21 August 2025, 10:00 AM WIB

Wujudkan Sedekah Oksigen, Unair dan Pemprov Jatim Kolaborasi Tanam Mangrove di Probolinggo 

METROTODAY, PROBOLINGGO – Universitas Airlangga (Unair) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur turut serta dalam Festival Mangrove ke-VII Tahun 2025 yang digelar di Pantai Tambak Bahak, Desa Curah Dringu, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, Selasa (19/8).

Festival yang menjadi ajang kampanye mitigasi perubahan iklim ini telah berlangsung sejak tahun 2022 dan melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, swasta, perguruan tinggi, hingga komunitas. Tahun ini, Probolinggo dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan.

Dalam kegiatan tersebut, hadir jajaran pejabat pemerintahan seperti Kepala Dinas Kehutanan Jatim, Sekretaris Ditjen PDARSH KLH RI, dan Bupati Probolinggo.

Unair melibatkan civitas academica dari berbagai fakultas, seperti Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Vokasi, SDGs Center, serta Ikatan Alumni (IKA).

Mereka berpartisipasi dalam penanaman mangrove, pelepasliaran burung air dan kepiting, serta penyediaan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat.

Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Unair, Prof. Mochammad Amin Alamsjah, menekankan pentingnya kegiatan ini dalam meningkatkan green belt di setiap pantai.

“Kita tahu kondisi pencemaran yang ada di ekosistem perairan perlu kita perhatikan. Kontribusi mangrove sangat menentukan apakah green belt yang kita miliki itu baik atau tidak,” ujarnya, Rabu (20/8).

Prof. Amin juga menjelaskan alasan pemilihan Probolinggo sebagai lokasi festival. “Probolinggo ini adalah kawasan tengah yang memungkinkan kita untuk menyebarluaskan ide dasar keberadaan mangrove untuk green belt,” katanya.

Lebih lanjut, Prof. Amin berharap kegiatan ini dapat menjadi momentum bagi UNAIR untuk meningkatkan capaian Sustainable Development Goals (SDGs) baik di Indonesia maupun dunia.

“Yang pasti kita berharap munculnya kesadaran dan atensi masyarakat bahwa kita perlu memperhatikan pemberdayaan sumber daya perairan, yaitu mangrove. Ini bisa menjaga ekosistem air laut secara keseluruhan, baik sebagai tempat untuk plasma nutfah maupun untuk pencegahan abrasi,” harapnya.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dalam sambutannya mengajak seluruh peserta untuk menanamkan prinsip bahwa menanam mangrove adalah bentuk sedekah oksigen.

“Kehadiran mangrove bisa dijadikan habitat ikan. Nelayan juga tidak harus jauh-jauh untuk mencari ikan. Semoga dengan begitu, masyarakat sekitar bisa hidup sejahtera dan bahagia,” ucapnya.

Ia juga menambahkan bahwa upaya penanaman mangrove ini adalah bentuk komitmen untuk mencintai alam sekitar.

Keterlibatan Unair dalam Festival Mangrove ke-VII ini merupakan wujud komitmen terhadap capaian SDGs, khususnya SDG ke-6 (Air bersih dan sanitasi), SDG ke-14 (Kehidupan di bawah air), SDG ke-15 (Kehidupan di darat), dan SDG ke-17 (Kemitraan untuk mencapai tujuan). (ahm)

METROTODAY, PROBOLINGGO – Universitas Airlangga (Unair) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur turut serta dalam Festival Mangrove ke-VII Tahun 2025 yang digelar di Pantai Tambak Bahak, Desa Curah Dringu, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, Selasa (19/8).

Festival yang menjadi ajang kampanye mitigasi perubahan iklim ini telah berlangsung sejak tahun 2022 dan melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, swasta, perguruan tinggi, hingga komunitas. Tahun ini, Probolinggo dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan.

Dalam kegiatan tersebut, hadir jajaran pejabat pemerintahan seperti Kepala Dinas Kehutanan Jatim, Sekretaris Ditjen PDARSH KLH RI, dan Bupati Probolinggo.

Unair melibatkan civitas academica dari berbagai fakultas, seperti Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Vokasi, SDGs Center, serta Ikatan Alumni (IKA).

Mereka berpartisipasi dalam penanaman mangrove, pelepasliaran burung air dan kepiting, serta penyediaan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat.

Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Unair, Prof. Mochammad Amin Alamsjah, menekankan pentingnya kegiatan ini dalam meningkatkan green belt di setiap pantai.

“Kita tahu kondisi pencemaran yang ada di ekosistem perairan perlu kita perhatikan. Kontribusi mangrove sangat menentukan apakah green belt yang kita miliki itu baik atau tidak,” ujarnya, Rabu (20/8).

Prof. Amin juga menjelaskan alasan pemilihan Probolinggo sebagai lokasi festival. “Probolinggo ini adalah kawasan tengah yang memungkinkan kita untuk menyebarluaskan ide dasar keberadaan mangrove untuk green belt,” katanya.

Lebih lanjut, Prof. Amin berharap kegiatan ini dapat menjadi momentum bagi UNAIR untuk meningkatkan capaian Sustainable Development Goals (SDGs) baik di Indonesia maupun dunia.

“Yang pasti kita berharap munculnya kesadaran dan atensi masyarakat bahwa kita perlu memperhatikan pemberdayaan sumber daya perairan, yaitu mangrove. Ini bisa menjaga ekosistem air laut secara keseluruhan, baik sebagai tempat untuk plasma nutfah maupun untuk pencegahan abrasi,” harapnya.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dalam sambutannya mengajak seluruh peserta untuk menanamkan prinsip bahwa menanam mangrove adalah bentuk sedekah oksigen.

“Kehadiran mangrove bisa dijadikan habitat ikan. Nelayan juga tidak harus jauh-jauh untuk mencari ikan. Semoga dengan begitu, masyarakat sekitar bisa hidup sejahtera dan bahagia,” ucapnya.

Ia juga menambahkan bahwa upaya penanaman mangrove ini adalah bentuk komitmen untuk mencintai alam sekitar.

Keterlibatan Unair dalam Festival Mangrove ke-VII ini merupakan wujud komitmen terhadap capaian SDGs, khususnya SDG ke-6 (Air bersih dan sanitasi), SDG ke-14 (Kehidupan di bawah air), SDG ke-15 (Kehidupan di darat), dan SDG ke-17 (Kemitraan untuk mencapai tujuan). (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/