2 September 2025, 1:30 AM WIB

Antisipasi KLB Campak, Pemkot Surabaya Gencarkan Imunisasi dan Pencegahan

METROTODAY, SURABAYA – Surabaya mengambil langkah cepat untuk mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dengan menerbitkan Surat Edaran (SE) dan fokus pada peningkatan imunisasi anak.

Langkah ini diambil menyusul penetapan status KLB di Kabupaten Sumenep, Madura, mengingat tingginya mobilitas penduduk antara kedua wilayah.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina, menjelaskan bahwa SE tersebut menjadi panduan bagi masyarakat untuk memutus rantai penularan campak.

“Fokus utama kami adalah kejar imunisasi, yaitu mencari anak-anak yang status imunisasinya belum lengkap dan melengkapi dosisnya,” ujarnya, Senin (1/9).

Nanik menambahkan, tantangan penanganan campak di Surabaya adalah tingginya mobilitas penduduk dan adanya sebagian kecil masyarakat yang masih enggan membawa anaknya untuk imunisasi.

“Kadang-kadang kita harus mendatangi mereka satu per satu, mencari dari rumah ke rumah karena masih ada yang percaya beberapa stigma,” katanya.

Meskipun demikian, capaian imunisasi di Surabaya melampaui target pemerintah pusat.

Data menunjukkan capaian imunisasi Campak-Rubella (MR) dosis satu mencapai 60,1 persen, dosis dua mencapai 60,7 persen, dan dosis ketiga mencapai 76,71 persen, semuanya melebihi target 58 persen.

“Target dari pusat itu 95 persen per antigen, dan kita sudah melebihi itu,” tegasnya.

Dalam SE tersebut juga dijelaskan gejala campak, yaitu demam tinggi, batuk, pilek, mata merah, dan ruam kemerahan yang menyebar ke seluruh tubuh. Virus campak sangat mudah menular melalui udara dan kontak langsung.

Selain imunisasi, pencegahan juga dilakukan dengan tindakan pengendalian seperti memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan jika mengalami gejala, isolasi mandiri selama minimal 7 hari sejak timbulnya ruam, dan pemberian Vitamin A.

“Kami juga mengimbau kepada warga Kota Surabaya untuk tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan memakai masker bila sedang sakit, menutup mulut/hidung saat batuk/bersin, rajin mencuci tangan, dan menjaga kebersihan lingkungan,” imbaunya.

Nanik juga berpesan kepada orang tua untuk memastikan anak mendapat imunisasi Campak-Rubela (MR) sesuai jadwal.

“Imunisasi Campak-Rubela (MR) dapat diperoleh di Puskesmas, Posyandu, Klinik, maupun Rumah Sakit, baik milik pemerintah maupun swasta,” pungkasnya. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Surabaya mengambil langkah cepat untuk mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dengan menerbitkan Surat Edaran (SE) dan fokus pada peningkatan imunisasi anak.

Langkah ini diambil menyusul penetapan status KLB di Kabupaten Sumenep, Madura, mengingat tingginya mobilitas penduduk antara kedua wilayah.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina, menjelaskan bahwa SE tersebut menjadi panduan bagi masyarakat untuk memutus rantai penularan campak.

“Fokus utama kami adalah kejar imunisasi, yaitu mencari anak-anak yang status imunisasinya belum lengkap dan melengkapi dosisnya,” ujarnya, Senin (1/9).

Nanik menambahkan, tantangan penanganan campak di Surabaya adalah tingginya mobilitas penduduk dan adanya sebagian kecil masyarakat yang masih enggan membawa anaknya untuk imunisasi.

“Kadang-kadang kita harus mendatangi mereka satu per satu, mencari dari rumah ke rumah karena masih ada yang percaya beberapa stigma,” katanya.

Meskipun demikian, capaian imunisasi di Surabaya melampaui target pemerintah pusat.

Data menunjukkan capaian imunisasi Campak-Rubella (MR) dosis satu mencapai 60,1 persen, dosis dua mencapai 60,7 persen, dan dosis ketiga mencapai 76,71 persen, semuanya melebihi target 58 persen.

“Target dari pusat itu 95 persen per antigen, dan kita sudah melebihi itu,” tegasnya.

Dalam SE tersebut juga dijelaskan gejala campak, yaitu demam tinggi, batuk, pilek, mata merah, dan ruam kemerahan yang menyebar ke seluruh tubuh. Virus campak sangat mudah menular melalui udara dan kontak langsung.

Selain imunisasi, pencegahan juga dilakukan dengan tindakan pengendalian seperti memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan jika mengalami gejala, isolasi mandiri selama minimal 7 hari sejak timbulnya ruam, dan pemberian Vitamin A.

“Kami juga mengimbau kepada warga Kota Surabaya untuk tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan memakai masker bila sedang sakit, menutup mulut/hidung saat batuk/bersin, rajin mencuci tangan, dan menjaga kebersihan lingkungan,” imbaunya.

Nanik juga berpesan kepada orang tua untuk memastikan anak mendapat imunisasi Campak-Rubela (MR) sesuai jadwal.

“Imunisasi Campak-Rubela (MR) dapat diperoleh di Puskesmas, Posyandu, Klinik, maupun Rumah Sakit, baik milik pemerintah maupun swasta,” pungkasnya. (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/