METROTODAY, SURABAYA – Aksi solidaritas untuk Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online (ojol) yang menjadi korban terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob, telah digelar serentak di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Surabaya pada Jumat (29/8) hingga Sabtu (30/8).
Aksi ini diwarnai dengan situasi yang memanas di Surabaya, di mana massa dari berbagai elemen, mulai dari masyarakat, mahasiswa, pengemudi ojol, hingga pelajar, turut serta.
Beberapa peserta aksi dilaporkan ditangkap, termasuk seorang mahasiswa Universitas Airlangga (Unair).
Direktur Kemahasiswaan Unair, Prof. Hadi Subhan, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan advokasi untuk membebaskan mahasiswanya yang sempat ditangkap.
“Massa aksi yang ditangkap kemarin ada satu mahasiswa Unair, kami lakukan advokasi, sudah dibebaskan cuma satu hari. Alhamdulillah, di luar satu putaran selanjutnya (Sabtu, Red) tidak ada korban yang cukup serius,” ujar Prof. Hadi usai memberikan pernyataan sikap Unair di depan Rektorat Kampus C pada Rabu (3/9).
Prof. Hadi juga menambahkan bahwa pihak universitas terus memantau perkembangan aksi, termasuk partisipasi mahasiswa dalam demonstrasi. “Kita terus memantau aksi kemarin,” tuturnya.
Meskipun demikian, Unair tetap memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk berserikat dan berpendapat, dengan catatan harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
“Kita memberikan ruang gerak bebas mahasiswa untuk berserikat dan berpendapat, tapi harus sesuai peraturan perundang-undangan,” tegasnya.
Sebelumnya, Polda Jatim merinci sebanyak 580 orang terkait demo yang berujung ricuh telah diamankan. Dari jumlah tersebut, 288 orang diamankan oleh Polrestabes Surabaya, dengan rincian 22 orang diproses hukum dan 266 orang dipulangkan.
Kerugian akibat tindakan anarkisme massa yang merusak dan membakar fasilitas umum serta gedung Grahadi hingga Mapolsek Tegalsari Surabaya ditaksir mencapai Rp 124 miliar. (ahm)