Mahasiswa baru Unair saat PPKMB 2025 menggunakan sistem face recognition untuk absensi. (Foto: Dok. Istimewa)
METROTODAY, SURABAYA – Universitas Airlangga (Unair) Surabaya kembali menjadi pelopor inovasi dalam dunia pendidikan tinggi.
Mengawali tahun akademik 2025/2026, Unair menerapkan sistem absensi berbasis face recognition dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).
Inovasi ini bertujuan untuk mencegah kecurangan absensi, seperti titip absen dan praktik perjokian, yang kerap terjadi dalam kegiatan kampus.
Rektor Unair, Prof. Muhammad Madyan, menegaskan bahwa penerapan teknologi ini adalah bagian dari komitmen kampus terhadap integritas dan efisiensi sistem akademik.
“Pemanfaatan teknologi face recognition bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga komitmen Unair terhadap integritas dan transparansi dalam penyelenggaraan kegiatan akademik,” ujar Prof. Madyan, Jumat (1/8).
Sistem pengenalan wajah ini terpasang di seluruh titik masuk kegiatan PKKMB, seperti di Airlangga Convention Center, Plaza Airlangga, dan berbagai gedung fakultas.
Begitu wajah mahasiswa baru terdeteksi, sistem langsung mencatat kehadiran tanpa perlu tanda tangan atau QR code.
Inovasi ini tidak hanya digunakan saat PKKMB, tapi juga akan diberlakukan dalam absensi perkuliahan harian di tahun akademik berjalan.
Penerapan ini merupakan lanjutan dari sistem registrasi biometrik yang sebelumnya hanya berbasis sidik jari dan data geometrik.
Respons mahasiswa baru terhadap sistem ini sangat positif. Reyhan Rajendra, salah satu mahasiswa baru, menyebut penggunaan face recognition sebagai langkah maju yang memudahkan proses administrasi.
“Kita tinggal datang, scan wajah, dan langsung tercatat hadir. Sangat cepat, dan jelas mencegah kecurangan,” kata Reyhan.
Fajar, mahasiswa baru lainnya, juga mengapresiasi sistem tersebut. “Tinggal scan muka dan absensi langsung muncul. Praktis banget dan gak bisa dititipin. Inovasi seperti ini memang diperlukan,” ujarnya.
Pada tahun akademik 2025/2026 ini, Unair resmi menerima 9.347 mahasiswa baru, yang terdiri dari 604 mahasiswa D3, 1.664 mahasiswa D4/DVM, dan 7.079 mahasiswa S1 dari 63 program studi. Dengan jumlah sebesar itu, sistem digital berbasis pengenalan wajah diyakini akan membantu kelancaran operasional dan administrasi kampus.
Dengan penerapan face recognition, Unair menandai era baru dalam sistem kehadiran dan tata kelola akademik yang lebih akurat, aman, dan bebas manipulasi. Tak ada lagi alasan untuk titip absen karena sekarang semua harus hadir secara nyata, dan terekam secara digital. (ahm)
Tiga stand warung semi permanen di Jalan Pawiyatan, Surabaya tepatnya belakang Aspol, terbakar, Sabtu (13/12)…
DALAM sebuah momen yang berlangsung sederhana namun sarat makna, di ruang yang hangat dan penuh kekeluargaan,…
Raperda tentang hunian yang layak, yang mencakup kebijakan perencanaan, pengelolaan, tata ruang, dan keberlanjutan hunian…
PWI Pusat menerbitkan tiga Surat Edaran (SE) untuk seluruh anggota se-Indonesia, yakni SE tentang Rangkap…
Masyarakat dihebohkan dengan video viral aksi pencopetan di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, beberapa waktu lalu.…
Tim gabungan Universitas Airlangga (Unair) yang terdiri dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Keperawatan,…
This website uses cookies.