21 August 2025, 9:38 AM WIB

Surabaya dan Sejumlah Wilayah di Jatim Masih Diguyur Hujan Lokal di Puncak Kemarau, Ini Penjelasan BMKG!

METROTODAY, SURABAYA – Surabaya masih mengalami hujan lokal meski tengah berada di puncak musim kemarau. Fenomena ini terjadi pada sore dan malam hari di beberapa wilayah Kota Pahlawan.

Koordinator Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Ady Hermanto, menjelaskan bahwa hujan masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah Surabaya dan Jawa Timur, meskipun sifatnya lokal dan tidak merata.

“Saat musim panas, hujan masih ada secara lokal di beberapa wilayah karena pengaruh dari suhu muka laut. Hujan tidak merata,” ujar Ady, Rabu (20/8).

Ady menambahkan bahwa hujan biasanya terjadi pada siang dan sore menjelang malam.

Kondisi ini dipengaruhi oleh awan cumulonimbus (CB) yang berpotensi menghasilkan petir dan angin kencang.

“Jadi, saat hujan di musim kemarau ini, banyak potensi terbentuknya awan CB,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ady menjelaskan bahwa Surabaya saat ini memasuki puncak musim kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga Oktober. Suhu di Surabaya berkisar antara 31-34 derajat Celcius.

Ady juga menyoroti minimnya tutupan awan selama musim kemarau yang menyebabkan sinar matahari langsung terpapar ke permukaan bumi.

“Saat musim kemarau, tutupan awan tidak ada sama sekali sehingga sinar matahari tidak ada yang menghalangi dan langsung dirasakan,” pungkasnya. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Surabaya masih mengalami hujan lokal meski tengah berada di puncak musim kemarau. Fenomena ini terjadi pada sore dan malam hari di beberapa wilayah Kota Pahlawan.

Koordinator Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Ady Hermanto, menjelaskan bahwa hujan masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah Surabaya dan Jawa Timur, meskipun sifatnya lokal dan tidak merata.

“Saat musim panas, hujan masih ada secara lokal di beberapa wilayah karena pengaruh dari suhu muka laut. Hujan tidak merata,” ujar Ady, Rabu (20/8).

Ady menambahkan bahwa hujan biasanya terjadi pada siang dan sore menjelang malam.

Kondisi ini dipengaruhi oleh awan cumulonimbus (CB) yang berpotensi menghasilkan petir dan angin kencang.

“Jadi, saat hujan di musim kemarau ini, banyak potensi terbentuknya awan CB,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ady menjelaskan bahwa Surabaya saat ini memasuki puncak musim kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga Oktober. Suhu di Surabaya berkisar antara 31-34 derajat Celcius.

Ady juga menyoroti minimnya tutupan awan selama musim kemarau yang menyebabkan sinar matahari langsung terpapar ke permukaan bumi.

“Saat musim kemarau, tutupan awan tidak ada sama sekali sehingga sinar matahari tidak ada yang menghalangi dan langsung dirasakan,” pungkasnya. (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/