapur Nikmat Barokah tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan ribuan anak sekolah, tetapi juga menetapkan standar kebersihan dan kualitas bahan baku yang tinggi.

Kondisi dapur MBG di Rungkut Surabaya yang setiap hari memproduksi 4000 makanan untuk siswa. (Foto: istimewa)

Hal ini dilakukan demi memastikan setiap hidangan yang tersaji aman dan menyehatkan bagi para pelajar.

Pemilik Dapur Nikmat Barokah, Yayuk Eko Agustin, menegaskan bahwa pihaknya tidak memberikan toleransi terhadap penggunaan bahan makanan berkualitas rendah untuk program MBG.

“Kami menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) di atas standar. Seluruh karyawan wajib mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap saat bekerja,” ujarnya, Rabu (24/9).

Selain itu, dapur tersebut juga menyiapkan fasilitas pendukung yang memadai. “Seperti persiapan kompor di dapur MBG biasanya hanya 7 tungku, tetapi di dapur kami menyiapkan sekitar 14 tungku. Fasilitas seperti AC di hampir setiap ruangan juga memastikan kenyamanan kerja tim, yang pada gilirannya berdampak pada kualitas makanan,” jelas Yayuk.

Prioritas utama Dapur Nikmat Barokah adalah kualitas bahan baku dan kesegaran makanan. Pihaknya bekerja sama dengan sekolah-sekolah untuk menyesuaikan jadwal pengiriman, sehingga masakan selalu baru atau fresh from the oven saat dikonsumsi oleh para pelajar.

“Setiap hari, kami memproduksi sekitar 3960 porsi makanan untuk didistribusikan ke 9 sekolah di kawasan timur Kota Surabaya. Program ini juga menjangkau ibu hamil dan ibu menyusui di kawasan tersebut,” tutur Yayuk.

Dalam menjaga kualitas dan kebersihan makanan patut diapresiasi. Di tengah isu keracunan makanan yang kerap mencuat, dapur ini menjadi contoh bagaimana program MBG dapat dijalankan dengan baik dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat. (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/