METROTODAY, SURABAYA – Tradisi Mauludan atau peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan warisan budaya Islam yang masih terjaga di Surabaya.
Bagi warga pesisir kampung nelayan, Nambangan Bulak, Kedung Cowek, Surabaya, Mauludan sangat spesial karena mereka melakukan tradisi bagi-bagi uang dengan cara melemparkan ke kerumunan warga, Jumat (5/9).
Uang yang dibagikan mulai dari pecahan Rp500 hingga Rp2 ribu. Tak hanya sekali, namun beberapa kali uang tersebut diperebutkan hingga membuat anak-anak hingga dewasa menunggu, bahkan ada yang membagikan uang dari atas balkon rumah.
Salah satu warga, Agung, mengaku senang dengan tradisi tahunan ini. Bahkan sudah menunggu sejak siang untuk bisa ikut rebutan uang.
“Senang kan ini kita dapat barokahnya orang yang memberi. Apalagi ini peringatan Maulid Nabi Muhammad yang sudah menjadi peringatan dan tradisi bersama merayakan,” ujar Agung.
Agung terlihat berebut uang recehan Rp 500 bersama dengan warga lainnya. Tak canggung meskipun dia sudah paruh baya harus rela berebut dengan anak-anak. “Lumayan dapat Rp4.500. Uangnya buat beli es teh,” ungkapnya.
Keceriaan juga terlihat dari wajah Damayanti. Dia terlihat ikut berebut uang yang dibagikan oleh warga lainnya.
Meski demikian, Damayanti mengaku ingin berbagi seperti orang-orang saat perayaan Maulid Nabi tahun depan.
“Ya mungkin tahun depan bisa bagi-bagi. Karena selama ini belum pernah bagi-bagi uang saat perayaan Maulid Nabi,” ungkap Damayanti.
Selain berbagi uang, mereka juga melakukan kirab atau pawai keliling dari wilayah Nambangan sampai ke depan Sentra Ikan Bulak (SIB) hingga putar balik lagi ke Cumpat. Mereka mengenakan baju ala timur tengah.
Menurut Pembina IPNU IPPNU Ranting Nambangan Cumpat, Surabaya, Muhammad Alaik, acara peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW menjadi agenda rutinan warga Nambangan, Cumpat, Surabaya.
Acara ini bertujuan untuk menyatukan warga dan mencintai Nabi Muhammad SAW. Sehingga kegembiraan peringatan hari lahir Nabi Muhammad lebih meriah.
“Tahun ini semangat warga semakin bertambah. Ada umbul-umbul yang dipasang di sekitar jalan juga semakin banyak,” ujar Alaik.
Alaik menambahkan, makna dari berebut uang menurutnya tradisi yang tak bisa dipisahkan dari tahun ke tahun oleh warga Nambangan.
Warga pun rela untuk mengeluarkan uang untuk berbagai. Oleh karena itu, dia berharap tradisi tersebut bisa diteruskan hingga anak cucu warga Nambangan ke depannya.
“Harapannya anak-anak bisa mengerti dan memahami tentang tradisi perayaan kelahiran nabi Muhammad dan menjaga tradisi warga Nambangan,” harapnya.
Tak hanya itu, malam harinya warga Nambangan juga kembali memeriahkan Maulid Nabi dengan membagikan barang rumah tangga seperti sapu, hingga gantungan baju. (ahm)